Jokowi Minta Vaksinasi Booster Dimulai Januari 2022

Jokowi juga minta vaksinasi anak-anak segera dilaksanakan

Jakarta, IDN Times - Presiden Joko "Jokowi" Widodo meminta agar vaksinasi booster terus dipersiapkan, sehingga pada Januari mendatang dapat dilaksanakan. Pelaksanaan vaksinasi booster tersebut akan diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan.

“Jadi kami sedang akan memfinalkan terkait dengan vaksin berbasis PBI dan juga vaksin non-PBI,” ucap Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto dalam keterangan persnya di Kantor Presiden, Jakarta Pusat, Senin (6/12/2021).

Baca Juga: Ini Bocoran Harga Vaksin COVID Berbagai Merek untuk Booster Mulai 2022

1. Jokowi minta vaksinasi untuk anak-anak usia 6-11 tahun segera dilakukan

Jokowi Minta Vaksinasi Booster Dimulai Januari 2022ilustrasi vaksin COVID-19 (IDN Times/Aditya Pratama)

Selain itu, Jokowi juga meminta vaksinasi untuk anak-anak usia 6-11 tahun segera dilakukan. 

"Vaksin anak-anak supaya segera dimulai, yang usia 6-11," kata Airlangga usai rapat terbatas bersama Jokowi terkait evaluasi PPKM.

2. Berbagai kegiatan Nataru dibatasi maksimal 50 orang

Jokowi Minta Vaksinasi Booster Dimulai Januari 2022Menko Perekonomian Airlangga Hartarto memberikan keterangan pers di Kantor Presiden pada Senin (11/1/2021) (Youtube.com/Sekretariat Presiden)

Terkait dengan persiapan jelang libur Natal dan Tahun Baru (Nataru), Jokowi meminta agar berbagai kegiatan diikuti maksimal 50 orang. Kebijakan pembatasan kegiatan saat Nataru akan disesuaikan dengan imbauan dari WHO dan dituangkan dalam Instruksi Menteri Dalam Negeri.

“Namun kegiatan-kegiatannya akan dirinci. Jadi kegiatan di mal, restoran maksimal 75 persen dan di berbagai kegiatan 75 persen. Namun ada pembatasan jumlahnya yang dimaksimalkan menjadi 50 orang, dan yang traveling itu mereka yang sudah divaksin,” tutur dia.

3. Airlangga sebut 45 negara sudah terkena varian Omicron

Jokowi Minta Vaksinasi Booster Dimulai Januari 2022Ilustrasi virus corona (IDN Times/Aditya Pratama)

Airlangga menuturkan, meski saat ini terdapat 45 negara yang sudah melaporkan kasus COVID-19 Omicron, namun memang belum ada lagi daftar negara yang dibatasi untuk masuk Indonesia.

“Angka-angkanya yang tertinggi di atas 100-an itu di Afrika Selatan dan Inggris. Yang lain relatif di bawah itu. Zimbabwe tinggi 50, Amerika juga di atas 38. Namun yang lain relatif lebih rendah, dan negara-negara tersebut masih memonitor dan melakukan penelitian mengenai efikasi vaksin terhadap varian tersebut,” jelas Airlangga.

Baca Juga: Jokowi: Penularan Omicron 5 Kali Lebih Cepat dari Delta

Topik:

  • Sunariyah

Berita Terkini Lainnya