Jokowi: Tolok Ukur Pendidikan Indonesia Harus Seperti Negara Lain

#NormalBaru dan #HidupBersamaCorona

Jakarta, IDN Times - Presiden Joko "Jokowi" Widodo mengatakan pola pendidikan di dunia telah berubah akibat adanya pandemik virus corona atau COVID-19. Karena itu, ia meminta agar pola pendidikan di Indonesia juga berubah, mengikuti negara-negara lain yang sudah berhasil beradaptasi dengan baik.

Jokowi mengatakan Indonesia harus mengantisipasi perubahan budaya selama masa pandemik. Hal itu ia sampaikan dalam rapat terbatas membahas Peta Jalan Pendidikan Tahun 2020-2035.

1. Jokowi mengatakan cara bekerja di masa depan akan berubah

Jokowi: Tolok Ukur Pendidikan Indonesia Harus Seperti Negara LainDok. Biro Pers Kepresidenan

Jokowi menuturkan, cara bekerja di masa depan diprediksi akan berbeda. Oleh karena itu, pembentukan sumber daya manusia (SDM) harus dibentuk sejak sekarang.

"Pembentukan SDM yang unggul di masa depan tidak bisa lagi berdasarkan ilmu yang dibentuk berdasarkan masa lalu, tapi masa depan," ujar Jokowi dalam rapat terbatas yang disiarkan langsung di saluran YouTube Sekretariat Presiden, Kamis (4/6).

Baca Juga: KPAI: 66 Persen Orangtua Tolak Masuk Sekolah Juli, Siswa Justru Setuju

2. Jokowi minta Indonesia meniru sistem pendidikan di Australia hingga Korea Selatan

Jokowi: Tolok Ukur Pendidikan Indonesia Harus Seperti Negara LainDok. Biro Pers Kepresidenan

Mantan Gubernur DKI Jakarta itu juga mengingatkan agar negara-negara yang berhasil mengadaptasi sistem pendidikan untuk masa depan sebagai tolak ukur pendidikan di Indonesia. Seperti sistem pendidikan di Australia.

"Seperti di Australia untuk PAUD, Finlandia untuk pendidikan dasar dan menengah, di Jerman untuk pendidikan vokasi, di Korea untuk pendidikan tinggi," ujar Jokowi.

3. Jokowi sebut Indonesia harus siap dengan perubahan akibat pandemik COVID-19

Jokowi: Tolok Ukur Pendidikan Indonesia Harus Seperti Negara LainDok. Biro Pers Kepresidenan

Menurut Jokowi, karena adanya pandemik COVID-19, negara harus mengantisipaai perubahan-perubahan besar yang terjadi di dunia. Mulai dari disrupsi teknologi yang berdampak pada semua sektor, seperti penerapan otomatisasi, Artificial Intelligence (AI), big data, dan Internet of Things (IoT).

"Yang kita juga harus antisipasi perubahan demografi, profil sosioekonomi dari populasi, termasuk perubahan dalam pasar tenaga kerja yang lebih fleksibel, perubahan lingkungan, hingga perubahan struktural yang sangat cepat, akibat pandemik COVID-19 yang kita alami sekarang ini," tutur presiden.

Perubahan struktural yang dimaksud Jokowi, antara lain pembelajaran jarak jauh, percepatan digitalisasi, maupun less contact economy.

"Banyak negara di dunia sudah mulai mengadaptasi sistem pendidikan mereka, baik itu pendidikan prasekolah, pendidikan dasar, menengah, vokasi, dan perguruan tinggi, untuk memenuhi kebutuhan perubahan besar yang ada," kata kepala negara.

4. Pemerintah sedang menyiapkan skenario era normal baru

Jokowi: Tolok Ukur Pendidikan Indonesia Harus Seperti Negara LainDok. Biro Pers Kepresidenan

Presiden Joko "Jokowi" Widodo mengatakan pemerintah akan segera memulai skenario new normal atau normal baru. Namun, penerapan penormalan baru itu tidak dilakukan secara serentak, melainkan akan dimulai dari wilayah-wilayah yang dianggap sudah aman atau penyebaran virus corona semakin turun.

"Kita mulai untuk tatanan baru ini, kita coba di beberapa provinsi, kabupaten dan kota yang memiliki R0 di bawah satu, dan juga pada sektor-sektor tertentu yang kita lihat di lapangan bisa melakukan, mengikuti tatanan normal baru yang ingin kita kerjakan," kata Jokowi dalam rapat terbatas yang disiarkan langsung di channel YouTube Sekretariat Presiden, Rabu (27/5).

Rencananya, pemerintah akan melakukan lima tahapan dalam kebijakan kenormalan baru yakni mulai dari pembukaan sektor bisnis dan industri, pasar dan mal, sekolah dan tempat kebudayaan, restoran dan tempat ibadah, hingga beroperasinya seluruh kegiatan ekonomi secara normal.

#NormalBaru merupakan tatanan kehidupan baru, di mana masyarakat harus #HidupBersamaCorona. Tatan baru ini menjadi pilihan agar aktivitas kehidupan tetap berjalan di tengah pandemik virus corona, dengan tetap menjalankan protokol kesehatan sesuai rekomendasi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), agar terhindar dari virus mematikan itu.

Protokol kesehatan tersebut seperti memakai masker di tempat keramaian, menjaga jarak di fasilitas umum, rajin mencuci tangan, mengonsumsi makanan bergizi, istirahat cukup, dan menjaga kondisi kesehatan tubuh agar tidak mudah terserang virus corona.

Baca Juga: Menko PMK: Siswa Belajar di Sekolah Kemungkinan Mulai Awal 2021

Topik:

  • Rochmanudin

Berita Terkini Lainnya