Jokowi: Uni Eropa Munculkan Isu Sawit Tak Ramah Lingkungan

Jokowi sebut itu karena perang dagang

Jakarta, IDN Times - Presiden Joko "Jokowi" Widodo memberikan sambutan di Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) PDIP di JiExpo Kemayoran, Jakarta Pusat, Jumat (10/1). Dalam sambutannya, Jokowi melaporkan perkembangan ekonomi kepada Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.

Jokowi menyebut Uni Eropa memunculkan isu bahwa sawit tak ramah lingkungan. Isu tersebut diembuskan Uni Eropa setelah mereka menolak ekspor kelapa sawit dari Indonesia.

1. Jokowi sebut sawit lebih murah dibading minyak bunga matahari di Uni Eropa

Jokowi: Uni Eropa Munculkan Isu Sawit Tak Ramah LingkunganPresiden Jokowi di Rakornas PDIP, Jumat 10 Januari 2020 (IDN Times/Teatrika Handiko Putri)

Jokowi mengingatkan agar Indonesia jangan terus-terusan mengekspor minyak kelapa sawit mentah. Ia ingin Indonesia juga mulai mengekspor barang setengah jadi atau barang jadi ke pasar internasional.

"Ini yang telah kita lakukan. Karena kalau tidak, kita selalu dimainkan pasar. Uni Eropa memunculkan isu tidak ramah lingkungan. Sebetulnya, apa sih mereka ngomong begitu, karena sawit ini bisa lebih murah dari minyak bunga matahari mereka," kata Jokowi.

2. Jokowi sebut isu sawit hanya karena perang dagang antar negara

Jokowi: Uni Eropa Munculkan Isu Sawit Tak Ramah LingkunganPresiden Jokowi di Rakornas PDIP, Jumat 10 Januari 2020 (IDN Times/Teatrika Handiko Putri)

Menurut Jokowi, isu tersebut dimunculkan lantaran permainan bisnis antar negara. Jika memang Uni Eropa menolak ekspor kelapa sawit, kata Jokowi, Indonesia bisa mengolahnya sendiri.

"Ini hanya perang bisnis antar negara, tapi dipakai alasan terus. Kamu gak beli CPO (crude palm oil) kita tidak apa-apa karena kita telah menjadikan minyak sawit kita menjadi B20 dan tahun ini B30," ucap mantan Wali Kota Solo itu.

3. Gunakan B30 akan menghemat anggaran hingga Rp110 triliun

Jokowi: Uni Eropa Munculkan Isu Sawit Tak Ramah LingkunganPresiden Jokowi di Rakornas PDIP, Jumat 10 Januari 2020 (IDN Times/Teatrika Handiko Putri)

Lebih lanjut, pria kelahiran Solo itu menyebut bahwa peralihan ke B30 akan menghemat anggaran sekitar Rp110 triliun per tahun.

"Dan nantinya kalau sampai kepada B50 yang jelas lebih Rp20 triliun. Yang riset siapa? Oleh profesor-profesor di ITB. Bukan dari negara lain," tutur Jokowi.

Baca Juga: Uni Eropa Tolak Sawit, Jokowi: Gak Apa-apa, Kita Konsumsi Sendiri

4. Jika mencapai B100, Indonesia tak perlu impor minyak

Jokowi: Uni Eropa Munculkan Isu Sawit Tak Ramah LingkunganPresiden Jokowi di Rakornas PDIP, Jumat 10 Januari 2020 (IDN Times/Teatrika Handiko Putri)

Jokowi menyampaikan bahwa riset untuk mencapai B100 butuh waktu lama. Namun, lanjut Jokowi, apabila Indonesia berhasil mencapai B100, maka tidak perlu impor minyak lagi.

"Lha kalau ini semua bisa masuk ke B100, saya tak bisa bayangkan bahwa kita sudah tidak impor minyak lagi. Semua yang kita pakai adalah biodiesel. Semuanya," kata dia.

 

Baca artikel menarik lainnya di IDN Times App, unduh di sini http://onelink.to/s2mwkb

Baca Juga: Perjuangkan Sawit, Pemerintah Bertarung Lawan Uni Eropa Akhir Januari

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya