Kirim Logistik Bencana NTT, BNPB Terbangkan 4 Helikopter

BNPB buka dapur lapangan di titik pengungsian korban bencana

Jakarta, IDN Times - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo mengatakan tim gabungan dari Kementerian Sosial, TNI, dan Polri telah membangun dapur lapangan di titik-titik pengusian korban yang terdampak bencana banjir bandang dan tanah longsor, di Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Nusa Tenggara Barat (NTB).

Dapur lapangan itu dibangun agar para korban bencana yang saat ini mengungsi bisa terpenuhi kebutuhan dan logistiknya.

"Sehingga, diharapkan tidak ada masyarakat yang tidak mendapat pasokan logistik," kata Doni dalam keterangan persnya yang disiarkan langsung di channel YouTube Sekretariat Presiden, Selasa (6/4/2021).

1. BNPB sediakan helikopter untuk pengiriman logistik

Kirim Logistik Bencana NTT, BNPB Terbangkan 4 HelikopterPekerja membongkar muat bantuan logistik dari pesawat terbang di Bandara Frans Seda, Maumere, NTT, Senin (5/4/2021). (ANTARA FOTO/Dedy)

Tak hanya itu, kata Doni, BNPB juga sudah menyiapkan sejumlah helikopter untuk membantu proses pengiriman logistik. Dia menyampaikan, pagi ini sudah ada dua unit yang tiba, dan disusul dengan dua unit lagi.

"Adapun helikopter ini akan digunakan untuk di Lembata, Larantuka, dan Adonara, serta untuk membantu mobilisasi logistik dari Kupang ke Malaka, termasuk ke Alor," jelas Doni.

Baca Juga: Bencana NTT, Jokowi Perintahkan Menteri PUPR Buka Wilayah Terisolir

2. BNPB laporkan terdapat 128 korban jiwa akibat bencana di NTT

Kirim Logistik Bencana NTT, BNPB Terbangkan 4 HelikopterWarga melintas di dekat rumah yang rusak akibat banjir bandang di Adonara Timur, Flores Timur, NTT, Senin (5/4/2021). (ANTARA FOTO/Pion Ratuloli)

Seperti diketahui, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan sebanyak 128 orang meninggal dunia akibat bencana alam berupa banjir dan tanah longsor di sejumlah wilayah di Nusa Tenggara Timur. 

"Total warga meninggal dunia berjumlah 128 warga meninggal dunia selama cuaca ekstrem berlangsung di beberapa wilayah tersebut, dengan rincian Kabupaten Lembata 67 orang, Flores Timur 49, dan Alor 12," ujar Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Raditya Jati dalam keterangan tertulis, Selasa (6/4/2021).

BNPB menyebut cuaca ekstrem dampak siklon tropis Seroja masih berpotensi terjadi di kawasan NTT dalam beberapa hari ke depan. 

Raditya mengatakan, bencana banjir bandang dan tanah longsor yang terjadi di NTT pada Minggu, sekitar pukul 01.00 WITA, juga mengakibatkan sekitar 8.000 warga mengungsi.

Berdasarkan data Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BNPB per Senin (5/4/2021), pukul 23.00 WIB, sebanyak 2.019 Kepala Keluarga (KK) atau 8.424 warga mengungsi, dan 1.083 KK atau 2.683 warga lainnya terdampak.

"Pemerintah daerah terus memutakhirkan data dari kaji cepat di lapangan. Warga yang mengungsi tersebar di lima kabupaten di wilayah Provinsi NTT," kata dia. 

Menurut data BNPB, pengungsian terbesar diidentifikasi berada di Kabupaten Sumba Timur dengan jumlah 7.212 orang atau 1.803 KK, Lembata 958 orang, Rote Ndao 672 orang atau 153 KK, Sumba Barat 284 orang atau 63 KK dan Flores Timur 256 orang.

Selain itu, siklon tropis ini juga berdampak pada 8 wilayah administrasi kabupaten dan kota. Ke-8 wilayah itu adalah Kota Kupang, Kabupaten Flores Timur, Malaka, Lembata, Ngada, Sumba Barat, Sumba Timur, Rote Ndao dan Alor.

3. Deretan kerusakan akibat bencana di NTT

Kirim Logistik Bencana NTT, BNPB Terbangkan 4 HelikopterBanjir Bandang NTT (dok. BNPB)

Tak hanya itu, bencana yang terjadi di NTT juga membuat banyak korban hilang. Berdasarkan data BNPB, total korban yang hilang mencapai 72 orang, dengan rincian Kabupaten Alor 28 orang, Flores Timur 23 orang, dan Lembata 21 orang.

Bencana cuaca ekstrem di beberapa wilayah tadi juga berdampak pada sejumlah kerugian. Adapun total kerugiannya meliputi 1.962 unit rumah terdampak, 119 unit rumah rusak berat, 118 unit rumah rusak sedang dan 34 unit rumah rusak ringan, sedangkan fasilitas umum (fasum) 14 unit rusak berat, 1 rusak ringan dan 84 unit lain terdampak.

Sementara, rincian kerusakan sektor pemukiman sebagai berikut:

Kota Kupang
- 10 unit rumah rusak sedang
- 657 unit rumah terdampak

Kabupaten Flores Timur
- 82 unit rumah rusak berat
- 34 unit rumah rusak ringan
- 97 unit rumah terdampak
- 8 unit fasum rusak berat

Kabupaten Malaka
- 1.154 unit rumah terdampak
- 65 fasum terdampak

Kabupaten Ngada
- 4 unit rumah rusak berat
- 2 unit rumah rusak sedang
- 1 fasum terdampak

Kabupaten Sumba Barat
- 54 unit rumah terdampak

Kabupaten Sumba Timur
- 7 fasum terdampak

Kabupaten Rote Ndao
- 12 unit rumah rusak berat

Kabupaten Alor
- 21 unit rumah rusak berat
- 106 unit rumah rusak sedang
- 6 fasum rusak berat
- 1 fasum rusak ringan
- 11 fasum terdampak

 

Baca Juga: [UPDATE] 128 Orang Meninggal Akibat Banjir dan Longsor di NTT

Topik:

  • Dwifantya Aquina
  • Wendy Novianto

Berita Terkini Lainnya