Lahir dari Keluarga Sederhana, Jokowi Kecil Berdagang dan Ojek Payung

Jokowi punya nama kecil Mulyono

Jakarta, IDN Times - Presiden ke-7 RI Joko "Jokowi" Widodo memiliki banyak pengalaman di bidang pemerintahan. Sebelum akhirnya menjadi orang nomor satu di Indonesia, Jokowi pernah menjabat sebagai Wali Kota Solo dan Gubernur DKI Jakarta.

Meski kariernya di pemerintahan begitu melesat, Jokowi juga pernah melalui masa-masa buruk pada kehidupannya. Kira-kira seperti apa perjalanan karier Jokowi hingga ia menjadi Presiden?

1. Jokowi sejak SD sudah berdagang

Lahir dari Keluarga Sederhana, Jokowi Kecil Berdagang dan Ojek PayungDok.IDN Times/Biro Pers Kepresidenan

Meski sukses menempuh karier di pemerintahan, Jokowi ternyata berasal dari keluarga sederhana. Bahkan, rumahnya pernah digusur hingga tiga kali ketika masih kecil.

Jokowi adalah anak dari pasangan Nono Mihardjo dan Sudjiatmi. Dia anak pertama dan putra satu-satunya dari empat bersaudara. Ia memiliki tiga adik perempuan bernama Iit Sriyantini, Ida Yati, dan Titik Relawati.

Sebelum dikenal bernama Jokowi, Joko Widodo memiliki nama kecil Mulyono. Dia mengawali pendidikan di SD Negeri 112 Tirtoyoso, yang dikenal sebagai sekolah kalangan menengah bawah.

Karena berasal dari keluarga kalangan bawah, Jokowi kecil harus mampu mencari uang sendiri untuk keperluan sekolahnya. Ia terpaksa berdagang hingga mengojek payung, demi mencari uang untuk keperluan sekolah dan uang jajan sehari-hari.

Ketika teman-temannya pergi ke sekolah menggunakan sepeda, Jokowi memilih berjalan kaki. Bahkan, pada usia 12 tahun, Jokowi sudah mulai bekerja sebagai penggergaji kayu.

Setelah lulus SD, ia kemudian melanjutkan pendidikan di SMP Negeri 1 Surakarta. Ketika lulus SMP, Jokowi sempat ingin masuk ke SMA Negeri 1 Surakarta, namun gagal, sehingga ia masuk ke SMA Negeri 6 Surakarta.

Baca Juga: Erick Thohir: Kemenangan Jokowi-Ma'ruf Amin Tanpa Kecurangan

2. Jokowi mulai mendalami tentang kayu semasa kuliah

Lahir dari Keluarga Sederhana, Jokowi Kecil Berdagang dan Ojek PayungTwitter/@KSPgoid

Jokowi melanjutkan karier pendidikannya di Universitas Gadjah Mada (UGM) dengan memilih jurusan Kehutanan. Mewarisi bakat ayahnya, ia mulai mendalami pengetahuan tentang struktur kayu, pemanfaatan, dan teknologinya.

Keseriusannya dalam bidang tersebut, berhasil membuat Jokowi menyelesaikan pendidikan dengan judul skripsi "Studi tentang Pola Konsumsi Kayu Lapis pada Pemakaian Akhir di Kodya Surakarta". Selain kuliah, ia juga tercatat aktif sebagai anggota Mapala Silvagama.

Setelah lulus kuliah pada 1985, Jokowi sempat bekerja di BUMNPT Kertas Kraft Aceh, dan ditempatkan di area Hutan Pinus Merkusii di Dataran Tinggi Gayo, Aceh Tengah. Namun, Jokowi tidak kerasan dan memutuskan menyusul istrinya, Iriana Jokowi, yang tengah hamil tujuh bulan.

3. Nama Jokowi diberikan seorang warga negara Jerman

Lahir dari Keluarga Sederhana, Jokowi Kecil Berdagang dan Ojek PayungIDN Times/Teatrika Handiko Putri

Pada 1988, Jokowi membuka usaha sendiri di bidang mebel dengan nama CV Rakabu. Nama tersebut diambil dari nama anak pertamanya yaitu Gibran Rakabumi. Sama seperti usaha lainnya, usaha Jokowi pun sempat berjaya dan naik turun. Ia juga pernah tertipu pesanan yang akhirnya tidak dibayar.

Pada 1990, usahanya kembali bangkit dengan pinjaman modal Rp30 juta dari ibunya. Usaha yang dibangun tersebut rupanya mempertemukan Jokowi dengan pembelinya asal Jerman, Micl Romaknan.

Micl Romaknan lah orang yang memberinya panggilan populer "Jokowi". Panggilan Joko yang semula digunakan Romaknan, diubahnya menjadi Jokowi dengan alasan agar mirip dengan Jokovich.

Dari perkenalannya dengan pengusaha Jerman ini, kesempatan Jokowi berkeliling Eropa terlaksana, seiring dengan banyaknya pesanan mebel yang datang dari negara-negara tersebut.

Pengaturan kota yang baik di Eropa menjadi inspirasi Jokowi untuk diterapkan di Solo dan menginspirasinya terjun ke dunia politik. Ia ingin menerapkan kepemimpinan manusiawi dan mewujudkan kota yang bersahabat untuk penghuninya, yaitu Surakarta.

4. Karier politik Jokowi sejak Wali Kota Solo hingga Gubernur DKI Jakarta

Lahir dari Keluarga Sederhana, Jokowi Kecil Berdagang dan Ojek PayungDok.IDN Times/Biro Pers Kepresidenan

Setelah puas di bidang usaha, Jokowi mulai berkecimpung di dunia politik. Dia mengawali karier politiknya sejak 2005, tepatnya pada Pilkada Solo. Diusung PDIP dan PKB, Jokowi maju sebagai calon wali kota Solo, dan berhasil memenangkan Pilkada dengan hasil persentase 36,62 persen suara.

Kemudian, Jokowi kembali mengikuti kontestasi politik di Pilkada Solo pada 2010, dan kembali terpilih sebagai wali kota Solo dengan suara melebihi 90 persen. Karier Karier Jokowi di bidang politik semakin cemerlang, hingga ia kembali dicalonkan PDIP sebagai Gubernur DKI Jakarta pada 2012.

Jokowi diminta secara pribadi oleh Jusuf Kalla maju Pilkada DKI Jakarta. Kalla juga meminta dukungan dari Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri, yang awalnya masih terlihat ragu. Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto juga ikut melobi Megawati, agar bersedia memberikan dukungan kepada Jokowi sebagai calon gubernur.

Sementara, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok yang saat itu menjadi anggota DPR RI, disandingkan dengan Jokowi dalam kontestasi Pilgub DKI Jakarta.

Awalnya, pasangan ini memang tidak diunggulkan karena lawannya, pasangan Fauzi Bowo dan Nachrowi Ramli disebut menjadi lawan yang kuat karena petahana. Ternyata, hasil Pilgub putaran pertama memperlihatkan Jokowi-Ahok berhasil memimpin dengan perolehan 42,6 persen suara, sementara Fauzi-Nara mendapatkan 34,05 persen. Alhasil, pada 2012, Jokowi-Ahok berhasil menduduki kursi Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta.

5. Karier Jokowi menjadi Presiden ke-7 RI

Lahir dari Keluarga Sederhana, Jokowi Kecil Berdagang dan Ojek PayungDok.IDN Times/Biro Pers Kepresidenan

Setelah terpilih menjadi Gubernur DKI Jakarta, nama dan popularitas Jokowi langsung melejit. Rekam jejaknya yang dinilai baik dengan program 'blusukan' membuat nama Jokowi kian harum, hingga ia digadang-gadang beberapa lembaga survei untuk bisa menjadi kandidat calon presiden 2014.

Namun, pencalonannya sebagai presiden belum pasti karena harus mendapatkan persetujuan dari Megawati. Pada 14 Maret 2014, Megawati akhirnya menulis langsung sebuah surat mandat kepada Jokowi untuk mecalonkan diri sebagai presiden.

Akhirnya, Jokowi mengumumkan diri bersedia dan siap melaksanakan mandat tersebut untuk maju sebagai calon presiden, dalam Pilpres 2014. Setelah itu, Jokowi mengumumkan akan menggandeng Jusuf Kalla sebagai wakilnya.

Pada Pilpres 2014, Jokowi bertanding melawan pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa. Jokowi kembali berhasil memenangkan Pilpres 2014 dengan perolehan suara 53,15 persen, sedangkan Prabowo mendapatkan 46,85 persen.

Tak berhenti sampai di situ, Jokowi kembali mencalonkan diri pada Pilpres 2019. Kali ini, wakilnya bukan lagi JK, melainkan dipilih dari kalangan ulama yaitu Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Ma'ruf Amin. Uniknya, Jokowi kembali berhadapan dengan Prabowo yang berpasangan dengan pengusaha muda Sandiaga Uno.

Baca Juga: [UPDATE] Kawal Pemilu: Prabowo Tertinggal 11 Juta Suara dari Jokowi

Topik:

  • Rochmanudin
  • Sunariyah

Berita Terkini Lainnya