Luhut: Kasus COVID-19 Turun, Indeks Mobilitas Naik karena Pelonggaran

Luhut klaim kasus turun 50 persen

Jakarta, IDN Times - Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan menyampaikan, kasus COVID-19 semakin menurun hingga 50. Meski kasus menurun, namun ternyata sejak pelonggaran dilakukan, indeks mobilitas masyarakat justru meningkat.

“Indeks mobilitas memang mengalami sedikit kenaikan dan sudah kami prediksi akibat pelonggaran yang dilakukan,” ucap Luhut dalam keterangan persnya yang disiarkan langsung di kanal YouTube Sekretariat Presiden, Senin (2/8/2021).

Baca Juga: Kematian di 4 Daerah Ini Masih Tinggi, Luhut: Butuh Perhatian Khusus

1. Luhut klaim kasus turun 50 persen sejak PPKM Darurat diterapkan

Luhut: Kasus COVID-19 Turun, Indeks Mobilitas Naik karena PelonggaranSuasana penyekatan PPKM Darurat di Lenteng Agung pada Senin (5/7/2021). (IDN Times/Irfan Fathurohman)

Sejak PPKM Darurat diterapkan, Luhut yang menjabat Wakil Ketua Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) ini mengklaim, kasus COVID-19 di Indonesia mengalami penurunan signifikan hingga 50 persen. Dia berharap, kasus ke depannya akan semakin turun tapi tetap harus berhati-hati.

“Ini kalau kita lihat bahwa puncaknya pada tanggal 15 Juli sampai kepada hari kemarin, dan tadi saya kira juga masih penurunan, kita melihat angka itu sudah 50 persen,” kata Luhut.

Selain kasus COVID-19, Luhut juga menyebut keterpakaian tempat tidur atau bed occupancy rate (BOR) rumah sakit di beberapa daerah juga menurun. Salah satunya di DKI Jakarta.

“Saya kira kita bisa lihat Jakarta, juga Bandung, beberapa tempat lainnya yang rumah sakitnya, BOR-nya sudah mulai membaik,” ujar Luhut.

2. Bali, Malang Raya, Yogyakarta, hingga Solo Raya angka kematiannya masih tinggi

Luhut: Kasus COVID-19 Turun, Indeks Mobilitas Naik karena PelonggaranPetugas memakamkan jenazah dengan protokol COVID-19 di TPU Rorotan, Cilincing, Jakarta Utara, Senin (21/6/2021). ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat.

Kendati demikian, ia menyampaikan, masih ada beberapa daerah yang perlu mendapatkan perhatian karena angka kasus positif dan kematian yang masih tinggi.

“Untuk ini ada beberapa daerah yang memang dibutuhkan perhatian khusus karena masih tingginya jumlah kasus terkonfirmasi positif dan juga jumlah kematian warganya seperti Bali, Malang Raya, D.I. Yogyakarta, dan Solo Raya,” jelas Luhut

Walau begitu, Luhut menuturkan, pemerintah telah melakukan penanganan terhadap daerah-daerah tersebut. Dia pun berharap dalam seminggu ke depan sudah ada perbaikan dari daerah-daerah itu.

“Ini semua daerah sudah kami tangani dan kita melihat minggu ini mestinya akan membaik, karena juga kemarin atau tadi angka sudah mulai sedikit membaik, tapi kami sangat yakin dalam satu minggu ke depan ini akan tambah baik,” ucap dia.

3. Luhut sebut kematian tinggi karena banyaknya masyarakat yang lakukan isolasi mandiri

Luhut: Kasus COVID-19 Turun, Indeks Mobilitas Naik karena PelonggaranLuhut Binsar Pandjaitan. (maritim.go.id)

Luhut menjelaskan, angka kematian pasien COVID-19 masih tinggi lantaran banyak masyarakat yang melakukan isolasi mandiri. Sehingga, ketika keadaan semakin memburuk, terlambat mendapatkan penanganan.

“Yang mengakibatkan kematian karena saturasi oksigen mereka rata-rata di bawah 90,” tutur Luhut.

Guna mengantisipasi tingginya angka kematian, pemerintah membentuk satuan tugas untuk menjemput para pasien di rumah.

“Pemerintah telah melakukan berbagai intervensi untuk menurunkan angka kematian ini, misalnya kami bentuk taskforce untuk menjemput yang positif dari rumah ke rumah dan bawa kepada isolasi terpusat,” terang Luhut.

Baca Juga: Luhut Minta Pasien COVID-19 di Yogyakarta Mau Dirawat di Selter 

Topik:

  • Sunariyah

Berita Terkini Lainnya