Menhub Beberkan Alasan Pemerintah Larang Masyarakat Mudik
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengatakan bahwa pemerintah sudah tegas melarang masyarakat untuk melakukan mudik Idul Fitri. Dalam keterangan persnya, ada beberapa alasan yang dimiliki pemerintah kenapa kembali melarang masyarakat mudik Lebaran di tahun ini.
"Sesuai arahan Bapak Presiden, kita tegas melarang mudik dan kami juga mengimbau agar yang berkeinginan mudik untuk tinggal di rumah saja," tegas Budi dalam keterangan persnya yang disiarkan langsung di channel YouTube Sekretariat Presiden, Rabu (7/4/2021).
Baca Juga: Luhut Ungkap Alasan Pemerintah Larang Mudik Lebaran 2021
1. Pemerintah larang mudik karena tidak ingin ada lonjakan kasus seperti di Januari-Februari
Budi menjelaskan, larangan yang dilakukan pemerintah itu tidak semata-mata tanpa alasan. Dia menyebut pemerintah mengeluarkan keputusan itu guna mencegah terjadinya lonjakan kasus COVID-19.
"Di bulan Januari setelah mudik Natal terjadi suatu kenaikan bahkan terdapat kematian nakes yang lebih dari 100 orang. Memang terjadi suatu lonjakan yang drastis pada bulan Januari dan Februari yang kita alami," ujar Budi.
2. Masyarakat lansia masih berisiko tinggi terpapar virus corona
Editor’s picks
Selain itu, lanjut Budi, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin juga menyampaikan bahwa penduduk berusia lanjut atau lansia masih rentan terhadap COVID-19. Oleh karena itu, masih perlu dilakukan perlindungan terhadap mereka dari serangan virus corona.
"Penduduk lansia itu berisiko sangat tinggi. Nah itu mesti kita berikan perlindungan," tutur Budi.
Baca Juga: Polisi Akan Paksa Pengendara yang Nekat Mudik untuk Putar Balik
3. Pemerintah tak ingin Indonesia alami lonjakan kasus seperti negara-negara lain
Selanjutnya, pemerintah juga tidak ingin terjadi lonjakan kasus seperti di negara-negara lain. Budi mengatakan banyak negara-negara maju bahkan mengalami lonjakan kasus yang signifkan.
"Negara-negara yang maju pun sekarang sedang mengalami satu kenaikan yang sangat signifikan, seperti USA, India, dan beberapa negara di Eropa," ucap dia.
Baca Juga: Mudik Dilarang, Pengusaha Bus Semarang Rugi, Masuk Jateng Izin Dulu