Moeldoko: Rekonsiliasi antara Jokowi-Prabowo Bukan Agenda Prioritas
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Kepala Staf Kepresidenan, Moeldoko, menanggapi tentang rencana rekonsiliasi antara Presiden Joko "Jokowi" Widodo dan Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto. Moeldoko mengatakan, saat ini agenda pertemuan keduanya bukan lagi prioritas.
Rencana pertemuan kedua tokoh tersebut memang sudah ada sejak pasangan 01, Jokowi-Ma'ruf, menang melalui hasil quick count di beberapa lembaga survei pada kontestasi Pilpres 2019 lalu. Namun, hingga kini pertemuan keduanya belum juga terlaksana.
1. Meoldoko anggap agenda pertemuan Jokowi dan Prabowo bukan lagi prioritas
Terkait rencana pertemuan dua tokoh nasional itu, Moeldoko menganggap itu sudah tidak menjadi prioritas. Pasalnya, masyarakat di bawah juga sudah tenang dan tidak ada ketegangan lagi usai Pilpres 2019 berlangsung.
"Menurut saya, hal yang sudah normal sebenarnya jadi tidak terlalu penting lah itu dibicarakan lagi," kata Moeldoko di Komplek Istana Negara, Jakarta Pusat, Jumat (5/7).
"Itu kan berkaitan dengan waktu aja, tetapi kalau semua sudah berjalan normal, saya pikir juga bukan menjadi sebuah agenda yang prioritas," lanjut dia.
Baca Juga: Rekonsiliasi Juli, Pendukung Prabowo 60 Persen Menerima Kekalahan
2. Masyarakat diharapkan tidak hanya terjebak dalam persoalan Pilpres 2019
Adanya pemikiran tentang itu, Moeldoko mengaku agar masyarakat tidak lagi terjebak dalam Pilpres. Menurut dia, persoalan bangsa tidak hanya pada politik saja.
Editor’s picks
"Bangsa ini tantangannya banyak, bukan hanya persoalan politik, tapi juga persoalan pendidikan, kesejahteraan, dan seterusnya. Nanti kita semuanya hanya terjebak di situ, kita menjadi gak maju-maju," ucap dia.
3. Ajakan Jokowi terbuka lebar bagi siapa pun
Terkait wacana oposisi yang akan dirangkul oleh pemerintah, Moeldoko menyampaikan Jokowi sudah membuka pintu akan hal itu. Bahkan, lanjut Moeldoko, Jokowi juga sudah mengatakannya saat resmi ditetapkan sebagai Presiden terpilih periode 2019-2024 di KPU beberapa waktu lalu.
"Presiden, siapa pun ayo bergabung, juga disebut secara nyata Pak Prabowo-Pak Sandi dan seterusnya. Ini sudah cukup, sudah cukup sebuah statement yang perlu dipahami oleh semuanya," terang Moeldoko.
"Gak perlu lagi kita mesti mendorong dorong kanan-kiri karena ini sebuah statement yang nyata dari seorang presiden, dari seorang Pak Jokowi. Jadi mau apa lagi," katanya lagi.
4. Moeldoko sebut pihak yang ingin bergabung jangan hanya memikirkan jatah yang akan didapat
Walau pun Jokowi telah membuka pintu lebar untuk siapa pun bergabung, Moeldoko mengutarakan agar pihak-pihak yang ingin bergabung dengan Jokowi tidak hanya memikirkan jatah yang akan didapat.
"Untuk itu, maka saya bisa memahami bahwa situasi ini, situasi yang dari sebenarnya dalam konteks lebih luas itu. Sekali lagi, kita jangan terjebak hanya memikirkan gue dapat apa, gue dapat apa, tapi bicara negara," ujar dia.
Baca Juga: Disebut Saksi BPN Mengajarkan Kecurangan, Moeldoko: Pelintiran Ngawur