Pemerintah Canangkan Mobil Listrik Nasional, Begini Kata Millennials

Mayoritas millennials meragukan infrastruktur

Jakarta, IDN Times - Memasuki revolusi 4.0, pemerintah mulai menyiapkan Indonesia menjadi negara maju agar tidak kalah dengan negara lain. Salah satunya menyiapkan infrastruktur di sektor transportasi, seperti transportasi umum yang terintegrasi hingga pengembangan industri mobil listrik.

Bahkan, pemerintah kini mulai serius mengembangkan industri mobil listrik. Terbaru, Presiden Joko “Jokowi” Widodo menandatangani Peraturan Presiden (Perpres) tentang Mobil Listrik pada Senin (5/8).

Sementara, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengatakan regulasi dari Perpres Mobil Listrik akan dimulai 2021. Pemerintah tengah memberi waktu kepada investor yang ingin berinvestasi mobil listrik dan menyiapkan infrastruktur untuk mobil listrik.

"Kita memberikan waktu pada industri 2-3 tahun untuk investasi. Dalam Perpres juga diatur TKDN-nya (Tingkat Komponen Dalam Negeri) sampai 2023 itu kira-kira 35 persen. Diharapkan dengan demikian bisa mendorong ekspor ke Australia," tutur Airlangga.

Lalu, bagaimana dengan infrastruktur mobil listrik? Airlangga sebelumnya menyebut, mengenai infrastruktur mobil listrik akan diserahkan ke PLN dan Pertamina. Sebab, keduanya telah mempersiapkan infrastruktur mobil listrik.

Nah, bagaimana dengan tanggapan millennials soal rencana pemerintah menggulirkan mobil listrik nasional?

Baca Juga: Jokowi Sudah Teken Perpres Mobil Listrik

1. Mobil listrik harus didukung dan pemerintah harus mengkaji lagi karena butuh persiapan matang

Pemerintah Canangkan Mobil Listrik Nasional, Begini Kata MillennialsIDN Times/Yohanes Nugroho

Intan Umbari atau yang akrab disapa Intan mengaku mendukung rencana pemerintah menghadirkan mobil listrik di Indonesia. Namun, pemerintah harus mengkaji lagi rencana tersebut, karena untuk membangun industri mobil listrik membutuhkan waktu lama.

“Mobil listrik sebenarnya harus didukung, tapi untuk penerapannya mungkin menurut aku bakal lama. Pemerintah kayak nya harus kaji lagi terkait itu. Kalau untuk transportasi umum lebih baik. Tapi kalau untuk mobil pribadi mungkin harus dikaji lagi. Karena kan kita tahu, kebutuhan listrik di Indonesia kurang, ya kan,” ucap dia, Jakarta, Selasa (20/8).

Wanita 26 tahun itu mengatakan jangan sampai ketika masyarakat sudah memiliki mobil listrik, tiba-tiba terjadi blackout atau listrik padam lantaran pasokan listrik yang dimiliki tak cukup.

"Setiap malam masyarakat akan menggunakan listrik entah untuk nge-charge handphone, lampu, ditambah mobil listrik. Perlu beberapa hal menurut gue harus disiapkan, kayak charging station-nya seperti apa. Berapa lama mobil listrik bisa nge-charge, 30 menit atau 15 menit ada fast charging. Jangan sampai nantinya masyarakat yang mampu aja yang bisa beli mobil listrik,” kata dia.

Terkait infrastruktur mobil listrik, Intan menilai, Indonesia belum siap. Terutama, persiapan PLN harus lebih matang untuk membangun infrastrukturnya.

“Kalau dibilang sudah siap kayak nya belum. Karena kan butuh fasilitas yang mendukung untuk mobil listrik. Kayak stasiun pengisian daya itu sendiri. Ini sebenarnya PR PLN yang harus membangun infrastruktur dan menyediakan pasokan listrik untuk mobil listrik,” kata dia.

2. Pemerintah harus mengganti pengolahan sumber energi listrik terlebih dahulu

Pemerintah Canangkan Mobil Listrik Nasional, Begini Kata MillennialsIDN Times/Istimewa

Berbeda dengan Intan, Andahuddin, mengaku hanya sekilas mendengar wacana mobil listrik nasional. Kendati, pria yang biasa disapa Anda ini menyarankan agar pemerintah terlebih dahulu mengolah sumber energi listrik. Sehingga ketika industri mobil listrik masuk Indonesia, pengolahan sumber energi listriknya juga baru.

"Sebelum membuat wacana mobil listrik, alangkah baiknya pemerintah lebih dulu mengolah sumber energi listrik terbarukan. Sama saja ada mobil listrik jika listrik yang digunakan masih dengan cara lama,” ucap pria 27 tahun itu.

Bahkan, Anda memprediksi masyarakat akan sulit beralih ke mobil listrik. Sebab, infrastruktur mobil listriknya juga dinilai belum siap.

“Kalau masyarakat bakal beralih atau tidak, menurut ku pribadi sepertinya tidak,” ujar dia.

3. Bila sarana mobil listrik belum siap, bagaimana masyarakat bisa beralih dari mobil berbahan bakar yang tidak repot?

Pemerintah Canangkan Mobil Listrik Nasional, Begini Kata MillennialsIstimewa

Senada dengan Anda, Martin juga mengaku mendukung langkah pemerintah untuk memasukkan industri mobil listrik ke Indonesia. Menurut dia patut diapresiasi lantaran langkah ini sekaligus mengurangi polusi udara dan ketergantungan pemakaian bahan bakar fosil.

Kendati, Martin menyarankan agar pemerintah juga menyiapkan skema pembiayaan untuk masyarakat yang ingin beralih ke mobil listrik. Karena mobil listrik sepertinya lebih mahal bagi masyarakat.

“Tapi tentu yang perlu diperhatikan adalah apakah ada semacam subsidi atau skema pembiayaan kepada masyarakat yang mau sekaligus mendorong mereka beralih dari kendaraan berbahan bakar fosil ke mobil listrik. Seperti yang kita tahu mobil-mobil berteknologi canggih itu harganya selangit. Artinya, meski pun peraturan pemerintah sudah siap menyokong keberadaan kendaraan elektrik, warga tetap tidak mampu menggapai (membeli) mobil tersebut,” kata dia.

Tak hanya itu, Martin juga berpendapat masalah infrastruktur harus menjadi perhatian pemerintah. Mulai dari berapa unit yang disiapkan, hingga solusi bila mobil tersebut mogok di jalan.

“Gimana kesiapan stasiun pengisian energi listriknya untuk kendaraan, sudah ada berapa unit, apakah di Jakarta saja? Kalau mogok di jalan gimana? Tarif listrik rumahan juga kalau masih tinggi, apalagi masih padam, bagaimana mungkin masyarakat mau beralih menggunakan mobil listrik. Setahu saya, dibutuhkan waktu dan besaran kWh tertentu, agar mobil bisa efektif di-charge di rumah,” tutur dia.

Apabila sarana pendukung belum siap, kata Martin, mobil listrik akan sulit menggantikan mobil berbahan bakar yang murah dan tidak repot.

“Lebih baik disiapkan dulu sarana pendukungnya, baru mobil itu dipasarkan. Masyarakat juga perlu diedukasi kalau memang wacana ini ingin sukses. Minta itu pabrikan turun ke jalan, jangan cuma mau jualnya doang,” ucap dia.

4. Kesenjangan ekonomi masih tinggi dan masih banyak masyarakat belum menikmati listrik

Pemerintah Canangkan Mobil Listrik Nasional, Begini Kata MillennialsIDN Times/Yohanes Nugroho

Senada dengan Martin, Ronggo Astungkoro mengatakan rencana pemerintah memasukkan industri mobil listrik ke Indonesia harus melihat dari kesiapan ekonomi masyarakatnya. Saat ini kesenjangan ekonomi masih terasa dan banyak masyarakat belum menikmati listrik.

“Kesenjangan ekonomi masih tinggi. Sekarang aja belum semuanya nikmatin listrik. Mau nge-charge nya di mana? Gitu-gitu nya harus dipikirin juga. Teknologi maju tapi gak dibarengin sama kemajuan kemampuan orang-orang itu terhadap teknologi, ya percuma,” kata pria yang akrab disapa Gogo.

Untuk kesiapan infrastrukturnya sendiri, Gogo mengatakan, apabila pemerintah memang serius memasukkan industri mobil listrik ke Indonesia, segala sesuatu berkaitan degan mobil listrik harus dipikirkan secara matang.

“Kalau mau disiapin bener-bener ya akan siap. Kalau setengah-setengah, mending gak usah,” ucap dia.

5. Kelebihan mobil listrik banyak, untuk lingkungan terutama

Pemerintah Canangkan Mobil Listrik Nasional, Begini Kata MillennialsIDN Times/Yohanes Nugroho

Pandangan lain datang dari Marlinda. Perempuan 25 tahun itu berpendapat rencana pemerintah menghadirkan industri mobil listrik di Indonesia cukup bagus. Namun, perempuan yang akrab disapa Marlin itu mengatakan kelebihan mobil listrik dari segi lingkungan cukup banyak, di antaranya mengurangi polusi udara.

“Bagus sih menurut aku, aku sih setuju. Mengingat banyak juga benefit pakai mobil listrik. Buat lingkungan terutama, better for the environment lah. Dengan lingkungan yang lebih baik, khususnya udara kan berimbas baik juga buat kesehatan kita. Mengurangi penggunaan BBM juga," kata dia.

Marlin yakin Indonesia mampu menghadirkan mobil listrik nasional. Apalagi jika ada mobil listrik dengan harga terjangkau, tidak menutup kemungkinan masyarakat berlomba-lomba memakai mobil listrik meskipun itu jauh ke depan.

"Dan mungkin masih lama ya, kan butuh proses buat orang move on dari mobil BBM,” imbuh dia.

Baca Juga: 3 Tahun Lagi, Industri Mobil Listrik Hadir di Indonesia

Topik:

  • Rochmanudin

Berita Terkini Lainnya