Pemerintah Larang Mudik, Mobilitas di Wilayah Aglomerasi Meningkat
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, selama masa libur Lebaran 2021, terdapat peningkatan mobilitas masyarakat, terutama di wilayah aglomerasi. Ia menyampaikan, wilayah dengan mobilitas tertinggi yaitu Maluku Utara.
"Kita lihat beberapa yang mobilitasnya tinggi yaitu di Maluku Utara, Sulawesi Barat. Maluku Utara hampir 100 persen, Sulawesi Barat 74 persen, dan Gorontalo 72 persen. Mobilitas masih rendah antara lain tentunya di wilayah Bali masih relatif rendah," jelas Airlangga dalam keterangan persnya yang disiarkan langsung di channel YouTube Sekretariat Presiden, Senin (17/5/2021).
Baca Juga: Airlangga Optimistis Larangan Mudik Kedua Tak Berdampak pada Ekonomi
1. Jumlah pengunjung di tempat wisata Jakarta mencapai 100 persen
Selain mobilitas masyarakat yang mengalami peningkatan, Airlangga juga menyampaikan bahwa ada peningkatan di tempat wisata. Menurutnya, ada beberapa tempat wisata di zona oranye yang masih dibuka, namun pemerintah daerah sudah diberi arahan agar menutup tempat wisata di zona merah dan oranye.
"Dan terjadi kenaikan signifikan di wilayah oranye di beberapa kota, seminggu sebelum Lebaran dan 4 hari di weekend pada saat Lebaran yang kenaikannya 38-100 persen terutama di Jakarta, kemudian juga di Subang, dan Pangandaran," ucap Airlangga.
2. Pemerintah akan lakukan tes COVID-19 secara acak
Editor’s picks
Pemerintah akan melakukan tes COVID-19 secara acak di 21 titik menuju Jabodetabek. Meski sebelumnya pemerintah sudah mewajibkan pemudik untuk membawa hasil tes negatif COVID-19 saat balik ke Jabodetabek.
"Khusus untuk yang dari Sumatra dilakukan mandatory check di Pelabuhan Bakauheni dan di tempat mereka berangkat. Tentunya kita berharap mereka yang masuk ke Jawa, terutama dari wilayah yang naik sudah aman dari COVID," tuturnya.
3. Airlangga klaim kasus aktif di Indonesia alami penurunan sejak 5 Februari lalu
Selanjutnya, Airlangga juga menyebut bahwa kasus COVID-19 di Indonesia masih relatif terkendali. Kasus aktif nasional, kata dia, berada di angka 5,2 persen. Angka tersebut masih rendah bila dibandingkan dengan rata-rata dunia yang mencapai 11,9 persen.
"Kemudian kasus sembuh 92 persen, dibanding global 86,83 persen. Kematian kita masih 2,8 persen, dibanding global 2,07 persen," kata Airlangga.
"Kasus aktif nasional mengalami penurunan sebesar 48,6 persen dari puncak kasus 5 Februari yang lalu. Dan kasus aktif adalah minus, pengurangannya sebesar 7.595 dalam satu minggu terakhir. Sehingga jumlah kasus aktif berada dalam kisaran 90.800 orang," lanjut dia.
Baca Juga: Spanduk Tolak Warga Balik Mudik Tanpa Hasil Tes COVID Marak di Jakarta