Pemerintah: Kasus COVID-19 di Jatim Tinggi karena yang Dites Banyak 

Angka kematian akibat COVID-19 di Jatim tergolong tinggi

Jakarta, IDN Times - Kasus positif virus corona di Jawa Timur semakin meningkat. Bahkan, setiap harinya Jawa Timur menjadi provinsi penyumbang kasus terbanyak di Indonesia. Bahkan, mengalahkan kasus harian COVID-19 di DKI Jakarta yang menjadi episentrum Indonesia. 

Tren itu sudah terjadi sejak (30/5) lalu. Juru bicara penanganan khusus COVID-19, dr. Achmad Yurianto ketika itu mengumumkan kasus positif di Jatim mencapai 199. Sehingga, akumulasi kasus positif COVID-19 menjadi 4.613. 

"Jawa Timur, kalau kita bandingkan dengan data kemarin cenderung naik," ungkap pria yang akrab disapa Yuri itu ketika memberikan keterangan pers secara daring. 

Soal kenaikan kasus positif COVID-19 di Jatim setiap harinya, Ketua Gugus Tugas penanganan COVID-19, Doni Monardo, mengatakan hal itu terjadi karena semakin banyak orang yang dites. Konsekuensinya, semakin banyak orang yang diketahui telah terpapar COVID-19. 

Lalu, apa langkah yang disiapkan pemerintah untuk mengatasi kenaikan kasus COVID-19 di Jatim?

1. Doni katakan semakin banyak yang diperiksa maka semakin banyak orang yang diketahui terpapar COVID-19

Pemerintah: Kasus COVID-19 di Jatim Tinggi karena yang Dites Banyak Dok. Humas Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan

Doni mengatakan, pemerintah akan mengupayakan pemeriksaan spesimen mencapai 30 ribu per harinya. Ia menyebut, dengan semakin banyak yang diperiksa, maka kasus juga akan semakin bertambah.

"Bagaimana dengan kasus positif yang akan lebih banyak karena pemeriksaan semakin besar? Semakin banyak kita periksa, maka semakin banyak kasus yang terkonfirmasi," ujar Doni ketika memberikan keterangan pers pada Kamis (4/6). 

Baca Juga: [UPDATE] Angka Positif COVID-19 Jatim Tembus 3.000 Kasus Lebih

2. Kemampuan Jatim untuk memeriksa spesimen terus bertambah

Pemerintah: Kasus COVID-19 di Jatim Tinggi karena yang Dites Banyak Peresmian RS Lapangan COVID-19 di Jalan Indrapura, Surabaya, Selasa (2/6). Dokumentasi Humas Pemprov Jatim.

Hal itu seperti yang terjadi di Jawa Timur. Doni mengungkapkan, banyaknya kasus terkonfirmasi positif di Jawa Timur, karena jumlah orang yang diperiksa juga semakin banyak.

"Seperti halnya di Jawa Timur karena jumlah PCR mesinnya sudah semakin banyak, kemudian kemampuan daerah juga untuk menjaring ODP dan PDP juga semakin besar, sehingga kasusnya meningkat," ucapnya.

3. Doni klaim meski kasus COVID-19 terus bertambah, jumlah kematian di Jawa Timur terhitung sedikit

Pemerintah: Kasus COVID-19 di Jatim Tinggi karena yang Dites Banyak Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo di hadapan sejumlah media di Samarinda (Dok. BNPB)

Kendati begitu, Doni menuturkan bahwa jumlah ketersediaan rumah sakit juga harus diperhatikan di Jawa Timur. Meskipun jumlah kasus positif semakin bertambah, Doni melanjutkan namun jumlah kematian di Jawa Timur terbilang sedikit.

"Walaupun banyak kasus, kemudian pasien dirawat di rumah sakit itu banyak, tetapi jumlah yang meninggal itu sedikit. Nah, ini yang kita harapkan," kata Doni lagi.

Namun, data yang disampaikan oleh Gugus Tugas ke publik justru menjelaskan angka kematian di Jatim tergolong tinggi. Dikutip dari situs covid19.go.id, angka kematian di Jatim per (4/6) mencapai 437. Di atas Jatim, terdapat DKI Jakarta yang memiliki angka kematian mencapai 523. 

https://www.youtube.com/embed/mP5MdTCKk2s

Baca Juga: Ganasnya Virus Corona, Satu Keluarga Meninggal Berurutan di Hari Raya

Topik:

  • Septi Riyani

Berita Terkini Lainnya