Satgas COVID-19: Indonesia Ajukan Bantuan Rapid Test Antigen pada WHO

Akurasinya disebut lebih tinggi dari rapid test antibodi

Jakarta, IDN Times - Juru Bicara Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito mengatakan, Indonesia akan mengajukan diri untuk mendapatkan bantuan paket rapid test antigen COVID-19 dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Pengajuan ini dilakukan agar Indonesia bisa mendeteksi lebih cepat kasus virus corona.

"Kami telah berkomunikasi dengan perwakilan WHO yang ada di Indonesia, dan kami telah memohon untuk bisa dapat dipertimbangkan mendapatkan bantuan dari WHO untuk tes cepat ini," kata Wiku dalam keterangan pers yang disiarkan di channel YouTube Sekretariat Presiden, Kamis, 1 September 2020.

Baca Juga: WHO: 120 Juta Kit Tes Cepat Antigen akan Diberikan ke Negara Miskin

1. Pemerintah akan upayakan mendapatkan rapid test antigen dari WHO

Satgas COVID-19: Indonesia Ajukan Bantuan Rapid Test Antigen pada WHOSalah satu pemain Persik Kediri saat menjalani tes swab di mess pemain, IDN Times/ istimewa

WHO memang telah mengumumkan akan menyediakan 120 juta tes cepat atau rapid test untuk virus corona di 133 negara. Rapid test tersebut diprioritaskan kepada negara-negara middle income country, dan negara-negara dengan jumlah kasus yang besar.

"Apakah pemerintah Indonesia akan menyelenggarakan ini? Pastinya iya, kami sudah mendapatkan rekomendasi dari WHO terhadap rapid test antigen yang kualitasnya baik," kata Wiku.

2. Satgas sebut rapid test antigen akurasinya lebih tinggi

Satgas COVID-19: Indonesia Ajukan Bantuan Rapid Test Antigen pada WHOIlustrasi. Atlet Pelatnas PBSI jalani tes swab (Dok.IDN Times/PBSI)

Sesuai rekomendasi WHO, alat rapid test antigen ini diyakini lebih akurat dibanding rapid test antibodi yang selama ini dipakai di Indonesia. Maka dari itu, pemerintah akan mengupayakan mendapatkan rapid test antigen. 

"Sedang kami review untuk selanjutnya, mungkin akan digunakan dan tentunya akurasinya yang lebih tinggi dan karena ini pendeteksi antigen, tentunya akan lebih baik dalam mendeteksi antibodi, dalam rangka proses screening, sebelum selanjutnya dilakukan tes penegakan diagnosa dengan real time PCR," jelas Wiku.

3. Apa bedanya rapid test antibodi dengan antigen?

Satgas COVID-19: Indonesia Ajukan Bantuan Rapid Test Antigen pada WHOIlustrasi Swab Test (ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja)

Menurut keterangan di laman The Native Antigen Company, respons antibodi IgM awal tidak mencapai puncak hingga hari kesembilan setelah infeksi awal, dan respons antibodi IgG tidak mencapai puncak hingga hari ke-11.

Kekuatan akan respons tersebut bisa berbeda-beda pada tiap orang, yang dipengaruhi usia, nutrisi, tingkat keparahan penyakit, dan ada atau tidaknya penyakit penyerta (komorbid).

Bila pasien diuji pada masa tersebut, hasil tes antibodi akan negatif palsu (false negative), meski kenyataannya pasien mengidap COVID-19. Karena itu, penting bahwa seseorang yang dianggap berisiko tinggi, tetapi negatif pada antibodi pertama, harus dites lagi sekitar seminggu setelahnya.

Pada dasarnya, menurut Texas Health and Human Services (THHS), tes antibodi berguna untuk menentukan pasien mana yang cocok sebagai partisipan untuk uji penanganan COVID-19, atau lebih tepatnya untuk mencari vaksin. Jika tes antibodi ini dilakukan dalam jumlah besar ke masyarakat, pemerintah dan petugas kesehatan bisa mengetahui seberapa jauh populasi yang sudah pernah terkena COVID-19.

Lalu, bagaimana dengan rapid test antigen? Rapid test antigen disebut-sebut lebih akurat dibandingkan rapid test antibodi, sehingga tes ini diproyeksikan akan menggantikan rapid test antibodi.

Walaupun hasil tes bisa keluar sama cepatnya dengan rapid test antibodi, tetapi rapid test antigen mendeteksi keberadaan SARS-CoV-2, bukan mendeteksi antibodi tubuh terhadap COVID-19.

Spesimen yang diperlukan untuk rapid test antigen adalah swab orofaring atau swab nasofaring. Inilah kenapa rapid test antigen juga disebut sebagai rapid swab. Tes harus dilakukan di fasilitas layanan kesehatan yang memiliki fasilitas biosafety cabinet.

Sebagai informasi, antigen adalah protein yang dikeluarkan oleh virus. Antigen bisa terdeteksi bila ada infeksi yang sedang berlangsung dalam tubuh. Inilah mengapa rapid test antigen paling baik digunakan pada orang yang baru saja terinfeksi COVID-19.

Menurut keterangan dari THHS, tes antigen berguna untuk mencari virus yang sedang aktif di dalam tubuh. Jika hasilnya positif, maka saat ini di dalam tubuhmu terdapat virus SARS-CoV-2 yang sedang aktif.

Jika negatif, indikasinya adalah protein viral virus tersebut tidak ditemukan, tetapi hasil ini bukan berarti orang yang dites tersebut bebas dari COVID-19. Bila orang tersebut ada kecenderungan positif atau memang habis berkontak dengan pasien yang terkonfirmasi, tes PCR mesti dilakukan untuk mengonfirmasinya.

Tingkat akurasi rapid test antigen dikatakan lebih akurat dari rapid test antibodi. Sebab, antigen langsung merepresentasikan keberadaan virus dalam tubuh. Secara harga, rapid test antigen lebih mahal dari rapid test antibodi, tapi lebih murah dari tes PCR. Meski begitu, hasilnya tak bisa menjadi patokan dan sifatnya hanya sebagai screening awal.

Baca Juga: Jangan Bingung! Ini Bedanya Rapid Test Antibodi dan Rapid Test Antigen

Topik:

  • Rochmanudin

Berita Terkini Lainnya