Satgas: Datangnya Puncak COVID-19 Tergantung Perilaku Masyarakat

Kasus akan terus naik jika masyarakat tak terapkan protokol

Jakarta, IDN Times - Juru Bicara Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito mengatakan puncak pandemik virus corona di Indonesia tak akan kunjung datang jika masyarakat belum mengubah perilakunya. Ia mengatakan, jika protokol kesehatan belum ditaati, maka kasus akan terus bertambah.

"Kalau kita ditanya kapan angkanya tertinggi dan kemudian turun? Semua tergantung pada kita sendiri. Angka ini akan turun pada saat perilaku di masyarakat semuanya kompak menjalankan protokol kesehatan," kata Wiku dalam keterangan pers yang disiarkan langsung di channel YouTube Sekretariat Presiden, Kamis, 1 September 2020.

Baca Juga: 3 Hari Kasus COVID-19 Meroket, Epidemiolog: Sedang Menuju Puncak

1. Kasus yang tinggi karena penularan masih terjadi di masyarakat

Satgas: Datangnya Puncak COVID-19 Tergantung Perilaku MasyarakatJuru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito (Dok.Biro Pers Kepresidenan)

Menurut Wiku, adanya peningkatan kasus COVID-19 akhir-akhir ini karena penularan yang masih tinggi di masyarakat. Ia pun mengimbau masyarakat untuk disiplin menerapkan protokol kesehatan.

"Kami mohon kepada seluruh masyarakat agar betul-betul dapat mempraktikan protokol kesehatan dengan ketat dan disiplin, serta terus menerus, bersungguh-sungguh agar kasusnya ini dapat ditekan," ucap dia.

2. Jumlah kasus akan terus bertambah jika tak ada perubahan perilaku di masyarakat

Satgas: Datangnya Puncak COVID-19 Tergantung Perilaku MasyarakatSeorang warga yang tidak mengenakan masker melintas, di depan mural yang berisi pesan waspada penyebaran virus Corona di kawasan Tebet, Jakarta, Selasa (8/9/2020). ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat

Wiku menegaskan, jumlah kasus akan terus bertambah apabila tidak ada perubahan perilaku di masyarakat. Naik atau turunnya kasus COVID-19 di Indonesia tergantung dari perubahan perilaku masyarakat.

"Jadi sebenarnya angka ini tergantung dari kita masyarakat sendiri. Mari kita perangi COVID-19 ini dengan baik. Dan kita betul-betul bisa menekan kasus ini secara terus menerus tanpa lengah sehari pun," jelas dia.

3. Kasus aktif COVID-19 di Indonesia mencapai 61.839 kasus

Satgas: Datangnya Puncak COVID-19 Tergantung Perilaku MasyarakatIlustrasi virus corona (IDN Times/Arief Rahmat)

Terkait dengan perkembangan kasus COVID-19 di Indonesia, Wiku mengatakan, per 1 Oktober 2020, terjadi penambahan kasus sebanyak 4.174, sehingga jumlah kasus aktif di Indonesia mencapai 61.739 atau 21,2 persen.

"Di mana kasus dunia adalah 22,5 persen. Kita sedikit dibawah kasus aktif dunia. Sedangkan jumlah sembuh adalah 218.487 atau 75 persen, di mana kasus sembuh dunia adalah 74,43 persen. Jadi persentase sembuh Indonesia sedikit lebih tinggi dari dunia," kata Wiku.

Sementara, kasus kematian secara kumulatif di Indonesia mencapai 10.856 atau 3,7 persen. Angka tersebut masih berada di atas rata-rata dunia yang sebesar 2,98 persen.

"Kasus meninggal persentasenya makin  semakin turun, tapi masih di atas rata-rata dunia," tutur Wiku.

Baca Juga: Mau Tahu Kapan Puncak Pandemik COVID-19? Ini Jawabannya 

Topik:

  • Rochmanudin

Berita Terkini Lainnya