Satgas Minta Pemda Beri Sanksi Warga yang Menolak Dites COVID-19

Masyarakat diminta tidak takut jalani tes COVID-19

Jakarta, IDN Times - Juru Bicara Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito, meminta pemerintah daerah untuk menerapkan sanksi bagi masyarakat yang menolak dites COVID-19. Testing dilakukan sebagai upaya dini penanganan virus corona.

"Kami meminta pemerintah daerah untuk menerapkan sanksi bagi masyarakat yang tidak mau atau menolak, untuk benar-benar menjalankannya secara ketat tanpa pandang bulu," ucap Wiku dalam keterangan pers yang disiarkan langsung di channel YouTube Sekretariat Presiden, Selasa (24/11/2020).

Baca Juga: Waduh! 3 Pekan Berturut-turut DKI Sumbang Kasus COVID Terbanyak di RI

1. Masyarakat diminta tidak takut melakukan tes COVID-19

Satgas Minta Pemda Beri Sanksi Warga yang Menolak Dites COVID-19Juru Bicara Satgas COVID-19, Wiku Adisasmito di Kantor Presiden, Jakarta (Dok. Biro Pers Kepresidenan)

Menurut Wiku, semakin banyaknya testing yang dilakukan, maka angka kesembuhan kasus COVID-19 di Indonesia akan semakin baik. Oleh karena itu, ia meminta masyarakat agar tidak takut melakukan tes COVID-19.

"Saya meminta kepada masyarakat untuk jangan takut melakukan testing jika mengalami gejala COVID-19, sebagai deteksi awal untuk memastikan status kesehatan. Semakin awal testing dilakukan, maka treatment juga dapat dilakukan secara cepat sehingga meningkatkan peluang kesembuhan," kata Wiku.

2. Pemerintah tengah mengejar jumlah testing sesuai standar WHO

Satgas Minta Pemda Beri Sanksi Warga yang Menolak Dites COVID-19Ilustrasi Tes Usap/PCR Test. IDN Times/Hana Adi Perdana

Wiku menjelaskan, saat ini pemerintah tengah menggenjot pelaksanaan testing. Berdasarkan standar World Health Organization (WHO) atau Organisasi Kesehatan Dunia, Indonesia harus melakukan testing sebanyak 267.000 orang per minggu dengan jumlah penduduk yang mencapai 267 juta jiwa.

"Pemerintah terus mengejar ketertinggalan pencapaian angka testing yang ditetapkan oleh WHO. Penting untuk diketahui, jumlah testing per wilayah disesuaikan dengan kepadatan populasi di dalamnya," jelas dia.

3. Satgas minta semua pemerintah daerah menambah jumlah shif di laboratorium

Satgas Minta Pemda Beri Sanksi Warga yang Menolak Dites COVID-19Ilustrasi tes swab. ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat

Adanya jumlah testing yang menurun saat ini, kata Wiku, dikarenakan beberapa faktor. Misalnya hari libur, kapasitas laboratorium, sumber daya manusia (SDM) tenaga kesehatan, ketersediaan reagen dan juga kondisi geografis Indonesia. Faktor-faktor tersebut, tambah Wiku, harus menjadi evaluasi bagi pemerintah daerah.

"Tren jumlah testing juga sempat menurun di hari-hari tertentu khususnya saat hari libur. Hal ini tentu sangat kami sayangkan, terlebih pandemik COVID-19 tidak mengenal hari libur," tuturnya.

Oleh karena itu, Wiku meminta semua pemerintah daerah untuk memperbaiki mekanisme operasional laboratorium.

"Melalui penambahan jumlah shif laboran dengan pemberian insentif yang sepadan. Selain itu, perlu adanya pemeriksaan terkait kesesuaian jenis reagen dengan alat testing yang digunakan," terang dia.

Pemerintah melalui Satuan Tugas Penanganan COVID-19, menggelar kampanye 3 M: Gunakan Masker, Menghindari Kerumunan atau jaga jarak fisik dan rajin Mencuci tangan dengan air sabun yang mengalir. Jika protokol kesehatan ini dilakukan dengan disiplin, diharapkan dapat memutus mata rantai penularan virus. 

Menjalankan gaya hidup 3 M, akan melindungi diri sendiri dan orang di sekitar kita. Ikuti informasi penting dan terkini soal COVID-19 di situs covid19.go.id dan IDN Times.

Baca Juga: Satgas Minta Massa di Acara Rizieq Shihab Segera Tes COVID-19, Gratis!

Topik:

  • Sunariyah

Berita Terkini Lainnya