Sejarah TMII, Aset Negara yang 44 Tahun Dikuasai Yayasan Harapan Kita

TMII dibangun berawal dari ide Tien Soeharto

Jakarta, IDN Times - Kementerian Sekretariat Negara (Kemensetneg) resmi mengambil alih pengelolaan Taman Mini Indonesia Indah (TMII). Keputusan itu berdasarkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 19 Tahun 2021 tentang Pengelolaan Taman Mini Indonesia Indah.

Selama 44 tahun, Yayasan Harapan Kita (YHK) mengelola salah satu aset negara itu. Kini, Kemensetneg memberika waktu tiga bulan kepada YHK untuk menyerahkan TMII kepada negara.

Lalu, bagaimana sejarah TMII yang dikelola Yayasan Harapan Kita?

Baca Juga: Serahkan TMII ke Pemerintah, Yayasan Harapan Kita Diberi Waktu 3 Bulan

1. Tien Soeharto menjadi pencetus pertama pembangunan TMII

Sejarah TMII, Aset Negara yang 44 Tahun Dikuasai Yayasan Harapan KitaRaden Ayu Siti Hartinah (Ibu Tien Soeharto), Istri dari Presiden Indonesia Kedua, Soeharto (Website/kepustakaan-presiden.perpusnas.go.id)

Dikutip dari situs tamanmini.com, Tien Soeharto menjadi pencetus pertama pembangunan TMII pada 1970. Ia menyampaikan gagasan tersebut dalam rapat pengurus YHK di Jalan Cendana nomor 8.

Dalam idenya, Tien menginginkan TMII menggambarkan adat dan budaya di Indonesia. Gagasan tersebut semakin mantap ketika Tien berkunjung ke negara-negara lain dan melihat tempat wisata yang menggambarkan ciri khas negara. Sehingga, istri Presiden ke-2 RI Soeharto inj berkeinginan membuat TMII menjadi tempat wisata yang mampu menggambarkan kebesaran dan keindahan Indonesia dalam bentuknya yang mini.

2. Pada 20 April 1975, TMII diresmikan Soeharto

Sejarah TMII, Aset Negara yang 44 Tahun Dikuasai Yayasan Harapan KitaIDN Times/Kevin Handoko

Kemudian, pada 30 Januari 1971, di penutupan Rapat Kerja Gubernur, Bupati, dan Wali kota seluruh Indonesia di Istana Negara, yang juga dihadiri oleh Presiden Rl saat itu yaitu Soeharto, Tien yang didampingi Menteri Dalam Negeri Amir Mahmud memaparkan maksud dan tujuan pembangunan Miniatur Indonesia "Indonesia Indah" di depan umum untuk pertama kalinya.

Melalui surat Yayasan Harapan Kita, Tien menugaskan Nusa Consultans untuk membuat rencana induk dan studi kelayakan. Tugas itu selesai dalam waktu 3,5 bulan. Pada tanggal 30 Juni 1972 pembangunan dimulai tahap demi tahap secara bersinambungan.

Pembangunan utama dilakukan berupa peta relief miniatur Indonesia berikut penyediaan airnya, Tugu Api Pancasila, Rumah Joglo, dan Gedung Pengelolaan yang diisiapkan oleh Nusa Consultants. 

Berkat gotong-royong semua pihak, seperti masyarakat di sekitar lokasi, pemerintah usat dan daerah, swasta, dan berbagai unsur masyarakat lainnya, dalam kurun waktu tiga tahun pembangunan TMII tahap pertama dinyatakan selesai.

Hingga akhirnya, kawasan wisata seluas 150 hektar ini diresmikan oleh Soeharto pada 20 April 1975.

Baca Juga: Ketua Komnas HAM Disebut Dekat dengan Keluarga Cendana, Benarkah?

3. Anak pertama Soeharto menjadi ketua umum Yayasan Harapan Kita

Sejarah TMII, Aset Negara yang 44 Tahun Dikuasai Yayasan Harapan KitaIDN Times/Kevin Handoko

Yayasan Harapan Kita sendiri dibina oleh Soehardjo, Bambang Trihatjmodjo, dan Rusmono. Sementara, anak pertama Soeharto, Siti Hardiyanti Indra Rukmana, sebagai Ketua Umum.

Selama 44 tahun itulah Yayasan Harapan Kita diberi kepercayaan mengelola TMII. Namun, kini mereka harus menyerahkan aset negara tersebut kembali ke tangan Kementerian Sekretariat Negara.

Sudah dikelola YHK selama 44 tahun, TMII memiliki berbagai macam musem dan taman yang dibangun, antara lain:

1. Museum Purna Bhakti Pertiwi
2. Museum Indonesia
3. Museum Olah Raga
4. Museum Tranpsortasi.
5. Museum Penerangan
6. Museum Perangko
7. Museum Energi Listrik dan Energi Baru
8. Museum Asmat.
9. Museum Minyak dan Gas Bumi
10. Museum Keprajuritan Indonesia
11. Museum Pusaka
12. Museum Telekomunikasi
13. Museum Serangga dan Taman Kupu.
14. Museum Timor Timur
15. Museum Fauna Indonesia dan Komodo dan Taman Reptil
16. Museum Bayt Al-Alquran
17. Museum Istiqlal
18. Pusat Peragaan Iptek

Baca Juga: Kemensetneg Bentuk Tim Transisi untuk Penataan dan Pengelolaan TMII

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya