Sepekan Luhut Tangani COVID di 9 Provinsi, Kenaikan Kasus Pecah Rekor

Kasus harian COVID-19 pada 21 September naik 4.176

Jakarta, IDN Times - Presiden Joko "Jokowi" Widodo telah menunjuk Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan untuk menurunkan kasus COVID-19 di 9 provinsi prioritas.

Ke-9 provinsi tersebut yakni DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatra Utara, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, Papua, dan Bali.

Jokowi menunjuk Luhut untuk menangani pandemik COVID-19 di 9 provinsi itu saat rapat terbatas dengan Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PCPEN) pada Senin 14 September 2020 lalu. Luhut yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua Komite PCPEN , diberi waktu dua minggu untuk menurunkan angka kasus.

Kini setelah sepekan penugasan Luhut itu, bagaimana perkembangan kasus di 9 provinsi tersebut?

Baca Juga: Ditunjuk Presiden Tangani 9 Provinsi, Luhut: Saya Manajer yang Baik!

1. Per tanggal 21 September 2020, kasus harian COVID-19 pecahkan rekor baru

Sepekan Luhut Tangani COVID di 9 Provinsi, Kenaikan Kasus Pecah RekorRapid test seorang pengunjung Car Free Day di Bekasi, Jawa Barat, pada 26 Juli 2020. ANTARA FOTO/Suwandy

Tepat sepekan setelah penunjukkan Luhut, kasus virus corona per tanggal 21 September 2020 justru membuat rekor baru. Kasus virus corona harian bertambah sebanyak 4.176 kasus, sehingga total kasus di Indonesia kini mencapai 248.852 kasus.

Sementara itu berdasarkan wilayah, DKI Jakarta mencatat penambahan tertinggi kasus COVID-19 yakni sebanyak 1.352. Diikuti Jawa Barat (680), Jawa Timur (368), Jawa Tengah (238), dan Sumatra Barat (181).

Satgas COVID-19 juga melaporkan, per Senin 21 September 2020, tercatat 124 orang meninggal dunia akibat COVID-19. Total orang yang dimakamkan karena virus corona menjadi 9.677 atau 3,8 persen dari 248.852 kasus COVID-19 di Tanah Air.

Di hari itu, DKI Jakarta juga menjadi provinsi dengan kasus kematian terbanyak yaitu 29 kasus. Sehingga total kematian di Jakarta telah menyentuh 1.570 kasus. Sedangkan di Jawa Timur 2.990 dan Jawa Tengah 1.272 kasus

Meski demikian, jumlah pasien positif COVID-19 yang sembuh bertambah 3.470 orang di hari yang sama. Maka, total kesembuhan COVID-19 sudah 180.797 atau 72,6 persen.

2. Perkembangan kasus COVID-19 di 9 provinsi

Sepekan Luhut Tangani COVID di 9 Provinsi, Kenaikan Kasus Pecah RekorPemeriksaan suhu tubuh sopir angkot di Simpang Air Mancur, Kota Bogor, Jawa Barat, pada 8 April 2020. ANTARA FOTO/Arif Firmansyah

Lalu, bagaimana perkembangan kasus virus corona di 9 provinsi selama seminggu ini? Berdasarkan data Satgas COVID-19, kasus di 9 provinsi selama seminggu terakhir terus mengalami kenaikan.

Berikut perkembangan kasus harian COVID-19 di 9 provinsi dalam sepekan ini, yang dirangkum IDN Times:

Data per tanggal 15 September 2020 (penambahan kasus harian dan total jumlah kasus)
1. DKI Jakarta bertambah 1.076 kasus hingga total menjadi 56.175 kasus
2. Jawa Barat bertambah  347 kasus menjadi 14.938 kasus
3. Jawa Tengah bertambah 198 kasus menjadi 18.111 kasus
4. Jawa Timur bertambah 378 kasus menjadi 38.809 kasus
5. Sumatra Utara bertambah 249 kasus menjadi 8.808
6. Kalimantan Selatan bertambah 77 kasus menjadi 9.500 kasus
7. Sulawesi Selatan bertambah 107 kasus menjadi 13.583 kasus
8. Papua bertambah 65 kasus menjadi 4.637 kasus
9. Bali bertambah 68 menjadi 7.380 kasus

Data per tanggal 16 September 2020
1. DKI Jakarta alami penambahan kasus sebanyak 1.294 kasus menjadi 57.469 kasus
2. Jawa Barat alami penambahan kasus sebanyak 293 kasus menjadi 15.231 kasus
3. Jawa Tengah alami penambahan kasus sebanyak 340 kasus menjadi 18.451 kasus
4. Jawa Timur alami penambahan kasus sebanyak 372 kasus menjadi 39.181 kasus
5. Sumatra Utara alami penambahan kasus sebanyak 126 kasus menjadi 8.934 kasus
6. Kalimantan Selatan alami penambahan kasus sebanyak 11 kasus menjadi 9.511 kasus
7. Sulawesi Selatan alami penambahan kasus sebanyak 164 kasus menjadi 13.747 kasus
8. Papua alami penambahan kasus sebanyak 126 kasus menjadi 4.763 kasus
9. Bali alami penambahan kasus sebanyak 49 menjadi 7.429 kasus

Data per tanggal 17 September 2020 (penambahan kasus harian dan total jumlah kasus)
1. DKI Jakarta bertambah 1.113 kasus menjadi 58.582 kasus
2. Jawa Barat bertambah 353 kasus menjadi 15.584 kasus
3. Jawa Tengah bertambah 293 kasus menjadi 18.744 kasus
4. Jawa Timur bertambah 327 kasus menjadi 39.508 kasus
5. Sumatra Utara bertambah 117 kasus menjadi 9.051 kasus
6. Kalimantan Selatan bertambah 36 kasus menjadi 9.547 kasus
7. Sulawesi Selatan bertambah 120 kasus menjadi 13.867 kasus
8. Papua bertambah 73 kasus menjadi 4.836 kasus
9. Bali bertambah 63 kasus menjadi 7.492 kasus

Data per tanggal 18 September 2020 (penambahan kasus harian dan total jumlah kasus)
1. DKI Jakarta bertambah 1.258 kasus menjadi 59.840 kasus
2. Jawa Barat bertambah 341 kasus menjadi 15.925 kasus
3. Jawa Tengah bertambah 198 kasus menjadi 18.942
4. Jawa Timur bertambah 485 kasus menjadi 39.993 kasus
5. Sumatra Utara bertambah 125 kasus menjadi 9.176 kasus
6. Kalimantan Selatan bertambah 25 kasus menjadi 9.572 kasus
7. Sulawesi Selatan bertambah 159 kasus menjadi 14.026 kasus
8. Papua bertambah 58 kasus menjadi 4.894 kasus
9. Bali bertambah 51 kasus menjadi 7.543 kasus

Data per tanggal 19 September 2020 (penambahan kasus harian dan total jumlah kasus)
1. DKI Jakarta bertambah 988 kasus menjadi 60.828 kasus
2. Jawa Barat bertambah 470 kasus menjadi 16.395 kasus
3. Jawa Tengah bertambah 271 kasus menjadi 19.213 kasus
4. Jawa Timur bertambah 379 kasus menjadi 40.372 kasus
5. Sumatra Utara bertambah 97 kasus menjadi 9.273 kasus
6. Kalimantan Selatan bertambah 78 kasus menjadi 9.650 kasus
7. Sulawesi Selatan bertambah 167 kasus menjadi 14.193 kasus
8. Papua bertambah 205 kasus menjadi 5.099 kasus
9. Bali bertambah 85 kasus menjadi 7.628 kasus

Data per tanggal 20 September 2020 (penambahan kasus harian dan total jumlah kasus)
1. DKI Jakarta bertambah 1.138 kasus menjadi 61.966 kasus
2. Jawa Barat bertambah 427 kasus menjadi 16.822 kasus
3. Jawa Tengah bertambah 303 kasus menjadi 19.516 kasus
4. Jawa Timur bertambah 336 kasus menjadi 40.708 kssus
5. Sumatra Utara bertambah 95 kasus menjadi 9.368 kasus
6. Kalimantan Selatan bertambah 85 kasus menjadi 9.735 kasus
7. Sulawesi Selatan bertambah 174 kasus menjadi 14.367 kasus
8. Papua bertambah 50 kasus menjadi 5.149 kasus
9. Bali bertambah 121 kasus menjadi 7.749 kasus

Data per tanggal 21 September 2020 (penambahan kasus harian dan total jumlah kasus)
1. DKI Jakarta bertambah 1.352 kasus menjadi 63.318 kasus
2. Jawa Barat bertambah 680 kasus menjadi 17.502 kasus
3. Jawa Tengah bertambah 238 kasus menjadi 19.754 kasus
4. Jawa Timur bertambah 368 kasus menjadi 41.076
5. Sumatra Utara bertambah 22 kasus menjadi 4.317 kasus
6. Kalimantan Selatan bertambah 82 kasus menjadi 9.817 kasus
7. Sulawesi Selatan bertambah 36 kasus menjadi 14.403 kasus
8. Papua bertambah 27 kasus menjadi 5.176 kasus
9. Bali bertambah 139 kasus menjadi 7.888

3. Ini 3 target yang harus dicapai Luhut dalam 2 minggu

Sepekan Luhut Tangani COVID di 9 Provinsi, Kenaikan Kasus Pecah RekorMenteri Perhubungan Ad Interim Luhut Pandjaitan lakukan sidak (Dok. Dirjen Hubungan Darat Kemenhub)

Sebelumnya, Juru Bicara Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito mengatakan, pertimbangan memilih 9 provinsi prioritas tersebut karena lima alasan. Pertama, lantaran jumlah kasus aktif yang masih banyak di provinsi-provinsi ini.

"Kedua, dari laju insidensi atau kecepatan penambahan kasus. Ketiga, dari persentase kematian. Keempat, dari laju kematian, dan terakhir karena karakteristik wilayahnya," ucap Wiku dalam keterangan pers yang disiarkan langsung di channel YouTube Sekretariat Presiden, Kamis (17/9/2020).

Agar kasus COVID-19 di 9 provinsi tersebut turun, Luhut pun harus mencapai target-target yang telah ditetapkan. Target pertama yaitu menurunkan kasus harian. Kedua, meningkatkan angka kesembuhan, dan ketiga, menurunkan angka kematian.

"Diminta oleh presiden agar target ini dapat dicapai dalam waktu dua minggu ke depan," ujar Wiku.

4. Delapan strategi Luhut untuk menangani COVID-19

Sepekan Luhut Tangani COVID di 9 Provinsi, Kenaikan Kasus Pecah RekorSeorang warga yang tidak mengenakan masker melintas, di depan mural yang berisi pesan waspada penyebaran virus Corona di kawasan Tebet, Jakarta, Selasa (8/9/2020). ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat

Wakil Ketua Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional Luhut Binsar Pandjaitan menyebut, penanganan COVID-19 ibarat seni. Istilah itu dia pakai mengingat dalam hal ini, pemerintah harus menyeimbangkan antara sektor kesehatan dan sektor ekonomi.

"Ini seperti seni, gimana kita memelihara keseimbangan antara penanganan COVID-19 dan ekonomi sekaligus menunggu masa kritikal dengan vaksin dan obat," kata Luhut dalam konferensi pers virtual, Jumat (18/9/2020).

Luhut mengakui, ketika pemerintah membuka sektor perekonomian, jumlah kasus COVID-19 di Indonesia meningkat. Masyarakat yang tidak disiplin dan belum adanya vaksin saat ini membuat pemerintah memberlakukan pengetatan lagi.

"Kita tidak disiplin sehingga angka kematian dan infeksi meningkat. Sekarang kita ketatkan lagi," ucapnya.

Luhut juga menyebut, tidak ada hal istimewa yang ia lakukan sejak ditunjuk oleh Presiden Joko "Jokowi" Widodo untuk menangani kasus COVID-19 di sembilan provinsi. "Tidak ada hal istimewa yang saya lakukan. Saya boleh mengklaim saya manajer yang baik," katanya.

Ia memaparkan, dalam waktu dua pekan ke depan tugasnya adalah mendorong perubahan perilaku masyarakat yang lebih cepat untuk melaksanakan protokol kesehatan. Tugas kedua adalah menurunkan angka kasus harian.

Selanjutnya tugas ketiga, meningkatkan recovery rate. "Keempat, penurunan mortality rate dan kelima penurunan mortality cases," imbuh Luhut.

Adapun strategi-strategi Luhut dalam penanganan COVID-19 meliputi:

1. Operasi Yustisi

Operasi yustisi merupakan operasi di mana pemerintah mengerahkan TNI-Polri, hingga organisasi masyarakat untuk memastikan masyarakat disiplin terapkan protokol kesehatan.

2. Fokus di 9 provinsi

Penanganan COVID-19 selama dua pekan ini akan fokus kepada 9 provinsi prioritas yang telah ditentukan pemerintah.

3. Perbaikan tata kelola ruang ICU

Pemerintah akan meminta rumah sakit rujukan untuk memperbaiki tata kelola di ruang ICU. Sebab, angka kematian paling tinggi justru berada di ruang perawatan intensif.

4. Pembatasan wisatawan di Bali selama dua pekan

Meningkatnya kasus COVID-19 di Bali, membuat pemerintah harus mengambil keputusan untuk membatasi wisatawan masuk ke Pulau Dewata itu selama dua minggu ini. Pembatasan tersebut dilakukan untuk mengurangi kasus di Bali.

5. Tambahan lokasi karantina dan hotel untuk isolasi mandiri

Pemerintah sejak beberapa minggu lalu sudah mengusahakan untuk menambah lokasi isolasi mandiri bagi pasien COVID-19 yang bergejala ringan dan tak bergejala. Selain itu, pemerintah juga sudah bekerja sama dengan grup-grup hotel seperti Yello Hotel, Ibis Hotel, Pop! Hotel, Mercure Hotel, dan Novotel untuk isolasi mandiri.

6. Sinkronisasi data pusat dan daerah

Selama dua pekan ini, pemerintah akan memastikan bahwa data pusat dan pemerintah daerah tak akan berbeda. Sebab, masih ada beberapa daerah yang datanya berbeda dengan pusat.

7. Melakukan lobi-lobi vaksin COVID-19

Agenda prioritas pemerintah ke depannya juga terus melakukan lobi-lobi vaksin. Luhut menyebut akan melobi Uni Emirat Arab untuk mendapatkan tambahan 10 juta vaksin yang dikembangkan oleh perusahaan G42.

8. Imunisasi vaksin untuk tenaga medis

Tenaga medis menjadi benteng terakhir dalam penanganan COVID-19 ini. Luhut pun menjanjikan bahwa kelompok pertama yang akan mendapatkan vaksin terlebih dahulu adalah para tenaga medis.

Baca Juga: Luhut Sebut Indonesia Masih Hadapi Masa Kritis sampai 3 Bulan ke Depan

Topik:

  • Sunariyah

Berita Terkini Lainnya