Stafsus Presiden Lenis Kogoya: Jaga dan Jangan Hina Mahasiswa Papua

Kapolri didesak tangkap provokator insiden di Surabaya 

Jakarta, IDN Times - Staf Khusus Presiden Lenis Kogoya mengingatkan agar jangan sampai insiden penyerangan dan pengepungan mahasiswa Papua di Surabaya dan Malang terulang lagi. Terutama, kata Lenis, turut campurnya organisasi masyarakat (ormas) dalam aksi pengepungan tersebut. Dia menilai hal itu tidak perlu.

Lenis juga menyampaikan agar sesama bangsa Indonesia tidak boleh saling menghina. Apalagi, lanjutnya, dalam insiden pengepungan mahasiswa Papua di Surabaya kemarin, terdapat oknum yang menghina warga Papua seperti hewan. Lenis mengingatkan agar hal itu tidak terulang lagi.

Lenis juga berharap agar mahasiswa Papua yang tengah menuntut ilmu di daerah lain, dijaga dan tidak dihina lagi. Pasalnya, anak-anak Papua tersebut memiliki keinginan untuk berguna bagi bangsa Indonesia.

Baca Juga: Kronologis Kerusuhan Papua yang Menyeret Wilayah Lain

1. Lenis sebut Papua masih bagian dari NKRI

Stafsus Presiden Lenis Kogoya: Jaga dan Jangan Hina Mahasiswa PapuaIDN Times/Teatrika Handiko Putri

Lenis menyebut, Indonesia memiliki suku dan budaya beragam. Termasuk di dalamnya Papua. 

“Jadi kita ini kan sama-sama, mungkin kulitnya berbeda, tapi kita punya darah yang sama. kalau kita cubit kan sama-sama merasa sakit juga. Kecuali negara lain yang mungkin mengacau kita punya lambang atau atribut apa, kita boleh marah sama-sama. Tapi antara Papua dan Jakarta, Aceh dan Jakarta, anak bangsa, ya tidak boleh menjelekkan satu dengan yang lain,” kata Lenis di kompleks Istana Negara, Jakarta Pusat, Selasa (20/8).

2. Mahasiswa Papua di daerah lain harus dijaga, bukan dihina

Stafsus Presiden Lenis Kogoya: Jaga dan Jangan Hina Mahasiswa PapuaANTARA FOTO/Novrian Arbi

Menurut Lenis, anak-anak Papua yang tengah menuntut ilmu di daerah lainnya memiliki keinginan untuk menggali ilmu lebih dalam lagi. Sehingga, ia meminta agar mereka bisa dijaga oleh warga asli dari daerah tersebut.

Lenis mengimbau agar tak ada lagi kata-kata kasar yang dikeluarkan untuk menggambarkan warga Papua. Alasannya, tentu itu membuka sakit hati dan akan membuat marah warga Papua.

“Apalagi kata-kata yang binatang lah, suruh pulang lah. Itu lah yang kurang baik membuat sakit hati orang Papua. Tapi orang Papua marah hari ini sudah hilang, beda lagi dengan orang Jawa. Bakar batu selesai,” papar dia.

Maka dari itu, Lenis berharap agar sesama bangsa Indonesia bisa saling menghargai satu sama lain. Ia berpesan agar masyarakat Papua yang berada di daerah lain tak disakiti lagi.

“Jadi saya harapkan pada masyarakat dari Aceh sampai Manado, adik-adik saya yang lagi sekolah di situ, mohon jangan diganggu. Kami mau belajar, nanti kembali menjadi seperti saya. Saya kan sekolah di Jawa.  Nanti jadi mereka seperti saya lagi. Berarti kan manusia-manusia ini sudah siap untuk dipakai. Tapi lagi belajar, jangan kita dikatain,” harap Lenis.

3. Ormas diharapkan tidak menjelekkan satu sama lain

Stafsus Presiden Lenis Kogoya: Jaga dan Jangan Hina Mahasiswa PapuaIDN Times/Istimewa

Kemudian, Lenis mengingatkan agar ormas juga tidak saling menjelekkan satu lain. Menurut dia, nasionalisme dan cinta terhadap Merah Putih memang diperlukan, namun tetap tidak boleh membuat kacau dan melakukan persekusi seperti yang dilakukan terhadap mahasiswa Papua di Surabaya dan Malang.

“Satu bangsa kita yang sama, Papua juga bagian dari NKRI, berarti jangan sampai terulang lagi. Belum saya marah, kepala suku belum marah. Ini hal pertama loh. Saya tidak mau lagi terjadi kedua dan ketiga kali, itu beda lagi saya punya konsepnya, pikirkan jangan bikin kacau lagi. Pokoknya saya tidak mau dengar lagi kejadian kayak berikut lagi. Ini cukup kejadian ini,” tegas Lenis.

4. Lenis Kogoya minta Kapolri tangkap provokator insiden di Surabaya dan Malang

Stafsus Presiden Lenis Kogoya: Jaga dan Jangan Hina Mahasiswa PapuaIDN Times/Teatrika Handiko Putri

Lebih lanjut, Lenis menuturkan agar ke depannya tidak ada lagi kejadian seperti beberapa hari lalu. Dia juga meminta aparat keamanan agar asrama mahasiswa Papua dijaga supaya tidak ada yang mengganggu.

“Ormas siapa pun yang ganggu berarti itu provokator. Saya minta harus ditangkap.  Yang kejadian kemarin siapa pun yang melakukan,  bahasa apa pun dia, Kapolri harus periksa dong jangan dibiarkan seperti begitu. Harus diperiksa siapa dia. Nah itu yang membuat ke depan tidak terulang lagi,” terang Lenis.

Baca Juga: DPD RI: Pemerintah Harus Sikapi Insiden Mahasiswa Papua di Jatim 

Topik:

  • Sunariyah

Berita Terkini Lainnya