Takut Salah, Menag Fachrul Tolak Tanggapi Larangan Salam Lintas Agama

MUI Jatim larang salam lintas agama

Jakarta, IDN Times - Menteri Agama (Menag) Fachrul Razi enggan menanggapi pernyataan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Timur, yang mengeluarkan imbauan agar salam lintas agama tak lagi diucapkan. Mereka mendorong hanya menggunakan salam dalam agama Islam. 

Fachrul mengaku belum mendengar imbauan tersebut. Sehingga ia menolak menanggapi lebih jauh masalah tersebut.

"Bapak tidak akan pernah mau menanggapi sesuatu yang Bapak belum dengar," kata Fachrul di Kompleks Istana Negara, Jakarta Pusat, Senin (11/11).

Baca Juga: Ini Alasan MUI Jatim Imbau Pejabat Tak Lagi Ucapkan Salam Lintas Agama

1. Fachrul juga enggan menanggapi apakah setuju dengan imbauan salam lintas agama atau tidak

Takut Salah, Menag Fachrul Tolak Tanggapi Larangan Salam Lintas AgamaIDN Times/Uni Lubis

Fachrul yang tak ingin ditanyai perihal imbauan tersebut memilih tutup mulut. Ia tetap enggan berkomentar lebih jauh imbauan MUI Jawa Timur itu.

"Gak mau, Bapak nanti salah," ucap Fachrul.

2. Alasan MUI Jawa Timur keluarkan imbauan larangan salam lintas agama

Takut Salah, Menag Fachrul Tolak Tanggapi Larangan Salam Lintas Agama(Surat imbauan yang diterbitkan MUI Jatim) IDN Times/Istimewa

Dewan Pimpinan MUI Jawa Timur mengeluarkan imbauan larangan menyampaikan salam lintas agama bagi umat muslim pada (8/11). Di dalam surat edaran itu, pembacaan salam lintas agama yang didasari semangat kerukunan antarumat beragama, sebaiknya tak perlu lagi diucapkan. 

"Dewan Pimpinan MUI Jatim menyerukan kepada umat Islam, khususnya dan kepada pemangku kebijakan, agar dalam persoalan salam pembuka dilakukan sesuai dengan ajaran agama masing-masing," demikian isi surat tersebut yang ditandangani Ketua Umum DP MUI Jatim Abdusshomad Buchori.

Ketika dikonfirmasi, Abdusshomad membenarkan, adanya surat tersebut. Penjelasan terkait larangan penggunaan salam lintas agama juga dijabarkan ke dalam delapan poin.

"Kami menandatangani atau membuat seruan itu karena doa itu adalah ibadah. Misalnya saya terangkan salam, Assalamualaikum, itu doa. Salam itu termasuk doa, dan doa itu ibadah," ujar dia ketika dihubungi pada Minggu (10/11).

3. Pejabat kerap mengucapkan salam lintas agama

Takut Salah, Menag Fachrul Tolak Tanggapi Larangan Salam Lintas AgamaIDN Times/Teatrika Handiko Putri

Abdusshomad menjelaskan salam lintas agama merupakan pembahasan hangat dalam DP MUI Jatim merujuk pada hasil Rakornas MUI 11-13 Oktober 2019. Banyak pejabat sekarang ini terbiasa menyampaikan salam dari berbagai agama yaitu Islam, Kristen, Katolik, Hindu, dan Budha.

Padahal menurut Abdusshomad, penyampaian salam dalam berbagai agama tak bisa dibenarkan, dengan alasan untuk menjaga kerukunan lintas agama. Sebab, salam merupakan doa yang bersifat sakral.

"Kalau saya menyebut assalamualaikum itu doa, semoga Allah SWT memberi keselamatan kepada kamu sekalian dan itu salam umat Islam. Jadi ketika umat muslim bertemu itu diawali dengan itu, semoga mendapat keselamatan yang diberikan oleh Allah," tutur dia.

4. Salam dalam agama dianggap ibadah yang tak boleh dicampur aduk

Takut Salah, Menag Fachrul Tolak Tanggapi Larangan Salam Lintas Agama(Kantor MUI Pusat)/mui.or.id

Abdusshomad menjelaskan, pembacaan salam di dalam agama Islam merupakan doa dan ibadah. Karena itu, ibadah berkaitan langsung dengan agama dan Tuhan masing-masing. Ia menganggap pencampuran agama dalam salam tidak dibenarkan.

Selain itu, lanjut Abdusshomad, di dalam salam agama lain pun memiliki arti yang tak jauh berbeda. Ia merasa pengulangan salam dengan berbagai bahasa dari agama lain tidak diperlukan.

"Misalnya pejabat, seorang gubernur, seorang presiden, wakil presiden, para menteri, kalau dia muslim ya assalamualaikum. Tapi mungkin kalau gubernur Bali ya dia pakai salam Hindu. Karena salam itu adalah doa dan doa itu ibadah, ini menyangkut Tuhan dan agamanya masing-masing," kata Abdusshomad. 

Baca Juga: Ramai Larangan Salam Lintas Agama, Fahri Hamzah Pilih Sapa Ala Sukarno

Topik:

  • Rochmanudin

Berita Terkini Lainnya