Warga Borong Tabung Oksigen, Satgas: Bahaya Tanpa Panduan Nakes!

Tabung oksigen diprioritaskan untuk pasien di rumah sakit

Jakarta, IDN Times - Juru Bicara Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito meminta masyarakat tidak berbondong-bondong membeli tabung oksigen untuk pasien COVID-19 yang sedang melakukan isolasi mandiri. Sebab, kata Wiku, tabung oksigen diperlukan bagi pasien dengan gejala sedang dan berat di rumah sakit.

"Masyarakat perlu mengetahui bahwa saat ini tabung oksigen sangat diperlukan untuk merawat pasien COVID-19 dengan gejala sedang-berat di rumah sakit. Tidak hanya itu, penderita penyakit kronis lain seperti PPOK (Penyakit Paru Obstruktif Kronis) berat juga membutuhkan suplai oksigen untuk dapat bertahan hidup. Penting juga untuk diketahui, pemberian oksigen secara berkepanjangan tanpa pemantauan tenaga kesehatan dapat berbahaya," kata Wiku kepada IDN Times, Senin (5/7/2021).

1. Satgas meminta masyarakat tidak berbondong-bondong beli tabung oksigen untuk keperluan isolasi mandiri

Warga Borong Tabung Oksigen, Satgas: Bahaya Tanpa Panduan Nakes!Ilustrasi tabung oksigen medis. (ANTARA FOTO/Novrian Arbi).

Wiku meminta kepada masyarakat untuk tak berbondong-bondong membeli tabung oksigen. Karena hal itu bisa menghambat ketersediaan di rumah sakit.

"Saya meminta kepada masyarakat yang sedang melakukan isolasi mandiri agar tidak berbondong-bondong membeli tabung oksigen untuk menjadi persediaan di rumah, karena hal ini dapat menghambat ketersediaan oksigen yang dibutuhkan rumah sakit," kata Wiku.

Baca Juga: Darurat COVID-19, Luhut: 100 Persen Produksi Oksigen untuk Kesehatan

2. Satgas imbau lakukan ini jika merasa sesak nafas

Warga Borong Tabung Oksigen, Satgas: Bahaya Tanpa Panduan Nakes!Juru Bicara Satgas COVID-19, Wiku Adisasmito di Kantor Presiden, Jakarta (Dok. Biro Pers Kepresidenan)

Wiku juga menyampaikan bahwa pemberian oksigen berkepanjangan tanpa pemantauan tenaga kesehatan dapat berbahaya. Menurut Wiku, ada cara lain untuk bisa mengatasi gejala sesak nafas.

"Gejala sesak napas dapat berkurang dengan  mempraktekkan posisi telungkup (proning), menyamping, dan semi-fowler (setengah duduk) secara bergantian setiap 30 menit serta menjaga ruangan terventilasi dengan baik," ucap Wiku.

3. Stok oksigen di sejumlah rumah sakit berkurang

Warga Borong Tabung Oksigen, Satgas: Bahaya Tanpa Panduan Nakes!Ilustrasi tabung oksigen medis. (ANTARA FOTO/Novrian Arbi).

Seiring dengan lonjakan kasus COVID-19 di Indonesia, minimnya suplai oksigen ke sejumlah rumah sakit membuat pelayanan untuk pasien yang sesak napas dihentikan sementara. Terbaru, Rumah Sakit Al Islam Bandung telah mengumumkan melalui akun Instagram resminya bahwa rumah sakit ini sementara menghentikan pelayanan untuk pasien baru yang alami sesak napas

Pengumunan ini dilakukan karena stok oksigen di rumah sakit sudah sangat minim. Sedangkan, pasien yang dirawat dan membutuhkan oksigen harus tetap ditangani. Stok oksigen di RS Al Islam pun diperkirakan hanya cukup hingga Senin (5/7/2021) pagi.

Direktur Utama RS Al Islam dr Muhammad Iqbal mengatakan, saat ini masih banyak pasien dirawat dengan keluhan sesak napas yang sama. Karena khawatir ketika ada pasien baru tidak tertangani, maka RS Al Islam pun sementara menutup untuk pelayanan baru bagi pasien serupa.

"Jadi ada pasien dengan ventilator, banyak yang memerlukan oksigen. Jangan sampai mereka tidak terbantu," ujar Iqbal saat dihubungi wartawan, Minggu (4/7/2021).

Baca Juga: Anies: Posko Oksigen di Monas Bukan untuk Pribadi, Hanya Rumah Sakit

Topik:

  • Dwi Agustiar

Berita Terkini Lainnya