Cuan dan Lebaran yang Dirindukan di Stasiun Pasar Senen 

Masyarakat berbahagia lebaran tanpa larangan mudik

Jakarta,IDN Times - Lagu dangdut berjudul Bang Toyib sayup terdengar dari warung nasi yang berada di sekitar pintu masuk Stasiun Pasar Senen, Jakarta Pusat.

Melalui penggalan liriknya, lagu milik pedangdut Nita Thalia yang tersohor pada 2005 itu, kurang lebih menceritakan tentang suami yang tak pulang-pulang setelah tiga kali lebaran.

Siang hari itu, tepatnya Rabu (27/4/2022), IDN Times memantau kondisi stasiun menjelang puncak arus mudik lebaran Tahun 2022 atau 1443 Hijriyah.

Suasana di Stasiun Pasar Senen, sumuk. Jarak matahari seakan hanya sejengkal dari kepala. Hari itu, banyak manusia yang berjejal di sana.

Ada yang mencetak tiket kereta, porter yang bertemu koper, perpisahan dan pertemuan keluarga, petugas kebersihan yang sigap menangkap sampah-sampah. Juga, petugas yang tak lelah menjawab tanya dari para calon penumpang.

Sama seperti Bang Toyib, suasana Stasiun Pasar Senen hari itu, seakan menjadi tanda 'kepulangan' marwah mudik di stasiun tersibuk yang sempat sepi dua tahun terakhir.

Jika Bang Toyib butuh tiga kali lebaran, Stasiun Pasar Senen butuh waktu dua kali untuk kembali pada marwahnya. Hal ini tentunya dimulai saat pemerintah melalui Presiden Joko Widodo mengizinkan mudik lebaran di tahun 2022.

1. Berkah bagi para porter

Cuan dan Lebaran yang Dirindukan di Stasiun Pasar Senen Suasana Stasiun Pasar Senen saat arus mudik 2022. (dok. Uji Sukma Medianti)

Alangkah bahagia dan semringahnya masyarakat ketika mudik tak lagi dilarang. Dua tahun lamanya, masyarakat harus beradu kuat dengan petugas tatkala jalur mudik disekat karena larangan mudik akibat pandemik.

Di samping itu, kereta api juga harus puasa menjual tiket mudik lebaran selama dua tahun. Salah satu pihak yang menyicip manisnya lebaran tahun ini adalah Herman, porter yang bekerja di Stasiun Pasar Senen.

Ia mengaku sangat bersyukur karena pemerintah memberikan izin mudik lebaran tahun ini.

"Alhamdulillah, Alhamdulillah tahun ini boleh mudik. Rasanya saya sudah rindu sekali. Selama pandemik penghasilan kami menurun drastis. Alhamdullah, ini namanya ada keringanan, ada harapan," kata dia saat ditemui beberapa waktu lalu.

Sudah dua tahun lebaran, Herman hanya bisa gigit jari lantaran tak bisa mengais banyak uang dari pekerjaan utamanya itu.

"Porter itu makan ya (dari) angkat koper dan barang bawaan penumpang, kalau penumpangnya gak ada kita mau makan apa," tuturnya.

Baca Juga: [Foto] Ribuan Pemudik Padati Stasiun Pasar Senen Pada H+5 Lebaran 

2. Pendapatan membaik meski belum kembali normal

Cuan dan Lebaran yang Dirindukan di Stasiun Pasar Senen Suasana Stasiun Pasar Senen saat arus mudik 2022. (dok. Uji Sukma Medianti)

Dia mengaku tak mematok tarif buat jasa angkutnya. Namun, di Stasiun Pasar Senen rata-rata porter diberikan uang mulai dari Rp20 ribu per orang. Bahkan ada yang memberi upah Rp10 ribu.

Pantauan IDN Times, porter di Stasiun Pasar Senen berusia mulai dari 20-an, juga tak sedikit berusia 60 tahun ke atas. Penghasilan mereka juga jauh dari angka pasti.

Saat pandemik COVID-19 sedang tinggi -tingginya, Herman dan kawan-kawannya harus rela pulang dengan tangan hampa.

"Seharian dapat Rp50 ribu saja udah untung dulu. Soalnya sebelum pandemik lebaran bisa Rp300 ribu sehari. Pokoknya bener-bener ngenes. Sekarang begini mah Alhamdulillah banget," ujar dia.

3. Mudik naik rute kereta baru

Cuan dan Lebaran yang Dirindukan di Stasiun Pasar Senen (IDN Times/Aryodamar)

Di sudut Stasiun Pasar Senen yang lain, seorang nenek dan cucunya bernama Hamdan nampak semringah lantaran akan mudik ke Garut, Jawa Barat. Dia menjajal kereta rute Pasar Senen-Cibatu yang baru beroperasi belum lama ini.

"Ibu mau ke Garut, jajal naik kereta. Tiketnya murah neng," kata Nenek Hamdan saat ditemui IDN Times.

Dia mengatakan, sengaja pulang ke Garut lebih awal karena dapat tiket di tanggal 27 April 2022. Ini menjadi kali pertama si Nenek mudik menaiki moda kereta api.

Dibandingkan naik moda transportasi darat yang harganya sudah dua kali lipat, Nenek Hamdan mengaku lebih antuasias menjajal kereta api Cikuray yang harganya hanya Rp45 ribu saja.

"Hari gini tiket bus udah Rp100 ribuan semua, mending saya naik kereta Rp45 ribu. Gak ketemu macet," ujarnya.

Nenek Hamdan mengaku senang tak ada lagi larangan mudik tahun ini. Perempuan yang mengaku sudah divaksin COVID-19 tiga kali demi bisa naik kereta tanpa tes antigen itu, bersyukur dan berharap agar pandemik terus membaik.

"Saya rasanya seperti mimpi mudik dibolehkan lagi. Soalnya lebaran tahun lalu pernah terlanjur (terjebak) di sini (rumah anak) ga bisa mudik karena dijaga jalannya sama polisi," tutur dia.

Ia mengaku ke Jakarta dalam waktu yang cukup lama untuk menengok sang menantu yang baru melahirkan. Sang anak dan menantu biasanya baru akan mudik di hari-hari setelah lebaran.

Namun hal itu tak dilakukan selama dua tahun terakhir. Saat ada kesempatan seperti ini, Nenek Hamdan ditemani cucu yang paling besar berangkat mudik lebih dulu.

"Mumpung ada umur, pengen saya mudik di kampung sendiri lagi kayak sebelum pandemik," jelasnya.

Baca Juga: Di Stasiun Pasar Senen, Menhub Imbau Pemudik Jangan Datang Kecepetan

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya