Demo Petani Sawit di Patung Kuda, Polisi Sebut Mahasiwa Ikut Aksi
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Kasat Lantas Polres Metro Jakarta Pusat, Kompol Purwanta menyebut, Selasa pagi (17/5/2022) ada massa yang terdiri dari 150 hingga 200 orang melakukan aksi demonstrasi di Patung Kuda, Jakarta Pusat.
“Iya, sudah selesai kurang lebih 150 sampai 200 (massa), gabungan mahasiswa juga,” kata Purwanta saat dihubungi IDN Times, Selasa (17/5/2022).
1. Massa aksi terdiri dari petani dan juga mahasiswa
Baca Juga: Besok Petani Sawit Demo di Istana Negara, Buntut Larangan Ekspor CPO
Berdasarkan pantauan IDN Times di lokasi, pada pukul 11.16 WIB massa yang berasal dari petani sawit dan mahasiswa sudah mulai membubarkan diri. Aksi mereka selesai sekira pukul 12.00 WIB.
Adapun, tak ada penutupan jalan maupun pengalihan lalu lintas yang disebabkan oleh aksi ini.
2. Klaim mengerahkan petani di 22 provinsi
Editor’s picks
Sebelumnya, Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (APKASINDO) mengerahkan petani di 22 Provinsi se-Indonesia menyampaikan akan menggelar aksi keprihatinan petani kelapa sawit Indonesia secara serentak hari ini, Selasa (17/5/2022).
“Jakarta akan menjadi sentra utama aksi keprihatinan petani kelapa sawit Indonesia yang akan diadakan pada 17 Mei 2022 di Kantor Kemenko Perekonomian RI dan Patung Kuda Monas,” kata Ketua Umum DPP APKASINDO, Gulat Manurung, dalam keterangan tertulis, Senin (16/5/2022).
Baca Juga: Petani Desak Jokowi Segera Cabut Larangan Ekspor Minyak Sawit
3. Menyikapi larangan ekspor minyak goreng dan CPO
Aksi ini untuk menyikapi dampak larangan ekspor minyak goreng dan CPO yang berdampak langsung kepada anjloknya harga TBS (tandan buah segar) kelapa sawit di seluruh Indonesia.
“Saat ini sudah kritis, dari 1.118 pabrik sawit se-Indonesia paling tidak 25 persen telah stop pembelian TBS sawit petani. Ini terjadi setelah harga TBS petani sudah anjlok 40 - 70 persen dari harga penetapan Disbun. Dan ini terhadi secara merata sejak larangan ekspor tanggal 22 April lalu,” terangnya.