Giring Ganesha dari Vokalis, Relawan Jokowi hingga Jadi Penyerang Anies

Manuver politik Giring dinilai merugikan partainya sendiri

Jakarta, IDN Times - Giring Ganesha Djumaryo, kini menduduki jabatan sebagai Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI). Namun, jauh sebelum itu, ia adalah seorang vokalis band Nidji. Band beraliran Britpop yang tenar di tahun 2000-an. 

Prestasi Giring saat di Nidji kala itu tidak main-main. Lagu-lagu berjudul Sudah, Hapus Aku, Kau dan Aku hingga Disco Lazy Time, yang ditelurkan pada album pertama, Breakthru (2006), melejit menjadi hit di Indonesia. 

Selanjutnya, album yang dilahirkan Nidji hampir selalu menduduki tangga lagu teratas. Band ini juga kerap menciptakan soundtrack film terkenal, salah satunya Laskar Pelangi (2008).

Nidji pun mendulang banyak penggemar. Kesuksesan Nidji di kancah musik Indonesia berdampak pada kepopuleran personelnya, terutama Giring sebagai frontman. Tak hanya musik, Giring juga menjajal dunia seni peran.

Setelah 17 tahun berkarya di dunia seni, Giring kemudian memutuskan hengkang dari band yang membesarkan namanya itu. 

Pria berambut kriwil itu masuk ke Partai Solidaritas Indonesia (PSI) pada 2017. Partai yang lahir pada 16 November 2014.

Namun sejatinya, kiprah Giring di dunia politik sudah dimulai sejak ia menjadi relawan Jokowi-Jusuf Kalla pada Pemilu Presiden (Pilpres) 2014. Giring pun pernah menjadi relawan Basuki Tjahaya Purnama-Djarot Saiful Hidayat saat maju Pilgub DKI 2017 lalu.

1. Giring masuk PSI

Giring Ganesha dari Vokalis, Relawan Jokowi hingga Jadi Penyerang AniesGiring "Nidji" Ganesha. (Instagram.com/ Giring)

Dilansir dari website giring.id, usai mengundurkan diri sebagai vokalis Nidji, Giring bergabung dengan Partai Solidaritas Indonesia (PSI). 

Selain di PSI, Giring juga merupakan Presiden Indonesia eSport Premiere League yang turut digagas olehnya. Giring juga membidani lahirnya startup, kincir.com.

Giring maju sebagai calon anggota legislatif pada Pemilu 2019 di Dapil Jawa Barat 1. Ia berhasil mendulang 97.069 suara.

Namun, jumlah suara yang diraupnya itu, tak cukup untuk mengantarkan Giring menduduki kursi parlemen.

Baca Juga: Giring Nyanyi Bareng Warga dari Dekat JIS, Balas Sindiran Anies?

2. Jadi Ketua Umum PSI

Giring Ganesha dari Vokalis, Relawan Jokowi hingga Jadi Penyerang AniesKetua umum PSI, Giring Ganesha (youtube.com/Partai Solidaritas Indonesia)

Pada November 2021, Giring Ganesha resmi menjadi Ketua Umum PSI. Banyak komentar pedas yang diterima Giring saat mengemban posisi tersebut.

Pasalnya, jam terbang Giring di panggung politik masih sangat minim. Saat dideklarasikan PSI sebagai capres 2024, Giring mengatakan  pengalamannya sebagai pemimpin band Nidji menjadi ‘portofolio’ untuk memimpin negara.

"Saya punya pengalaman banyak kok, saya mempimpin perusahaan, memimpin band, memimpin industri menjadi lebih besar lagi, saya punya pengalaman banyak," kata Giring kala itu.

3. Menyerang Anies Baswedan

Giring Ganesha dari Vokalis, Relawan Jokowi hingga Jadi Penyerang AniesGubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (kiri) dan Plt Ketua Umum PSI Giring Ganesha (kanan) (Dok. Instagram Anies Baswedan/Giring Ganesha)

Usai menjadi Ketum PSI, Giring kerap menyampaikan kritik dan serangannya kepada Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan. Tak ada yang salah untuk sampaikan kritik, namun pengamat menilai, kritikan Giring kepada Anies hanya untuk menjegalnya di Pilpres 2024 saja.

Pasalnya, Giring tak pernah mengkritik kinerja pemerintah atau pun gubernur lain. Direktur Eksekutif Indonesia Political Review, Ujang Komarudin, menilai bagi PSI, Anies adalah lawan dan musuh politik yang tidak boleh menjadi presiden.

Sehingga, kontra PSI terhadap Anies ditunjukkan secara terang-terangan dan konsisten.

“Mudah dibaca dan ditebak manuver yang dilakukan oleh Giring tersebut,” tutur dia kepada IDN Times, beberapa waktu lalu. 

4. Dikorek latar belakang pendidikannya

Giring Ganesha dari Vokalis, Relawan Jokowi hingga Jadi Penyerang Anies

Belum lama ini, terungkap fakta Giring drop out (DO) dua kali dari Universitas Paramadina, Jakarta Selatan. Kampus yang berlokasi di Jalan Jenderal Gatot Subroto itu pernah dipimpin Anies Baswedan. 

Berdasarkan informasi yang disampaikan Direktur Kerja Sama Pemasaran Hubungan Alumni Universitas Paramadina, Kurniawaty Yusuf, Giring tercatat pernah menjadi mahasiswa program studi hubungan internasional. 

"Giring masuk di tahun 2002 lalu di-DO 2011. Kemudian, ia masuk lagi di tahun 2017 dan di-DO pada 2021," ujar Kurniawaty kepada media pada 29 Desember 2021. 

Ia juga menyebut publik bisa memeriksa sendiri status pendidikan Giring di situs pddikti.kemendikbud.go.id. "Jadi, (Giring) dua kali daftar dan dua kali di-DO," tuturnya.

Baca Juga: PSI Duga Akun Instagram Giring Hilang karena Ada Report Massal

5. Jelaskan kenapa pendidikannya tidak selesai

Giring Ganesha dari Vokalis, Relawan Jokowi hingga Jadi Penyerang AniesAkun Instagram Giring tidak bisa diakses (Instagram/@Giring)

Menanggapi kabar tersebut, lewat akun Instagramnya, Giring mengaku dihadapkan pada dua pilihan sulit yakni melanjutkan mimpi di dunia musik atau terus melanjutkan pendidikannya. 

Saat itu, Giring masih tergabung di band Nidji dan menjadi vokalis. Ia memutuskan untuk keluar dari Nidji dan terjun di dunia politik pada 2017. 

"Kemudian saya memilih untuk membangun mimpi dan karier saya di dunia musik bersama Nidji. Dunia musik adalah passion saya dan saya tidak mau merepotkan ibu saya yang single parent," ujar Giring di akun media sosialnya dan diunggah pada 29 Desember 2021. 

"Cita-cita saya ketika itu sederhana saja, karena saya ingin mandiri (secara finansial) dan tidak ingin merepotkan ibu saya yang single parent. Saya ingin ibu saya bahagia. Saya hanya ingin mewujudkan mimpi Beliau naik haji bersama," ungkapnya. 

Ia juga menepis pernah bertemu Anies saat masih menempuh studi di Universitas Paramadina. Ia menyebut ketika terdaftar sebagai mahasiswa, Universitas Paramadina dipimpin Nurcholish Madjid atau yang akrab disapa Cak Nur. 

"Ketika Cak Nur wafat, saya bahkan sempat mengantarkan Beliau ke pemakaman," tutur dia.

6. Sikap Giring tunjukkan tidak matang dalam berpolitik

Giring Ganesha dari Vokalis, Relawan Jokowi hingga Jadi Penyerang AniesDirektur Eksekutif Indonesia Political Review Ujang Komaruddin (IDN Times/Rochmanudin)

Namun, kritik yang kerap dinyatakan Giring sebagai ketua umum partai secara terang-terangan, justru dinilai sebagai ketidakmatangan dalam berpolitik. 

Menurut Ujang Komarudin, manuver politik Giring justru merugikan partainya sendiri. Sebab hal ini bukan tidak mungkin membuat publik menjadi tak simpatik pada PSI.

“Sejak 2017 lalu PSI sudah melakukan perang terbuka. Justru membuat orang tak simpatik pada PSI,” ujar Ujang.

Salah satu yang paling menohok adalah saat Giring menyerang Anies di depan Presiden Joko "Jokowi" Widodo di acara Ulang Tahun PSI.

Di dalam pidatonya yang disampaikan di hadapan Jokowi, Giring dengan tegas menyampaikan masa depan Indonesia akan suram bila calon pemimpin yang terpilih seorang pembohong dan pernah dipecat Jokowi dari kabinet. 

Tak berhenti di sana, Giring pun terakhir mengkritik Anies dengan mendatangi lokasi bakal proyek Formula E serta warga di sekitar proyek Jakarta International Stadium (JIS) sambil menyanyikan lagu Laskar Pelangi.

“Sound system terbaik di dunia itu adalah suara rakyat, tidak perlu gunakan uang triliunan. Sementara masih ada mereka yang terlupakan dan terpinggirkan oleh ambisi Firaun yang gemar mengundang orang terpandang di pestanya,” ungkap Giring melalui akun media sosialnya.

Baca Juga: Pengamat: Anies Harus Berterima Kasih pada Giring

Topik:

  • Jihad Akbar

Berita Terkini Lainnya