Kepala Keluarga Kalideres Meninggal Duluan, Kenapa Tak Dimakamkan?

Polisi dan ahli sepakat satu keluarga meninggal wajar

Jakarta, IDN Times - Tim ahli dari forensik menyimpulkan bahwa kematian satu keluarga yang terdiri dari 4 orang di Perumahan Citra Garden Extension 1, Kalideres Jakarta Barat adalah disebabkan oleh hal yang wajar.

Namun, berdasarkan hasil penelitian psikologi forensik ada kepribadian yang khas dari 4 orang yang terdiri dari Rudiyanto Gunawan (71), Renny Margaretha (69), Budiyanto Gunawan (68) dan Dian Apsari (42).

Ketua Asosiasi Psikologi Forensik, Renny Kusumawardhani, menuturkan, memang ada kesamaan hasil antara pemeriksaan forensik dan psikologi forensik.

Sehingga, disimpulkan bahwa mereka meninggal secara wajar. "Cara kematian dari keluarga ini mengarah pada cara yang sama yaitu kematian dengan cara yang wajar. Tidak dengan cara yang lain seperti pembunuhan, bunuh diri atau kecelakaan," tutur Renny, di Mapolda Metro Jaya, Jumat (9/12/2022).

Baik Rudiyanto maupun Renny, sama-sama punya sikap antisipatif terhadap ancaman. Hal ini dibuktikan dengan adanya bekas vaksin COVID-19 pada akhir 2021 lalu.

Sehingga, dapat disimpulkan bahwa tak ada unsur atau niat bunuh diri sebagai motif kematian dari keluarga ini.

"Analisis psikologis latar belakang kematian paling rendah adalah bunuh diri. Rendah dalam simpulan kami, sebab dalam profil pak Rudi tetap ada upaya vaksin di 2021 akhir," tuturnya.

Berdasarkan hasil penelitian tim ahli selama lebih dari 500 jam, diketahui bahwa Rudiyanto Gunawan dan Renny Margaretha mengidap penyakit.

Rudiyanto mengalami penurunan kesehatan karena usianya yang telah lanjut. Sedangkan Renny Margaretha, mengidap kanker payudara.

Tingkat intelektualitas dan kognitif Rudiyanto memang tinggi, namun ia memiliki sikap yang penurut dan cenderung pasrah.

"Rudiyanto, memiliki ciri kepribadian yang sangat khas merujuk pada karateriksik kepribadian tertentu. Baik, penurut, pendiam tidak banyak bicara dan cenderung membatasi diri," terang Renny.

Apalagi saat pandemi melanda. Hal ini membuat aktivitas Rudiyanto semakin terbatas. Sementara kondisi kesehatannya tak kunjung membaik.

"Ada kepasrahan yang terjadi, Rudiyanto ingin mencari bantuan mengikuti apa yang dilakukan keluarganya. Tapi tidak berhasil," tuturnya.

Kepribadian Rudiyanto bertolakbelakang dengan sang istri, Renny Margaretha. Renny cenderung berkepribadian ingin tampil dan dominan.

Hal ini menjadi alasan mengapa Rudiyanto tak dimakamkan.

"Rudi tidak dimakamkan karena situasi keuangan sudah menipis," jelasnya.

Renny mengatakan, apabila istrinya yang meninggal duluan. Maka kemungkinan Renny Margaretha akan dimakamkan.

Sebab, Rudiyanto merupakan sosok yang mengayomi keluarganya.

"Situasi keuangan yang menipis sedangkan ekspektasi istrinya yang ingin tampil unggul. Tidak sesuai dengan ekspektasi istrinya, dan situasi keluarga," terangnya.

Di sisi lain, temuan psikologi forensik mengindikasikan keluarga ini selama 20 tahun telah mengasingkan diri sehingga enggan meminta bantuan.

"Mereka melakukan alienasi, mengasingkan diri selama 20 tahun sehingga enggan meminta bantuan. Dan Rudi tidak dimakamkan," tuturnya.

Baca Juga: Polisi Tidak Temukan Pidana dalam Kematian Keluarga Kalideres

Topik:

  • Dwifantya Aquina

Berita Terkini Lainnya