Komnas HAM Minta Menkes Bantu soal Gaji Nakes yang Diteror di Kiwirok 

Nakes tak bisa kembali bekerja di Kiwirok karena terancam

Jakarta, IDN Times - Komisioner Pemantauan dan Penyelidikan Komnas HAM RI M Choirul Anam meminta Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin membantu Pemerintah Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua, untuk dapat membayar hak gaji para tenaga kesehatan (nakes) di Kiwirok, Kabupaten Pegunungan Bintang.

“(Menkes) bantulah Pemda Pegunungan Bintang untuk memberikan hak para nakes. Karena hak para nakes ini punya potensi tidak diberikan. Jadi sudah kehilangan temannya, mereka juga terteror, trauma juga ada, saat ini mereka juga kehilangan haknya,” kata Choirul Anam, Jumat (26/11/2021).

Choirul lebih lanjut mengatakan, gaji para nakes di Kiwirok saat ini problematis. Sebab mereka tidak berada di lokasi kerja masing-masing. Padahal itu bukanlah keinginan mereka.

Baca Juga: Nakes Korban KKB di Kiwirok: Saya Tidak Ingin Kembali Bertugas 

1. Mereka tak bisa kembali bekerja ke puskesmas karena ada teror yang mengancam

Komnas HAM Minta Menkes Bantu soal Gaji Nakes yang Diteror di Kiwirok Sejumlah nakes berhasil dievakuasi dari Distrik Kiwirok dan tiba di Jayapura pada 17 September 2021 (ANTARA FOTO)

Choirul mengatakan, “mereka dari berbagai distrik, kecamatan, sekarang ada di Oksibil dan di Jayapura, karena tidak di tempat kerja masing-masing tidak bisa dibayarkan, karena tidak bekerja. Itu kan salah. Mereka tidak bekerja itu bukan kemauan mereka." 

Para nakes saat ini, lanjut Choirul, tidak bisa bekerja di puskesmasnya masing-masing bukan karena malas. Tetapi, karena ada bahaya yang mengancam berupa teror.

“Sama dengan ini, orang tidak bisa bekerja di puskesmasnya masing-masing, itu kan bukan karena dia malas. Tapi karena dia ditarik oleh pemdanya karena di wilayahnya masing-masing ada ancaman. Ada teror,” jelas dia.

2. Tiga warga dievakuasi dari Kiwirok

Komnas HAM Minta Menkes Bantu soal Gaji Nakes yang Diteror di Kiwirok Personel TNI Angkatan Darat berhasil melakukan evakuasi jenazah Gabriella Meilani pada 17 September 2021 dari jurang di Distrik Kiwirok (www.instagram.com/@tni_angkatan_darat)

Sebelumnya diberitakan, sejumlah personel TNI Angkatan Darat (AD) pada Rabu (22/9/2021) mengevakuasi tiga warga dari Distrik Kiwirok, Papua. Mereka meminta dievakuasi karena merasa tidak aman dari ancaman Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB).

TNI AD mengerahkan helikopter tipe 412 EP noreg HA-5155. Dua di antara tiga warga yang dievakuasi merupakan guru bernama Esawaek asal Biak (39) dan Rospiani Purba asal Medan (55). Sehari-hari keduanya mengajar di SMP Kiwirok. Seorang warga lainnya merupakan ibu rumah tangga bernama Yosepa Taplo (50).

Menurut Rospiani, meninggalkan Distrik Kiwirok sementara waktu bukan hal mudah. Sebab, ia sudah mengajar di sana sejak 1999. 

Komandan Korem 172/PWY Brigjen TNI Izak Pangemanan seperti dikutip dari kantor berita ANTARA mengatakan, evakuasi dilakukan atas permintaan ketiga warga tersebut. Mereka kemudian dibawa menuju Kota Jayapura. 

Sementara, saat ini tercatat masih terdapat 17 orang yang mengungsi di Pos Satgas Yonif 403/WP di Kiwirok. Izak mengatakan, mereka dalam kondisi baik. Helikopter milik TNI AD akan mengirimkan bahan makanan dari Jayapura. 

3. Jumlah personel TNI ditambah

Komnas HAM Minta Menkes Bantu soal Gaji Nakes yang Diteror di Kiwirok Personel TNI Angkatan Darat (AD) kawal evakuasi tiga warga dari Distrik Kiwirok ke Kota Jayapura pada Rabu, 22 September 2021 (Dokumentasi TNI AD)

Menurut Izak, saat ini jumlah personel TNI yang diterjunkan ke Distrik Kiwirok terus ditambah. Mereka memiliki dua tugas yakni memulihkan keamanan dan menumpas anggota KKB Ngalum Kupel. 

Distrik Kiwirok di Kabupaten Pegunungan Bintang sejak pekan lalu menjadi sorotan nasional. Sebab, anggota KKB merusak fasilitas umum, termasuk sekolah dan puskesmas.

Mereka juga menyerang tenaga kesehatan yang bertugas di Puskesmas Kiwirok. Akibatnya, satu nakes atas nama Gabriela Meilani tewas dibunuh. Jasad Gabriela dibuang ke jurang oleh anggota KKB. 

Personel TNI AD berhasil mengangkat jenazah Gabriela pada 17 September 2021. Tetapi, jasadnya baru bisa dibawa dari Kiwirok ke Jayapura pada Selasa, 21 September 2021. 

Penyebabnya, anggota KKB kerap menembak ke arah Bandara Kiwirok sehingga mengganggu helikopter yang ingin mendarat di sana. 

Baca Juga: 9 Nakes di Distrik Kiwirok Papua Alami Trauma Usai Penyerangan   

4. Dua dari empat nakes enggan kembali bertugas di Kiwirok

Komnas HAM Minta Menkes Bantu soal Gaji Nakes yang Diteror di Kiwirok Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) bakar fasilitas umum di Kiwirok, Pegunungan Bintang, Papua, Senin (13/9/2021). (dok. Satgas Nemangkawi)

Sementara, dua dari empat tenaga kesehatan yang berhasil selamat dari aksi penyerangan KKB mengaku tidak ingin kembali bertugas di pedalaman Kiwirok. Dua nakes itu yakni Kristina Sampe Tonapa dan Katrianti Tandila. Mereka mengaku mengalami trauma berat usai diserang anggota KKB. 

"Saya tidak ingin kembali bertugas ke pedalaman, karena trauma," ungkap kedua nakes secara bergantian, dikutip dari ANTARA

Mereka mengaku sudah lima tahun bekerja sebagai tenaga kesehatan honorer yang direkrut Dinas Kesehatan Pegunungan Bintang. Namun, baru kemarin mengalami peristiwa yang tidak bisa dilupakan seumur hidupnya. 

Kristina mengungkapkan, saat insiden pembakaran dan perusakan terjadi, mereka berempat melarikan diri dengan melompat ke dalam jurang yang ada di dekat puskesmas.

Topik:

  • Sunariyah

Berita Terkini Lainnya