La Nyalla: Jangan Lagi Sebut Pemuda Pancasila Ormas Tukang Palak

Karakteristik ormas PP disebut berubah sejak dekade 80-an

Jakarta, IDN Times - Ketua Majelis Pimpinan Wilayah (MPW) Pemuda Pancasila (PP) Provinsi Jawa Timur, La Nyalla Mahmud Mattalitti mengatakan, PP tak bisa lagi disebut sebagai ormas tukang palak. 

Dia menuturkan, karakteristik PP sudah berubah sejak dekade 80-an. Hal ini tercermin dari struktur keanggotaan dan juga kepengurusannya. Sehingga, wajah ormas dari yang tadinya banyak beranggotakan pengangguran berubah menjadi para pengusaha muda.

“Terjadi perubahan arus dan karakteristik antara PP zaman dulu dengan sekarang. Kalau zaman dulu, anggota PP banyak yang pengangguran. Tetapi sejak dekade 80-an, sudah berubah. Banyak anggota PP yang berlatar pengusaha muda,” kata La Nyalla kepada IDN Times, Selasa (22/2/2022).

1. Ormas PP kini ‘dikuasai’ pengusaha, jangan lagi disebut organisasi tukang palak

La Nyalla: Jangan Lagi Sebut Pemuda Pancasila Ormas Tukang PalakKetua MPW Pemuda Pancasila Jawa Timur sekaligus Ketua DPD RI La Nyalla Mattalitti. (dok. IDN Times/Istimewa)

Pria yang juga menjabat sebagai Ketua DPD RI ini mengatakan, hal itu terjadi karena adanya hubungan dekat antara PP dengan HIPMI (Himpunan Pengusaha Muda Indonesia).

Perubahan ini, kata La Nyalla, dapat dilihat dari struktur kepengurusan di semua tingkatan. 

“Itulah kenapa hampir di setiap agenda organisasi, apakah itu Muswil atau Mubes, PP dapat menyelenggarakan dengan skala acara yang besar, karena para pengurusnya hampir merata sudah berdaya secara ekonomi,” kata La Nyalla.

“Jadi sebenarnya tidak bisa lagi disebut sebagai organisasi tukang palak. Kalau pun ada satu dua kasus di lapangan, apakah itu perkelahian atau yang lain, ya tentu tidak bisa digeneralisir,” tambahnya.

Baca Juga: Keroyok Polisi, Polda Metro Periksa 2 Petinggi Pemuda Pancasila 

2. Milenial dan Gen-Z banyak yang tertarik bergabung

La Nyalla: Jangan Lagi Sebut Pemuda Pancasila Ormas Tukang PalakKetua MPW Pemuda Pancasila Jawa Timur sekaligus Ketua DPD RI La Nyalla Mattalitti. (dok. IDN Times/Istimewa)

La Nyalla tak menampik adanya ragam kritik dan juga ‘candaan’ di sosial media terkait ormas yang identik dengan warga loreng oranye tersebut. Terutama di kalangan milenial dan Gen-Z. 

Kendati begitu, ia mengklaim bahwa data mengatakan sebaliknya. Di mana tidak sedikit milenial dan Gen-Z yang bergabung menjadi anggota PP.

“Justru kalau kita lihat data, antara dulu dan sekarang, ada perbedaan karakteristik anggota Pemuda Pencasila. Sekarang tidak sedikit generasi Z atau kelompok milenial yang menjadi anggota PP. Bisa dicek ke masing-masing MPW di tingkat provinsi atau MPC di tingkat kabupaten atau kota,” tutur dia.

Dia pun menerangkan, rata-rata anggota PP melakukan kaderisasi berjenjang. Dimulai dari dari SAPMA (Satuan Pelajar dan Mahasiswa) PP hingga menjadi Pemuda Pancasila.

“Jadi sebenarnya kaderisasi Pemuda Pancasila itu berjenjang, mulai dari SAPMA hingga Pemuda Pancasila, dan di dalamnya ada Srikandi, yang berisi kaum perempuan PP,” terangnya.

3. Dominasi pengusaha di PP bisa mengubah karakteristik ormas

La Nyalla: Jangan Lagi Sebut Pemuda Pancasila Ormas Tukang PalakKetua MPW Pemuda Pancasila Jawa Timur sekaligus Ketua DPD RI La Nyalla Mattalitti. (dok. IDN Times/Istimewa)

Mantan Ketum PSSI 2015-2016 ini mengatakan, akan terus melakukan perbaikan organisasi dari sisi kaderisasi. Dengan pelatihan maupun pemantapan kader, juga secara natural dengan HIPMI dan KADIN. 

Dia menambahkan, persinggungan ini secara alamiah akan membentuk karakteristik baru. Sekaligus peningkatan kualitas individu-individu para pengurus dan anggota. 

“Jadi selain melalui mekanisme organisasi, juga melalui persinggungan secara alamiah dengan entitas-entitas organisasi lain,” kata dia.

Baca Juga: Harta Kekayaan Ketua DPD La Nyalla Turun Jadi Rp141 Miliar di 2020

Topik:

  • Dwifantya Aquina

Berita Terkini Lainnya