Terdampak COVID, Proyek Andalan Anies Cegah Banjir 942-DV Tersendat

Proyek 942-DV terdiri polder, waduk, sungai, dan drainase

Jakarta, IDN Times - Pemprov DKI Jakarta melalui Dinas Sumber Daya Air punya program 942-DV Project. Tujuannya, untuk mengendalikan banjir saat musim hujan tiba, dan banjir rob dari pantai bagian utara Jakarta.

Wakil Gubernur DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria, menuturkan, proyek 942-DV terkendala biaya karena adanya pandemik COVID-19. Akibatnya, proyek itu belum dapat dirampungkan.

“Terkait waduk kami ada program 942 ya, 9 polder, 4 waduk, 2 sungai yang kami akan revitalisasi dan perbaiki. Memang ada keterbatasan karena COVID-19, (sehingga ada) keterbatasan dana, jadi belum semua bisa dilakukan,” kata dia kepada wartawan, Selasa (8/3/2022).

Baca Juga: Wagub DKI Pede Banjir Jakarta Surut dalam 6 Jam, Ini Penyebabnya

1. Rincian proyek 942 DV

Terdampak COVID, Proyek Andalan Anies Cegah Banjir 942-DV TersendatMaket proyek 942 DV (dok. Istimewa)

Adapun, proyek 942-DV adalah kegiatan super prioritas Dinas Sumber Daya Air  melalui pembangunan 9 polder, 4 waduk, revitalisasi 2 kali dan peningkatan Drainase Vertikal (DV).

Dilansir dari Twitter Pemprov DKI Jakarta yang di-posting pada 21 Juni 2021, 9 polder yang akan dibangun berada di Kelapa Gading, Pulomas, Muara Angke, Teluk Gong, Mangga Dua, Green Garden, Marunda JGC, Tipala-Adhyaksa, dan Kamal.

Sementara, 4 waduk yang dibangun ada di Brigif, Lebak Bulus, Pondok Ranggon, dan Wirajasa.

Sedangkan, 2 sungai yang direvitalisasi adalah pembangunan prasarana dan sarana, yakni berupa sodetan Muara Bahari - Kali Besar dan Kali Ciliwung - Pasar Baru.

2. Fokus pada sistem drainase kawasan

Terdampak COVID, Proyek Andalan Anies Cegah Banjir 942-DV TersendatWakil Gubernur Provinsi DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria meninjau ngerjaan tanggul rob atau tanggul pantai National Capital Integrated Coastal Development (NCICD), di Caping Beam Tanggul Muara BKB, Jakarta Utara dan pengerukan lumpur di Waduk Pluit, Jakarta Utara, Minggu (26/12/2021) (Dok. Pemprov DKI Jakarta)

Sistem polder ini dilakukan untuk menangani banjir atau rob dengan kelengkapan sarana fisik meliputi sistem drainase kawasan, kolam retensi, tanggul keliling kawasan, pompa dan pintu air, sebagai satu kesatuan pengelolaan tata air.

Di samping itu, revitalisasi kali untuk meningkatkan kapasitas debit air. Sedangkan, pembangunan drainase vertikal untuk menambah kualitas air tanah, peningkatan sumber air baku dan mengurangi beban saluran.

Baca Juga: Ribuan Sumur Resapan Anies Dinilai Gagal Atasi Banjir Jakarta

3. Tak andalkan normalisasi sungai

Terdampak COVID, Proyek Andalan Anies Cegah Banjir 942-DV Tersendat(Pekerja dengan alat berat mengeruk endapan sampah bercampur lumpur di Sungai Ciliwung kawasan Kampung Melayu, Jakarta) ANTARA FOTO/Aprillio Akbar

Program pengendalian banjir yang dipilih era Gubernur Anies Baswedan, tak mengandalkan normalisasi sungai. Hal ini berbeda dengan pilihan Gubernur Joko Widodo dan Basuki Tjahaja Purnama yang melakukan normalisasi kali di sepanjang Kali Ciliwung sepanjang 16 kilometer.

Kendati, Pemprov DKI Jakarta mengklaim program normalisasi lewat pembebasan lahan tetap berjalan secara bertahap.

Topik:

  • Rochmanudin

Berita Terkini Lainnya