[WANSUS] Rahasia di Balik Sirkuit Formula E Jakarta 60 Hari Selesai

Pembangunan sirkuit ini disebut FEO tercepat di dunia

Jakarta, IDN Times - Ajang balap mobil listrik dunia atau Jakarta E-Prix 2022 akan segera digelar di Ancol, Jakarta Utara. Pembangunan sirkuit tersebut berhasil rampung hanya dalam waktu dua bulan saja. Kok bisa ya?

Lantas, apa saja sih keistimewaan sirkuit serta tantangan dari segi pembangunannya? Simak wawancara khusus Tim IDN Times dengan Vice President Infrastructure and General Affairs OC Jakarta ePrix 2022, sekaligus Desainer Sirkuit Formula E Jakarta, Irawan Sucahyono.

1. Kenapa sirkuit Formula E Jakarta bisa dibangun sangat cepat?

[WANSUS] Rahasia di Balik Sirkuit Formula E Jakarta 60 Hari SelesaiDesainer sirkuit Formula E, Irawan Sucahyono (IDN Times/Aryodamar)

Awal dari pembangunan ini diawali dengan membangun treknya saja, kita kombinasikan dengan jalan yang sudah ada di Ancol ini, dan kita sesuaikan supaya dapat jarak 2,4 km. Setelah trek selesai yang kita kerjakan sejak Februari, lalu kita masuk ke tahap non-trek. Trek kita bangun lebih dulu karena event-nya sudah dipatok tanggal 4 Juni 2022.

Kita ada regulasi dari FIA, semua ada waktunya untuk penyelesaian. Setelah non-trek selesai, sebetulnya kerjaan kita sudah 100 persen selesai. Tinggal meletakkan hal-hal non permanen di atas trek, nah ini yang sedang dilakukan sampai dengan akhir bulan ini. Setelah itu, tinggal kita mulai mem-branding-branding iklan sesuai dari luar negeri dan Indonesia.

Pembangunan sirkuit diklaim paling cepat, bagaimana ini bisa dilakukan?

Sebenarnya kita tidak merencanakan hal itu. Tapi karena keperluan waktu dan deadline sudah ditentukan dan sirkuit Ancol di ambang waktu yang terbatas, maka kita percepat pembangunan (sirkuit) ya. Kita lihat kontraktor yang kita ajak bicara, mereka mengerahkan tim-nya dibagi lima zona, sehingga masing-masing zona dengan PIC sendiri-sendiri sesuai dengan target. 

Dan target ini dua bulan selesai. Klaim itu yang mengatakan orang lain (dari pihak FEO), kalau ini tercepat di dunia. Memang benar hal itu terjadi.

Proses pembangunan kan cepat, apa yang tersulit dari desain sirkuit ini?

Desain kan dilakukan sebelumnya, FIA sudah punya peraturan. Cara membuat sirkuit dan ketentuan lainnya, desain itu kreativitas digabung dengan ketentuan atau pakem dari FIA. Itu memang memakan waktu cukup lama dan tidak mudah.

Baca Juga: Tiket Formula E Sudah Include Wahana, Sahroni: Ancol Tak Mungkin Rugi

2. Apa saja bagian yang direvisi oleh FIA?

[WANSUS] Rahasia di Balik Sirkuit Formula E Jakarta 60 Hari SelesaiFoto udara lintasan Sirkuit Jakarta International E-Prix Circuit (JIEC) yang telah diaspal di kawasan Taman Impian Jaya Ancol, Jakarta, Rabu(13/4/2022). (ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja)

FIA itu melakukan kontrol terhadap safety. Cara mereka membuat simulasi sirkuit terhadap kendaraan-kendaraan yang dibalapkan di sini, sehingga dia tahu di titik mana bisa diberikan run off, dan berapa panjangnya. Kalau pun tidak sampai, di mana harus diberikan proteksi untuk menahan kalau ada mobil terlalu cepat. Kadang kala simulasi dan di lapangan, harus dicek kembali.

Kalau mereka ragu-ragu, mereka akan review lagi. Kemarin ada satu tikungan, tikungan 13 mendapatkan review dari FIA. Kita melakukan sedikit perubahan, bukan di run off-nya tetapi di tikungannya. Jadi semua sudah masuk.

Bagaimana panitia mengantisipasi suhu di Ancol agar tak bahayakan ban mobil pembalap?

Kalau di Asia kan challenge-nya adalah bagaimana penyesuaian suhu di siang hari. Dan ini bukan ban mobilnya aja, tapi juga para pembalapnya. Aspal sendiri juga jangan terlalu panas, dan ini sudah kita perhitungkan sejak awal. 

Baca Juga: Antisipasi Cuaca, Formula E Bakal Pakai Pawang Hujan Paling Top

3. Apa keistimewaan sirkuit Formula E Jakarta dengan sirkuit di negara lain?

[WANSUS] Rahasia di Balik Sirkuit Formula E Jakarta 60 Hari SelesaiFoto udara lintasan Sirkuit Jakarta International E-Prix Circuit (JIEC) yang telah diaspal di kawasan Taman Impian Jaya Ancol, Jakarta, Rabu(13/4/2022). (ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja)

Jadi ini kan street sirkuit, semuanya rata sesuai kontur jalanan. Tapi karena separuh dari trek ini dibuat belakangan. Tidak sesuai dengan jalan yang ada, jadi buatnya lebih leluasa. Pembalap kan ingin menikung dengan kecepatan tinggi, jadi harus ada elevasi kemiringan yang kita buat. Dan itu bervariasi, ada yang 3 persen, 6 persen, ini untuk keamanan pembalap.  

Setiap sirkuit beda bentuknya, beda lay out. Dan semua tentu punya challenge masing-masing. Jadi saya rasa tidak ada perbedaannya, tapi tantangannya beda. Kita lihat di tempat lain lebih ke geometris kota, kalau di sini lebih alam. Sehingga tikungannya, bisa lebih alamiah.

Pak Irawan sebagai pencinta otomotif dan berkiprah juga, kira-kira pembalap akan suka enggak dengan desain sirkuit ini?

Iya, dalam mendesain ini yang kita pikirkan adalah user-nya. Apa yang diinginkan oleh mereka, yaitu kemudahan untuk menyusul. Nah di sinilah yang akan berbeda dari sirkuit yang lain.

Pak, nanti ada area yang mengaktivasi attack mode. Itu ada di mana saja?

Attack mode itu ada di tikungan nomor 16, dan 18 adalah tikungan terakhir menuju street yang panjang. Biasanya, pembalap masuk ke attack mode untuk menyalip, dan biasanya paling banyak menyalip di trek yang panjang. 

Jenis-jenis tikungannya apa saja?

Tidak ada (tikungan) yang mayoritas di sini, apa saja ada. Ada hairpin, ada tikungan yang besar, tikungan 90 derajat patah juga ada.

4. Konsep ramah lingkungan seperti apa yang diterapkan dalam pembangunan sirkuit?

[WANSUS] Rahasia di Balik Sirkuit Formula E Jakarta 60 Hari SelesaiSirkuit Formula E (IDN Times/Aryodamar)

Ada dua hal ya, pertama adalah tentang perubahan dari fosil fuel ke elekrtik, ini adalah soal teknologi listrik sendiri. Jadi mobil listrik itu ada regenerative, di mana mobil listrik melakukan pengisian baterai kembali di saat mobil itu melakukan pengereman. Dan desain di sini dibentuk untuk memudahkan regenerative itu. Caranya, banyak street lurus yang langsung ke speed yang rendah. 

Hal yang lain adalah suistanability, jadi ini paketan antara sustainability dengan green energy. Dan suistanability itu sangat luas. Jadi kita lebih ke arah kita udah melaksanakan semuanya dari awal kita perhatikan.

Misal kita pikirkan hal-hal yang  bisa recycle, re-use, misal kita bikin aspal dan bisa dikerok dan dipakai ulang meski tidak untuk sirkuit ya. Karena sirkuit kita pakai yang terbaik. Selain itu, pohon-pohon juga tidak kita potong, kita jaga. Kita pindahkan dan pelihara.

5. Formula E dinilai menjadi ajang balap mobil masa depan

[WANSUS] Rahasia di Balik Sirkuit Formula E Jakarta 60 Hari SelesaiSirkuit Formula E (IDN Times/Aryodamar)

Secara masa depan, ini lah balap yang akan ditonton nantinya, sebab tiap tahun akan selalu tumbuh penontonnya.

Formula E agak berbeda dengan event balap lain yang punya fans garis keras misalnya seperti MotoGP maupun Formula 1. Apakah pihak panitia optimistis akan menggaet banyak penonton?

Ini kan balap baru, tetapi ini masa depan balap di dunia. Makanya FIA menjadikan ini sebagai ajang balap dunia, meskipun kita akui fanbase Formula E masih kalah dengan event balap-balap lain yang umurnya sudah 5 tahun lebih tua. Sehingga, wajar jika kalah di fanbase.

Topik:

  • Rendra Saputra

Berita Terkini Lainnya