Ketika Media Jadi Jalur Diplomasi Perekat Hubungan Indonesia-Malaysia

Hubungan RI dan Malaysia penuh pasang surut

Jakarta, IDN Times - Hubungan Indonesia dan Malaysia bak dua saudara. Tidak selamanya hubungan dua negara ini berjalan mulus. Kadang akur, kadang ribut-ribut kecil. Upaya merukunkan dua negara serumpun ini terus dilakukan lewat jalur diplomasi resmi. Namun saat ini, media antardua negara pun turut mengambil peran menjembatani hubungan lewat Ikatan Setia Kawan Wartawan Malaysia-Indonesia (ISWAMI).

Pekan lalu, ISWAMI Malaysia mengundang 18 jurnalis Indonesia dari media arus utama melawat ke negeri jiran ini. Selama empat hari, 28 Juni-1 Juli 2022, belasan jurnalis, termasuk IDN Times, diajak berkeliling, mulai dari melihat asrama pekerja migran di Selangor, rumah produksi Upin dan Ipin, kantor televisi Astro Awani, kantor Perbadanan Putrajaya, hingga berinteraksi dengan Pengarah Ekonomi Pejabat Perdana Menteri Malaysia, Shahril Suffian Hamdan.

Kunjungan ini tak hanya bertujuan mempererat persaudaraan, tapi juga mendapatkan perspektif baru atau sudut pandang lain tentang apa yang terjadi di Malaysia.

Seperti apa lawatannya?

Menengok asrama pekerja migran, ada 1.336 orang dari Indonesia

Ketika Media Jadi Jalur Diplomasi Perekat Hubungan Indonesia-MalaysiaAsrama pekerja migran Indonesia di Malaysia. (IDN Times/Umi Kalsum)

Saat berkunjung ke asrama pekerja asing di Pangsapuri Sri Ayu PKNS, Bandar Baru Bangi, Selangor, Rabu 29 Juni 2022, tidak sedikit pekerja asal Indonesia yang bermukim di sini. Kebanyakan mereka bekerja di perusahaan-perusahaan elektronik yang tersebar di kawasan Bangi. Sedikitnya ada 15 perusahaan, antara lain Sony dan Hitachi. Asrama ini dikelola Perbadanan Kemajuan Negeri Selangor (PKNS) yang mengurus masalah perumahan di wilayah Selangor.

Pengurus Besar PKNS Saharom Mohni menuturkan dari 3.000-an pekerja asing asal Indonesia, Nepal, Myanmar, dan Vietnam, sebanyak 1.336 orang berasal dari Indonesia. Para pekerja yang seluruhnya perempuan ini menempati 390 unit dengan luas masing-masing unit 650 kaki persegi, dan rata-rata memiliki tiga kamar tidur, dan dua kamar mandi.

Untuk menempatkan para pekerja di asrama ini, PKNS bekerjasama dengan perusahaan tempat pekerja migran bekerja sebagai pihak yang membiayai. Tentu saja para pekerja yang bermukin di asrama ini memiliki legalitas. Mereka bekerja melalui jalur resmi. Agar bisa menempatkan pekerjanya di asrama ini, kata Saharom, perusahaan membayar sebesar 600 Ringgit Malaysia untuk satu pekerja per bulan.

"Salah satu syaratnya memang mereka harus pekerja yang sah (legal) yang masuk lewat perusahaan. Kalau masuk lewat perusahaan kami anggap legal. So far selama ini tidak ada masalah," kata Saharom.

Pekerja asal Indonesia biasanya ditempatkan dalam unit yang sama. Namun tidak tertutup kemungkinan dalam satu unit terdiri dari pekerja-pekerja yang berasal berbagai bangsa yang bekerja di perusahaan yang sama. Namun pihak PKNS biasanya akan menempatkan sedikitnya dua orang dari negara yang sama agar bisa berbagi kamar. "Supaya mereka juga ada teman dalam satu unit," katanya.

Baca Juga: Kemlu RI Lakukan Verifikasi Data WNI di Detensi Imigrasi Malaysia 

Upin dan Ipin bukan penjajah

Ketika Media Jadi Jalur Diplomasi Perekat Hubungan Indonesia-MalaysiaStudio Ipin dan Upin, Les' Copaque Production, Malaysia. (IDN Times/Umi Kalsum)

Tak hanya berkunjung ke lokasi penempatan tenaga kerja asing yang  bertujuan memberi gambaran jelas kepada media Indonesia mengenai situasi pekerja migran di Malaysia, jurnalis Indonesia melanjutkan lawatannya ke rumah produksi Upin dan Ipin, Les' Copaque. Lokasinya masih di kawasan Selangor, tepatnya di Seksyen 13, Shah Alam.

Les' Copaque Production Sdn Bhd menempati bangunan bertingkat tiga yang didominasi cat warna kuning, biru dan putih dengan tulisan Les' Copaque yang cukup menonjol dibandingkan bangunan di sekitarnya. Lokasinya tidak jauh dari kawasan kampus dan pertokoan yang ramai. Jurnalis asal Indonesia langsung disambut sang pemilik dan pencipta karakter Upin dan Ipin, Burhanuddin MD. Radzi.

Pria bertubuh gempal ini sangat ramah dan mempersilakan jurnalis asal Indonesia melihat-lihat produksi mini seri Upin dan Ipin yang sangat terkenal di Indonesia. Padahal, biasanya manajemen Les' Copaque tidak memperkenankan sembarang orang di luar pekerjanya mengulik ruang kerja mereka. Namun kami diperkenankan menjelajah mulai dari tempat para penulis script, ruang animator bekerja, ruang dubber hingga ruang musik dan  efek suara.

Burhanuddin yang akrab dipanggil Atok, menuturkan bahwa sebenarnya ia tidak memiliki keahlian di bidang animasi. Pria kelahiran 66 tahun lalu itu sebelumnya merupakan pengusaha migas. Namun tekadnya yang kuat untuk belajar berhasil membuat Les'Copaque yang berawal dari 8 orang karyawan kini menjadi perusahaan amimasi ternama di Malaysia dengan jumlah karyawan sebanyak 200 orang. Bahkan miniseri produksinya, Upin dan Ipin, telah melanglang buana ke sejumlah negara. Salah satunya Indonesia.

Menurutnya, Indonesia memiliki arti sangat penting. Indonesia lah yang telah menyelamatkan perusahaannya. Burhanuddin yang pernah mengenyam bangku kuliah di Institut Teknologi Bandung dengan blak-blakkan mengakui pemasukan perusahaan terbesarnya saat ini berasal dari perkongsian dengan MNC TV. Di luar itu, saking memiliki arti yang dalam, ia pun memasukkan karakter Susanti yang diceritakan berasal dari Indonesia dalam mini seri Upin dan Ipin. "Susanti itu kita ceritakan sebagai anak seorang ekspatriat. Bukan anak pekerja yang tinggal di asrama. Kita harus jaga Indonesia, karena banyak hal sensitif," kata dia.

Meski hanya kuliah satu tahun di ITB, Burhanuddin merasa sedikit banyak mengetahui karakter orang Indonesia, sehingga ia sangat menjaga perasaan orang-orang Indonesia. Karenanya, Atok memastikan isu bahwa Upin dan Ipin sengaja dibuat untuk 'menjajah' Indonesia supaya anak-anak berbahasa Malaysia tidak benar. "Bukan, jadi kita ingin menunjukkan bahwa orang Indonesia dan Malaysia itu serumpun," kata dia.

Melawat ke Astro Awani

Ketika Media Jadi Jalur Diplomasi Perekat Hubungan Indonesia-MalaysiaNewsroom Astro Awani (IDN Times/Umi Kalsum)

Stasiun televisi Astro Awani menjadi tujuan lawatan jurnalis Indonesia di hari berikutnya, Kamis 30 Juni 2022. Studio televisi berlangganan ini menempati lahan di kawasan Bukit Jalil, Kuala Lumpur. Jurnalis Indonesia disambut hangat Pemimpin Redaksi Astro Awani, Ashwad Ismail. Kami juga mendapat kesempatan mengunjungi newsroom dan studio televisi yang beroperasi 24 jam ini. Kami pun saling bertukar pengalaman mengenai industri media dua negara.

Ashwad menegaskan pentingnya kerjasama media Malaysia dan Indonesia. Tidak hanya untuk memperkuat hubungan kedua negara yang kerap mengalami pasang surut, tetapi juga membawa suara kedua negara ke panggung dunia. Karenanya Ashwad berharap kerjasama media kedua negara dapat diperkuat dengan adanya ISWAMI.

"Kita ke sini untuk saling mengenal lebih dekat, sehingga bisa membentuk kolaborasi yang solid. Kerjasama ini tidak hanya membawa suara negara, tapi juga ASEAN di pentas dunia sehingga kita berada di level yang sama dengan negara-negara Barat. Kita bisa berdiri sama tinggi dan duduk sama rendah dengan mereka," kata Ashwad. Karenanya ia berharap ISWAMI bisa melebarkan sayap hingga ke kancah internasional.

Mewakili jurnalis Indonesia, Bagja Hidayat dari Majalah Tempo menuturkan, kerjasama media antardua negara membantu memberikan informasi yang akurat, terutama menyangkut isu yang melibatkan kedua negara.

"Banyak isu perlu mendapatkan liputan yang baik agar hubungan kedua negara terus harmonis," ujar dia seraya menyinggung masalah Tenaga Kerja Indonesia di Malaysia yang kerap membuat hubungan memanas.

Belajar dari Putrajaya

Ketika Media Jadi Jalur Diplomasi Perekat Hubungan Indonesia-MalaysiaPusat pemerintahan Malaysia, Putra Jaya. (IDN TImes/Umi Kalsum)

Jurnalis Indonesia juga mendapat kesempatan melawat ke Perbadanan Putrajaya, badan otorita yang mengelola kawasan Putrajaya. Putrajaya merupakan pusat administrasi yang menggantikan Kuala Lumpur pada 19 Oktober 1995.

Kepada media Indonesia, Pengarah SDM Perbadanan Putrajaya Shamsul Joehari bin Zainal Mokhtar menuturkan bagaimana proses pembangunan wilayah seluas 49 kilometer itu. Menurutnya, Putrajaya diambil dari nama Perdana Menteri Malaysia pertama, Tunku Abdul Rahman Putra.

Wilayah ini mulai dibangun sejak 1995, setelah dua tahun sebelumnya pemerintah mengumumkan keputusan penting mengenai pemindahan pusat pemerintahan ke Putrajaya. Bangunan-bangunan di wilayah ini didirikan dengan konsep green building. Saat ini proses pembangunan sudah berjalan 75 persen, di mana kantor-kantor pemerintah sudah seluruhnya dibangun. Sisa 25 persen lainnya diperuntukkan bagi komersial.

Apresiasi dari pejabat pengarah ekonomi PM Malaysia

Ketika Media Jadi Jalur Diplomasi Perekat Hubungan Indonesia-Malaysiaengarah Ekonomi Pejabat Perdana Menteri Malaysia, Shahril Suffian Hamdan. (IDN Times/Umi Kalsum)

Lawatan jurnalis Indonesia mendapat apresiasi dari Pengarah Ekonomi Pejabat Perdana Menteri Malaysia, Shahril Suffian Hamdan. Persahabatan yang terbentuk dalam ISWAMI dinilainya telah menunjukkan peran media sebagai agen penting dalam upaya memupuk hubungan baik kedua negara.

Sebagai negara jiran yang memiliki nilai budaya dan hubungan sejarah yang lama, Indonesia dan Malaysia mempunyai hubungan yang istimewa. Namun hubungan keduanya senantiasa diuji oleh berbagai isu, seperti masalah perbatasan, budaya, isu tenaga kerja Indonesia dan sebagainya. "Ini realita yang harus dipahami, karena dua sahabat tidak mungkin bersahabat lama andaikata tidak mampu menjalani permasalahan yang timbul," kata dia.

Karenanya, kata Shahril, peran media sangat besar dalam meredam isu pasang surut hubungan Malaysia-Indonesia. "Adakalanya sesuatu berita dan cerita berpontensi menjadi
pencetus ketegangan, tetapi peranan media amat penting untuk menyampaikan
konteks yang benar, disamping menenangkan emosi rakyat di kedua negara yang sudah tentu amat berbangga dan patriotik dengan negara masing-masing," kata dia.

Di sinilah, kedudukan organisasi seperti ISWAMI cukup istimewa sebagai antara saluran diplomasi rakyat antara kedua negara. "Saya percaya atas kesedaran itulah juga, peranan ISWAMI mendapat perhatian YAB PM yang bulan lalu mengumumkan peruntukan sebanyak RM 1 juta bagi ikatan ini agar dapat melaksanakan aktivitas-aktivitas yang mengukuhkan hubungan media Malaysia-Indonesia serta negara-negara jiran lain yang sudah terjalin sekian lama," tuturnya.

Ia berharap ISWAMI dapat membantu merancang program kerjasama media kedua negara seperti pertukaran wartawan, seminar, forum, atau webinar untuk menambah wawasan jurnalis kedua negara.

Pesan tokoh pers Malaysia

Ketika Media Jadi Jalur Diplomasi Perekat Hubungan Indonesia-MalaysiaISWAMI. lawatan media Indonesia ke Malaysia. (IDN TImes/Umi Kalsum)

Upaya menjaga hubungan baik kedua negara juga disampaikan para tokoh pers Malaysia. CEO Bernama Roslan Ariffin berharap hubungan media dua negara semakin erat dan saling menjaga.

Meskipun banyak konflik, ia berharap masalah tidak hanya diselesaikan di meja para pemimpin kedua negara saja, tetapi juga media Malaysia dan Indonesia. "Kadang konfliknya kecil saja, tetapi dibesarkan oleh media atas dasar sensasi," katanya.

Sementara Presiden ISWAMI Malaysia, Datuk Mokhtar Hussain berharap media di dua negara terus menjalin hubungan dengan memanfaatkan platform media sosial untuk saling berbagi informasi dan menginformasikan perkembangan di masing-masing negara. Salah satunya Whatsapp. Ia pun berharap bisa membalas lawatan jurnalis Indonesia dengan mengirimkan jurnalis-jurnalis muda Malaysia dalam waktu dekat.

Baca Juga: 13 Potret Dapur Studio Upin Ipin, di Balik Layarnya Seru Abis!

Topik:

  • Umi Kalsum

Berita Terkini Lainnya