Merapi Kembali Muntahkan Awan Panas, Jarak Luncur 1,4 Km

Aktivitas Merapi belum mereda, status Siaga sejak 5 November

Jakarta, IDN Times - Gunung Merapi kembali batuk-batuk. Pukul 02.46 WIB, Kamis (6/5/2021), awan panas guguran meluncur dari perutnya sepanjang 1.400 meter ke arah barat daya.

Aktivitas gunung paling aktif di Jawa Tengah-Daerah Istimewa Yogyakarta itu terekam kamera pemantau di Posko Babadan 2.

"Awan panas guguran Merapi tanggal 6 Mei 2021 pukul 02.46 WIB tercatat di seismogram dengan amplitudo 35 mm dan durasi 91 detik. Jarak luncur 1.400 meter ke arah barat daya," demikian cuitan Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG).

1. Delapan jam sebelumnya juga luncurkan awan panas guguran

Sekitar delapan jam sebelumnya, Merapi juga meluncurkan awan panas guguran. tepatnya pukul 18.22 WIB, Rabu 5 Mei 2021.

Seismogram mencatat amplitudo 33 mm dan durasi 109 detik. Saat itu awan panas guguran meluncur lebih jauh, 1.500 meter ke arah barat daya.

Baca Juga: 9 Fakta Gunung Merapi, Gunung Berapi Tersibuk di Pulau Jawa

2. Aktivitas Merapi tanggal 4 Mei 2021

Merapi Kembali Muntahkan Awan Panas, Jarak Luncur 1,4 KmIlustrasi Merapi. IDN Times/Arief Rahmat

Pada 4 Mei 2021, dari pengamatan BPPTKG, Badan Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Merapi tampak mengeluarkan asap warna putih dengan intensitas sedang hingga tebal dan ketinggian 100 meter di atas puncak.

Sementara dari pengamatan guguran tercatat pukul 21.43 WIB, terjadi awan panas guguran dengan jarak luncur 2.000 meter mengarah ke barat daya. Teramati 18 kali guguran lava pijat dengan jarak luncur 1.200 meter ke arah barat daya.

Saat itu laju rata-rata deformasi EDM Babadan tercatat sebesar 0,6 cm per hari (dalam tiga hari).

3. Warga diminta jauhi daerah-daerah ini

Merapi Kembali Muntahkan Awan Panas, Jarak Luncur 1,4 KmANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho

BPPTKG merekomendasikan potensi bahaya Merapi berupa awan panas guguran dan awan panas pada sektor selatan-barat daya yang meliputi Sungai Kuning, Boyong, Bedok, Krasak, Bebang, dan Putih sejauh maksimal 5 km. Di sektor tenggara potensi bahaya meliputi Sungai Gendot. Sedangkan lontaran material vulkanik bisa terjadi erupsi eskplosif dapat menjangkau 3 km dari puncak.

Masyarakat pun diminta tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya, mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di sekitar Gunung Merapi. Selain itu penambangan di alur sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi direkomendasikan untuk dihentikan. Begitu pula dengan wisatawan, diminta tidak melajukan kegiatan di sekitar daerah potensi bahata dan bukaan kawah sejauh 5 km dari puncak Merapi.

Merapi ditetapkan berstatus Siaga (Level III) sejak 5 November 2020 lalu.

Baca Juga: 3 Mei, Puncak Merapi Luncurkan 3 Kali Awan Panas dan 18 Lava Pijar

Topik:

  • Umi Kalsum

Berita Terkini Lainnya