Bareskrim Terjunkan 40 Anggota Selidiki Penyebab Listrik Padam

Ada sistem relay yang malfunction, sehingga mendadak mati

Jakarta, IDN Times - Polisi turun tangan memeriksa penyebab listrik padam secara massal di kawasan Jakarta, Banten, dan Jawa Barat pada tanggal 4-5  Agustus 2019.

“Selain berpacu untuk menormalisasi layanan listrik saat itu, kami juga membentuk tim 9 untuk memeriksa mengapa ada sistem relay yang mendadak mati,” kata Pelaksana tugas Direktur Utama (Plt) Perusahaan Listrik Negara (PLN), Sripeni Inten Cahyani, dalam pertemuan dengan pemimpin media massa di Jakarta, awal pekan ini.

Tim 9 dikoordinasikan oleh Direktur PLN, Iwan Supangkat.

“Tim 9 bekerja sama dengan Bareskrim Mabes Polri yang menerjunkan 40-an anggotanya untuk melakukan investigasi mengapa ada malfunction relay di jalur transmisi Pemalang-Ungaran, di sirkuit 2, yang dipicu dari gangguan luar di jalur transmisi Pemalang-Ungaran sirkuit 1 di kilometer 9,6,” kata Sripeni Inten.

Direksi PLN menjelaskan duduk perkara listrik padam selama hampir 24 jam itu di depan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Rini Mariani Soemarno, yang baru kembali dari menunaikan ibadah haji pada hari Kamis pekan sebelumnya ( 15/8/2019).  

Menteri Rini sendiri, sudah mendapatkan penjelasan segera setelah mendarat di bandara, dan memberikan sejumlah perintah, termasuk bagaimana memastikan bahwa PLN harus belajar dari negara lain yang juga mengalami listrik padam, bisa menormalisasi dalam waktu hanya dua jam.

“Beberapa tempat termasuk London alami listrik padam, black-out.  Tapi bagaimana bisa secepat mungkin recovery, sehingga tidak merugikan pelanggan, itu yang harus dipelajari PLN sehingga kasus ini tidak terulang lagi,” ujar Rini.

1. Kejadian gangguan pada tiga saluran SUTET sekaligus sifatnya anomali

Bareskrim Terjunkan 40 Anggota Selidiki Penyebab Listrik PadamIDN Times/Helmi Shemi

Menurut Sripeni Inten, gangguan sekaligus pada tiga dari empat saluran utama tegangan ekstra tinggi (SUTET) di sistem koneksi Jawa-Bali, adalah kejadian anomali.  

“Sistem kelistrikan di Jawa-Bali menggunakan regional balanced, posisi pembangkit mengikuti beban. Di awal, beban antara di sisi timur dengan barat ini hampir sama. Seiring dengan perkembangan, maka di barat lebih cepat pertumbuhan beban dan jumlah pelanggan, sehingga diperlukan transfer daya dari timur ke barat,” papar Sripeni Inten.

Di PLN, kata Sripeni Inten, diberlakukan metode contingency plan, saat beban rendah. Pada hari Sabtu dan Minggu, di transmisi menggunakan kesempatan untuk pemeliharaan jaringan.

“Karena kalau dilakukan pada hari biasa hanya bisa malam hari, dan ini sangat berbahaya karena menyangkut pemeliharaan jaringan tegangan ekstra tinggi 500 KV,” kata Sripeni.

Sabtu dan Minggu biasanya ada pemeliharan 1 unit, 1 saluran di sistem Jawa-Bali, yang total memiliki 4 saluran transmisi, dua di utara dan dua di selatan

“Pada hari kejadian, Minggu 4 Agustus 2019, ada pemeliharaan SUTET 500 KV sirkuit 2 di jalur Pedan-Tasik. Harusnya tidak masalah. Bahkan jika ada gangguan dari pohon, yang sering terjadi,” jelas Sripeni lagi.

Masalahnya, ternyata ada malfunction sistem relay di jalur Ungaran-Pemalang.

Baca Juga: Rini Minta PLN Belajar dari Negara Lain Normalisasi Listrik Padam

2. PLN mengaku sudah mendeteksi gangguan malfunction di sistem sebelum tim Bareskrim masuk

Bareskrim Terjunkan 40 Anggota Selidiki Penyebab Listrik PadamIDN Times/Muhammad Iqbal

Menurut Iwan Supangkat, kejadian gangguan sistem relay dari Ungaran ke Pemalang, tidak diduga sama sekali.

“Kalau mati karena kena pohon, ini mungkin bisa diantisipasi, karena masih ada dua saluran,” ujar Iwan.  “Ini mati tiba-tiba.  Gara-gara kasus ini, sudah 25 orang PLN ikut diperiksa Bareskrim, mengapa kejadian mati mendadak sistem relai terjadi,” kata Iwan.

PLN menganggap ini kejadian anomali, abnormal. Karena itu sistem relay yang ada dan mendadak tidak berfungsi itu, sedang didalami oleh Bareskrim.  Alat yang notabene masih baru itu diperiksa di laboratorium pusat forensik kepolisian. 

“Sedang dianalisis akar masalahnya, karena saaat diuji (alat relai) itu normal. Kami lakukan simulasi,” papar Iwan. 

3. Polisi sempat menduga ada kejahatan siber pada kasus listrik padam secara massal tersebut

Bareskrim Terjunkan 40 Anggota Selidiki Penyebab Listrik Padam

Kepala Bareskrim Mabes Polri, Komjen Pol Idham Azis, meduga ada kejahatan siber pada kasus listrik padam tanggal 4 dan 5 Agustus 2019.  

“Tanggal 4 kemarin saya bilang sama beliau (direktur siber Bareskrim Mabes Polri) dan jajarannya, tolong dilidik, apakah ini hanya blackout biasa  di Jakarta atau ada hubungannya dengan kejahatan siber,” kata Idham saat peluncuran situs patrolisiber.id di Mabes Polri (14/8/2019).

Idham menyampaikan tantangan dan tugas Polri ke depan lebih besar, karena kejahatan siber makin kompleks.

Saat itu, Polri berjanji mengungkapkan hasil penyelidikan pada hari Kamis pekan ini namun ternyata mundur. Menurut rencana, hasilnya akan diungkapkan hari Jumat (23/8) ini.

Baca Juga: Polri Duga Ada Kejahatan Siber di Balik Kasus Pemadaman Listrik PLN

Topik:

  • Isidorus Rio Turangga Budi Satria

Berita Terkini Lainnya