Blak-Blakan Jokowi: Pimpin G20 Sampai Legacy Presidensi

Wawancara khusus Presiden Jokowi

Jakarta, IDN Times – Sejak terjadi gempa bumi dengan magnitudo 5,6 skala richter yang mengguncang Cianjur pada 21 November 2022, Presiden Joko “Jokowi” Widodo sudah empat kali mengecek ke lapangan.  Presiden memastikan aparat memberikan tanggap darurat, cek bantuan bagi korban dan yang selamat, berkomunikasi dengan anak-anak di tenda pengungsian sampai memerintahkan agar rumah yang ambruk dan rusak dibangun lagi dengan standar tahan gempa.

“Sebenarnya aktivitas Presiden luar biasa padatnya, termasuk ke luar negeri dan G20 Summit di Bali.  Kami anggap energinya luar biasa.  Fisik tangguh.  Dan untuk bencana di Cianjur sangat perhatian, padahal beliau sedang menyiapkan pernikahan putranya, Mas Kaesang,” kata Sekretaris Kabinet Pramono Anung Wibowo, kepada IDN Times saat ditemui di ruang kerjanya di kompleks Istana Negara (7/12/2022).

Pernikahan Kaesang Pangarep, putra bungsu Jokowi dan Ibu Negara, Iriana, digelar pada tanggal 10-11 Desember 2022.  Rangkaian acara sudah dimulai dengan pengajian pada Kamis, 8 Desember 2022.

Indonesia dianggap sukses memimpin posisi presidensi G20 2022, apresiasi diberikan oleh pemimpin dunia atas keberhasilan Jokowi memimpin konferensi tingkat tinggi (KTT) yang melahirkan Deklarasi Bali.  Padahal, banyak yang pesimis, di tengah situasi konflik geopolitik antara Rusia dan Ukraina, bakal tercapai kata sepakat.  Nyatanya bisa. 

Sebuah foto yang viral menggambarkan rasa haru dua menteri perempuan, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, yang berpelukan, menahan tangis, begitu Jokowi mengetok palu tanda rampungnya KTT G20 pada 15 November 2022. “Memang mereka menangis,” ucap Jokowi, sambil tersenyum.

Sepekan setelah G20 Summit, Presiden Jokowi menerima tim IDN Times untuk wawancara khusus di Istana Bogor.  Wawancara berlangsung di Ruang Kencana, diselingi sajian Bakso Bakwan Malang.  Dalam wawancara yang berlangsung selama satu jam, Jumat, 25/11/2022, Presiden didampingi Deputi Bidang Protokol, Pers dan Media, Sekretariat Negara, Bey Triadi Machmudin.

Berikut cuplikan wawancara khusus dengan Presiden.

Baca Juga: Terima Buku 1000 Aspirasi Anak Muda, Jokowi: Saya Akan Baca

Bagaimana latar-belakang lahirnya Deklarasi Bali, disepakati pemimpin G20 di tengah situasi konflik Rusia-Ukraina?

Blak-Blakan Jokowi: Pimpin G20 Sampai Legacy PresidensiPresiden Jokowi pimpin rapat terbatas evaluasi mudik Lebaran 2022 (dok. Sekretariat Presiden)

G20 Summit kali ini kan tidak dalam situasi yang dulu-dulu normal, situasinya sulit, serba sulit diprediksi, sulit dihitung, negara-negara semuanya dalam posisi kesulitan, pandemik juga masih ada. Terutama perang di Ukraina yang itu menjadi persoalan di satu paragraf (paragraf 3 dari 52 paragraf deklarasi) sampai tengah malam (14 November) saya cek masih belum rampung, masih alot dan akhirnya menjelang tengah malam saya dapat kabar selesai.

Ya saya terus terang saja, sebetulnya, semua saya kira, semua negara karena posisinya seperti itu, tidak melihat bahwa nanti akan keluar Deklarasi Bali, eh ternyata diluar dugaan satu paragraf yang sangat sulit itu bisa tersepakati. Saya kira itu berkat kerja keras, working groups yang pendekatannya menurut saya baik, bisa menjadi jembatan yang baik dalam tensi geopolitik yang tinggi, banyak pihak yang sangsi, ragu, tapi kita membuktikan bahwa kita bisa melakukan.

Memang Presidensi G20 2022 yang paling tersulit selama ini dan bisa menghasilkan Deklarasi Bali dan hal-hal konkret, seperti pandemic fund yang terkumpul US$1,5 miliar, kurang lebih Rp23 triliun. Kemudian ada US$81,6 miliar, sustainability trust, ada dukungan fiskal untuk negara berkembang, saya kira ini konkret. Dan saya minta kepada seluruh menteri sejak awal kita memegang Presiden G20 ini, hadirkan sesuatu yang konkret.

Tidak hanya biasanya kan munculnya hal-hal formalitas yang tidak riil, ini Bali Deklarasi-nya ada, di bawahnya hal yang konkret ada. Termasuk yang detail proyek-proyek banyak sekali.

Bagaimana rasanya setelah Deklarasi gol?

Saya biasa saja, karena kan yang kita bangun sejak awal, menempatkan negara kita ini mendapatkan global trust, international trust, dan itu kita bangun membangun hubungan-hubungan pribadi, hubungan informal dengan kepala negara  jadi kunci, sehingga bukan hanya hubungan formal, tapi informalnya ada. Sehingga, aset yang terpenting dari diplomasi kita adalah aset hubungan, kemudian aset kedua adalah trust dari negara-negara lain. Itu yang tidak mudah dan dibangun dalam waktu lama.

Trust itu bisa kita dapat karena kita konsisten, tidak menjadi proksi negara manapun. Yang kedua konsisten berpihak kepada kemanusiaan, ketiga berpihak kepada perdamaian. Kita di G7 di Jerman kita konsisten menyampaikan itu

Kemudian saat mengunjungi Kiev, mengunjungi Moskow konsisten dengan itu, gak ada kepentingan politik, kepentingan kita adalah perdamaian kemanusiaan agar krisis pangan, krisis energi tidak lari ke mana-mana.

Sebelum Presidensi G20, ada yang melihat Pak Jokowi lebih ke inward looking, ke dalam soal hubungan internasional, kecuali bilateral. Misalnya ke sidang umum PBB selalu mewakilkan ke wakil presiden?

Blak-Blakan Jokowi: Pimpin G20 Sampai Legacy PresidensiPemimpin Redaksi IDN Times, Uni Lubis menyerahkan buku 1000 Aspirasi Anak Muda ke Presiden Jokowi di Istana Kepresidenan Bogor, Jumat (25/11/2022). (IDN Times/Ilman Nafi'an)

Ya saya suka hal-hal yang konkret, hal-hal yang riil, jadi di G20 di dalam session yang dulu-dulu saya selalu menggiring menghasilkan sesuatu yang konkret, bukan hanya formalitas di atas kertas. Kita kehabisan waktu hanya begitu dan saya gak mau terlalu banyak ke luar negeri, ke luar negeri itu menghasilkan hubungan luar negeri, tapi ke luar negeri itu membutuhkan biaya gede banget. Karena kita ke luar negeri tidak bisa membawa satu dua orang, gak bisa. Kita brek (sekaligus banyak), itu saya perhitungkan, daripada duitnya berpuluh-puluh kali setahun, ya sudah lah sekali dua kali tapi yang konkret yang berdampak baik untuk negara kita.

Saya kira G20 ini penting karena dengan negara-negara 80 persen GDP dunia, dan persoalan-persoalan yang sedang kita hadapi ini harus kita hadapi bersama, tidak bisa sendiri-sendiri dan kita ingin sepakat kemarin, krisis ini harus segera diakhiri sesegera mungkin dan ekonomi bisa pulih kembali, kita sepakat sama dan itu saya juga menjaga hubungan lewat telepon

Telepon,  saya gak tahu berapa kali dengan Presiden Xi Jinping. Dengan Presiden Joe Biden beberapa hari, 10 hari sebelumnya saya telepon. Sebelumnya Presiden Putin, untuk memastikan kamu datang gak, kalau datang persiapan saya berbeda dengan kamu gak datang, akhirnya saya menyampaikan 'nanti saya akan mengutus utusan tertinggi saya', akhirnya gak datang.

Presiden Zelenskyy juga saya tanyai, gak bersedia datang karena situasi di negaranya. “'Saya virtual saja”.  Merencanakannya pasti, kalau Presiden Putin datang, duduknya menjadi bisa berubah total, terus nanti kemungkinan-kemungkinan gak bisa hadir di forum, bisa jadi. Ini semua perhitungan saya hitung sampai sedetail itu. Sehingga, hubungan yang informal, pribadi itu sangat penting dalam membangun hubungan internasional kita.

Paling banyak komunikasi dengan siapa?

Dengan Presiden Biden lama kita berbicara, dengan Presiden Xi Jinping makan dua jam, hanya berempat, saya, Presiden Xi Jinping, istri, Ibu Jokowi. Waktu Presiden Joe Biden datang hormat gitu ke saya, saya (bingung) balas hormat gak gitu. Datang bisikin saya juga, 'Pak Jokowi, saya nyaman sekali tinggal di Bali dan tidak ingin pulang, enak di sini'. Waktu di forum  bicara saya ngomong apa adanya.

Sempat degdegan saat ada serangan rudal ke Polandia, pas jadwal kunjungan pemimpin ke Taman Mangrove Tahura.  Setelah rapat darurat G7, Alhamdulillah situasi santai lagi.

Sudah los, dan saya tanya, ini tadi hasil rapatnya seperti apa, apakah betul ada rudal. Kemudian Presiden Biden bisikin saya 'belum dipastikan kalau rudal itu dari Rusia'. Jadi semuanya jadi tenang semuanya datang ke Tahura, setelah mendengar itu saya senang, bagus. G20 ini forum kerja sama ekonomi, forum keuangan, pembangunan.

Jadi, kalau kemarin betul itu rudal Rusia, acara ini ketarik semua, bisa berubah dan mungkin deklarasi bisa gak jadi, sudah jadi, gak jadi lagi, bisa.

Saya kan nunggu, saya kan sampai di Tahura jam 08.00 WITA, di hutan Mangrove datang paling awal, saya di tengah jalan ditelepon sama Joe Biden bahwa ini kelihatannya mundur semua karena G7, NATO mau rapat terlebih dulu, ada ini, ya sudah saya tunggu. Kira-kira berapa menit saya tanya, ya kurang lebih satu jam, satu setengah jam. Yang saya takutkan itu (rudal Rusia), kalau itu betul positif dari Rusia, ya berubah lagi situasi dan kesepakatan G20.

Presiden Dewan Eropa saya baca, saking begitu baiknya, Indonesia memimpin mau mendengar, kita gak mau mengecewakan Presiden Jokowi kalau tidak sampai deklarasi

Blak-Blakan Jokowi: Pimpin G20 Sampai Legacy PresidensiPresiden Jokowi di Presidensi B20 Bali (youtube.com/Sekretariat Presiden)

Ya, keramahan kita secara personal menjaga satu persatu, dan yang sakit kita bawa ke rumah sakit tapi saya gak sebutkan siapa, ada dua. Itu hal-hal yang seperti itu saya kira dilihat oleh mereka. Jadi, dari awal perbedaan yang sangat tajam, perundingan yang alot, itu ya terjadi, tapi pikiran orang sebelum berangkat itu kan mikirnya G20 itu tidak akan utuh lagi, ini juga kita tidak akan bekerja karena perbedaannya sangat tajam sekali.

Saya kira ya kita gak boleh sombong, tapi apa yang kita lakukan ini sebuah kerja detail, working group juga kerja maraton dan kita telepon ke sana ke sini bolak-balik, sebelum G20 juga saya datangi, saya gerak, saya datangi Moskow, datangi Kiev, datangi China, Jepang, ke Amerika juga saat bersama ke ASEAN, ke Korea, Jepang, itu dalam rangka sebuah goal bukan jalan-jalannya aset kita yang paling besar adalah membangun sebuah hubungan pribadi, kemudian aset kedua membangun jaringan untuk sebuah kepercayaan

Apa dampak sukses G20 Summit bagi pemulihan ekonomi Indonesia?

Ini kalau tensi dunia menjadi turun, kemudian kesepakatan-kesepakatan yang sudah kita sepakati itu bisa berjalan, artinya misalnya kayak yang tadi US$81 miliar, US$20 miliar segera ada implementasinya. Artinya kita akan mendapatkan aliran dana capital inflow yang tidak kecil, yang itu akan menaikkan peredaran uang di Indonesia yang akhirnya growth, pertumbuhan ekonomi, juga akan meningkat. Larinya akan ke situ karena apapun uang itu akan masuk ke APBN, gak masuk ke kementerian, kementerian kan beredar lagi diturunkan ke masyarakat atau ke daerah. Itu semua akan berdampak

Tahun 2023 banyak analis mengatakan harus sangat hati-hati, ekonomi Indonesia gimana menurut Pak Jokowi?

Harus sangat hati-hati, tetap harus waspada, karena resesi global itu sudah memang datang, gak bisa dihindari. Resesi global datang dan itu dampaknya, artinya, permintaan barang terhadap negara-negara lain yang bisa minta ke kita banyak itu akan turun. Global yang dulu meminta produk-produk Indonesia banyak menjadi turun, sehingga produksi kita agak kering karena permintaan akan turun dan akan mempengaruhi utamanya industri yang berorientasi ekspor, perusahaan yang berorientasi ekspor pasti akan juga mempengaruhi pertumbuhan ekonomi kita

Tapi, selalu saya sampaikan dalam setiap pertemuan dengan pengusaha, pertemuan dengan sektor-sektor keuangan harus optimis, tidak boleh kalau ada pasar yang turun, cari pasar yang lain, ada pasar tradisional yang bisa kita sangat tergantung, cari negara lain, meskipun kecil tapi bisa menuutup dari penurunan yang ada. Saya kira harus lebih bekerja keras dan lebih detail.

Saya harus ngerti angka-angka, kemudian penyebabnya angka-angka ini turun kenapa pasti saya kejar.

G20 2022 jadi salah satu legacy penting dari Presiden Jokowi. Apa lagi legacy yang ingin ditinggalkan?

Blak-Blakan Jokowi: Pimpin G20 Sampai Legacy PresidensiPutu Ayu Saraswati jadi pemandu di G20 (YouTube.com/Sekretariat Presiden/)

Ya, jadi ke legacy G20 dulu, di tengah kondisi geopolitik terbelah begitu sangat jelas, rivalitas yang sangat tajam sekali, kita itu sudah pusing, misalnya dengan Ukraina. Ini ada kawasan lain yang bergejolak, wah tambah pusing lagi kita, rivalitas itu yang terus saya sampaikan, kompetisi normal, rivalitas itu juga normal, tapi kalau nanti sudah masuk konflik terbuka wah itu mengerikan. Satu persoalan belum selesai muncul persoalan lain. Dan, itu yang ingin kita lakukan adalah menciptakan ruang dialog antarnegara, antar pemimpin-pemimpin yang yang ada, keutuhan dari G20 tetap terjaga dan G20 mampu tetap bekerja dengan baik untuk memulihkan ekonomi dunia karena memang GDP  negara-negara G20 itu mencapai hampir 80 persen dari ekonomi dunia, gede sekali dan ini konsensus ini betul-betul tercapai di G20

Kalau tentang pencapaian terbaik atau legacy saya kira itu orang lain saja yang berbicara.

Tetapi, selama delapan tahun ini kita bekerja keras itu adalah membangun sebuah  fondasi, mungkin gak kita rasakan hari ini, mungkin gak kita rasakan tahun depan, tapi akan kita rasakan lima  tahun lagi, 10 tahun lagi bahwa fondasi untuk memperkuat daya saing, dalam memperkuat kompetisi itu kita betul-betul bisa kita lakukan dan konsisten. Fondasi infrastruktur misalnya, bukan hanya di Jawa saja tapi di luar Jawa kita lakukan.

Hasilnya apa? Kita sudah mulai kelihatan, investasi tidak hanya di Jawa tetapi lebih gede di luar Jawa sekarang, 53 persen di luar Jawa. Dulu 70 persen di Jawa, sekarang sudah bergeser ke luar Jawa. Karena apa? infrastrukturnya ada, pelabuhan dibangun, jalannya dibangun, airport dibangun. Itu memunculkan titik-titik pertumbuhan ekonomi baru, misalnya di Mandalika, itu titik pertumbuhan baru, misalnya di Labuan Bajo. Itu titik pertumbuhan ekonomi baru, misalnya, di Morowali, titik pertumbuhan baru. Weda Bay di Maluku, itu titik pertumbuhan ekonomi baru dan konkret. 

Contoh Maluku Utara, karena ada industri nikel, pertumbuhan ekonomi di Maluku Utara sekarang 27 persen dan dari survei terakhir, masyarakat yang paling bahagia di mana? Maluku Utara, karena pertumbuhan ekonomi gak bahagia gimana, 27 persen 

Itu, karena selama ini kita gak sadar, muncul pertumbuhan titik-titik ekonomi baru di luar Jawa. Itulah yang sering saya sampaikan pemerataan pembangunan, bukan Jawa sentris, tapi Indonesia sentris, dalam mencapai nanti bukan hanya 2024, bukan hanya 2029, tapi 2045 Indonesia emas betul-betul akan terwujud. Kita menjadi negara lima besar ekonomi terkuat, asal ada konsistensi, asal ada keberlanjutan, asal ada kesinambungan, bukan gonta-ganti kebijakan, gonta-ganti program. Itu yang sering menghambat kita di situ.

Pak Jokowi berharap presiden selanjutnya bisa melanjutkan ya?

Blak-Blakan Jokowi: Pimpin G20 Sampai Legacy PresidensiPresiden Joko Widodo bersiap melaksanakan Shalat Id berjamaah di halaman depan Wisma Bayurini, Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Minggu (24/5. (ANTARA FOTO/BPMI Setpres/Lukas/hma/aww)

Berikutnya, berikutnya, berikutnya itu harus berkesinambungan terus, ada continuity, fondasi infrastruktur sudah, nanti fondasi pangan dibangun pemimpin berikutnya. Fondasi kemandirian energi dibangun kepemimpinan berikutnya, inovasi teknologi, negara manapun harus begitu, kalau kita gonta-ganti acara mulai dari nol terus.

Belakangan investasi tekonologi yang sangat populer, bagaimana pesan bapak, untuk milenial dan Gen Z untuk investasi-investasi baru ini?

Ini kita, ini saya melihat, semua negara mengalami negara melihat, dan kedodoran semua, kemajuan teknologi dan pembuatan policy ini selalu belakangan, policy nya baru. Itu pun masih banyak yang keliru, hampir ini terjadi di semua negara, hampir kita bicara G20 ini semua yang menjadi persoalan. Dan, Indonesai sendiri terus mendorong berkembangnya teknologi finasial berbasis digital, tapi di lapangan bisa ke mana-mana

Misal pinjol, ada pinjol benar ada yang pinjol gak benar, ini kan policy-nya kebijakannya harus jelas, ini kejar-kejaran tapi ini terjadi tidak hanya di Indonesia, di semua negara. Sehingga, selau saya sampaikan kepada otoritas untuk pengawasan, untuk controlling betul-betul dilakukan, karena kalau tidak, di lapangan akan benar-benar berbeda dengan policy yang ada 

Contoh saja, misalnya, perlindungan data pribadi, kita kan baru saja juga, belum nanti ini berkaitan dengan finansial untuk industri keuangan. Kita kan masih ramai, misalnya kayak  cryptocurrency, ini masuk ke Bappepti atau masuk OJK. Kalau currency mestinya masuk OJK, tapi Bappepti menyampaikan 'oh ini bukan pak, crypto itu bukan currency, crypto itu aset bukan untuk currency tapi aset'. Yang kayak gini-gini, semua negara mengalami, crypto, blockchain, NFT, ada metaverse, semuanya masih ini nanti akan ke mana sih, masih semuanya.

Kita itu saling bertukar pikiran mengenai ini dan memang tidak mudah, bagaimana menarik pajaknya, di sebelah mana yang ditarik karena ini akan bergeser dari kita belanja langsung yang offline, tapi cara majaki gimana, cara motongnya dari sebelah mana, artinya apa, di Dirjen Pajak di Kementerian Keuangan juga harus siap, mengejar teknologinya, mengejar kebijakannya, gak mudah

Sekarang  perusahaan teknologi juga lagi pada layoff juga kan?

Ya semua ini masih dalam berproses semuanya, dulu wah semuanya kejar-kejaran, bakar uang gak apa-apa. Tapi sekarang semuanya lho, lho setelah ada pandemik itu kelihatannya dipercepat, tapi semuanya berubah lagi, malah justru semuanya lembaga keuangan, investor narik semuanya dari situ, ngerem semuanya. Ya, kalau dulu yang namanya bisnis dilihat pasti profitnya berapa, dividennya berapa,  internal rate of return-nya berapa, itu kan gak kan. Masa yang dihitung kok valuasi, saya kaget kok valuasi, ini nantinya seperti apa, saya gak ngerti juga akhirnya seperti apa bisnis ini.

Baca Juga: Presiden Jokowi Minta Anak Buah Tindaklanjuti Investasi Hasil KTT G20

https://www.youtube.com/embed/M5fuV0M7VAo

Topik:

  • Umi Kalsum

Berita Terkini Lainnya