GEN Summit 2018 Bahas Kecerdasan Buatan bagi Kerja Jurnalis

Tahun ini diikuti 750 peserta

Lisabon, IDN Times - Dua robot penyedia kopi mondar-mandir di area sekitar panggung utama Global Editors Network Summit, GEN 2018, di Patio de Gale, Lisabon, Portugal. Robot berwarna putih itu mengikuti ke mana barista bernama Jose Maria pergi, dengan mengandalkan sensor. Mirip seekor anjing yang mengikuti ke manapun tuannya berjalan.

“Robot kopi ini dibuat oleh perusahaan kami, khusus untuk acara GEN,” kata Jose Maria, menjawab pertanyaan IDN Times. Meskipun tak jauh dari area panggung disediakan meja yang dipenuhi beragam minuman dan penganan ringan termasuk kopi dan teh, tak ayal layanan robot yang di”kendalikan” Jose menarik perhatian.

Segala kreasi yang berkaitan dengan hasil kecerdasan buatan atau populer dengan sebutan AI, Artificial Intelligence, memang memicu minat. Tema GEN Summit 2018 adalah “Towards the Augmented Newsroom”, membahas masa depan ruang redaksi dan kerja jurnalistik dibantu teknologi canggih.

“Ketika saya mengusulkan tema tahun ini, jajaran direksi GEN mempertanyakan. Apakah sudah waktunya bicara tentang penerapan Artificial Intelligence atau AI di ruang redaksi? Dalam pekerjaan jurnalis? Terlalu maju? Tetapi beberapa tahun lalu industri media juga tidak menyiapkan diri akan datangnya tiga distrupsi besar, yaitu era web, aplikasi berita di telepon seluler dan dominasi platform,” kata Bertrand Pecquerie, CEO GEN, di sesi pembukaan.

Berikut fakta-fakta menarik tentang GEN Summit 2018:

1.GEN Summit diadakan setiap tahun, diikuti editor dari 70 negara

GEN Summit 2018 Bahas Kecerdasan Buatan bagi Kerja JurnalisIDN Times/Uni Lubis

Tahun ini, GEN Summit di Lisabon dikuti sekitar 750-an pemimpin redaksi, editor, eksekutif media, para inovator dan pendiri usaha rintisan (startup) yang berkaitan dengan media dan para akademisi, pemikir dan periset di bidang media.

Ide mengadakan pertemuan puncak atau summit setiap tahun adalah membahas perkembangan terbaru industri media, bagaimana ruang redaksi melahirkan dan mengadopsi inovasi berbasis teknologi. "Jurnalisme harus berkelanjutan. Mengadopsi teknologi adalah upaya membuat jurnalisme tetap relevan,” ujar Bertrand.

GEN yang dikelola dari kantor di Paris, Prancis ini adalah komunitas beranggotakan sekitar 1.300 pemimpin redaksi dan profesional media di semua medium. Dari medium tradisional seperti televisi, radio dan media cetak, sampai medium baru berbasis internet.

Menurut Bertrand, gangguan baru bagi kerja jurnalistik saat ini adalah AI atau kecerdasan buatan. “Penerbit, editor dan jurnalis tidak mengantisipasi perubahan yang terjadi dalam tata kerja di ruang redaksi. Ini yang harus kita bahas,” kata Bertrand.

2. Para inovator menjadikan GEN sebagai ajang menyajikan perkembangan

GEN Summit 2018 Bahas Kecerdasan Buatan bagi Kerja JurnalisIDN Times/Uni Lubis

Maria Tsiana mempresentasikan ide aplikasi untuk membantu mereka yang mengalami masalah disleksia untuk membaca konten media. “Saya disleksia, dan sering kali kesulitan memahami konten informasi. Jadi, saya dan tim kecil memutuskan membuat aplikasi ini,” ujarnya kepada IDN Times.

Maria yang berasal dari Yunani ini menghadapi penilaian dari panel juri yang beragam, dari CEO media sampai akademisi dan pebisnis media. Perusahaan rintisannya, 3easyR LTD menjadi salah satu finalis kompetisi startup yang diadakan dalam ajang GEN. Tentu saja Maria berharap memenangi hadiah yang jumlahnya lumayan sehingga dia bisa mengembangkan aplikasinya.

“GEN menjadi tempat bagi saya untuk berjejaring, menjajaki mitra kerjasama dan siapa tahu mendapatkan suntikan dana,” kata Yusuf, pendiri sebuah usaha rintisan yang menyajikan platform bagi pewarta warga untuk menerbitkan tulisannya. Yusuf berasal dari Turki.

Maria dan Yusuf adalah contoh bagaimana GEN telah menjadi pertemuan antara inovator dan usaha rintisan yang berupaya menyediakan solusi bagi industri media, dengan pengelola media dan khalayak media.

Selain kompetisi startup, pemberitaan penghargaan bagi para jurnalis dan organisasi media yang membuat terobosan penting dalam jurnalisme data, GEN juga mengadakan kompetisi Editors Lab yang mengundang ide baru tentang aplikasi yang bisa mendukung misi organisasi media.

“Dari tahun ke tahun jumlahnya pesertanya makin banyak, bertambah 30 persenan jumlah peserta,” kata Paul Steiger, kepala eksekutif ProPublica yang tujuh tahun belakangan menjadi ketua panel juri untuk Data Journalism Awards.

3. 100 pembicara mengisi 75 sesi selama tiga hari GEN Summit 2018

GEN Summit 2018 Bahas Kecerdasan Buatan bagi Kerja JurnalisIDN Times/Uni Lubis

GEN Summit 2018 bertujuan menjadi permulaan gerakan literasi AI di komunitas media yang memproduksi konten berita. “Kita harus menyiapkan media, terutama organisasi media besar yang selama ini menjadi rujukan informasi, untuk melalui distrupsi keempat dalam 25 tahun terakhir,” ujar Bertrand.

Menurutnya, kecerdasan buatan menjadi bagian dari alur kerja dan kian penting dari waktu sebelumnya. Peran AI diharapkan menjadikan kerja jurnalis makin ringan, terutama untuk pekerjaan yang sifatnya teknis, termasuk pengulangan. Tetapi, robot tak pernah bisa menggantikan fungsi jurnalis dalam mengendus berita yang penting bagi khalayaknya.

Tiga hari GEN Summit 2018 membahas tiga tema besar setiap harinya, mulai dari distrupsi, personalisasi dan monetisasi. Topik terkini seperti mesin pembelajar, sampai blockchain dibahas. “Blockchain yang sedang marak dibicarakan harus kita cermati, karena belum banyak yang paham bagaimana cara kerjanya,” kata Bertrand.

Sebanyak 100 pembicara mengisi acara di panggung utama dalam bentuk presentasi tunggal maupun diskusi panel. GEN Summit juga menggelar pelatihan di sesi terpisah.

“Terus-terang, untuk jurnalis seusia saya, apa yang kita bicarakan ini semacam absurd. Sulit dipahami, tapi harus menjadi perhatian redaksi berita karena perkembangan teknologi terus terjadi,” kata Paul Steiger.

Tahun 2017 GEN Summit digelar di Wina, Austria, begitu juga tahun sebelumnya. Tahun 2019, sudah diputuskan GEN Summit kembali digelar di Lisabon. “Semangat inovasi yang mewarnai GEN Summit sejalan dengan prinsip pengelolaan kota Lisabon, “ kata Wali Kota Fernando Medina.

Sebagai politisi, Medina jeli melihat peluang besar dari ajang yang melibatkan jurnalis dan editor dari 70 negara.

Topik:

  • Sugeng Wahyudi

Berita Terkini Lainnya