Jusuf Kalla Bahas Virus Corona, dari Lockdown sampai Resesi Ekonomi

#SuaraMillennial by IDN Times

Jakarta, IDN Times – Muhammad Jusuf Kalla atau karib dipanggil JK, praktis tidak libur sejak pandemik COVID-19. Setiap hari, pagi hingga sore, Ketua Umum Palang Merah Indonesia ini berkantor di gedung pusat PMI di kawasan Jalan Jenderal Gatot Subroto, Jakarta.

“Yang lain work from home, saya Sabtu Minggu pun masuk. Kita berkejaran dengan penyebaran virus,” ujar JK, ketika ditemui tim IDN Times, Senin (30/3).

Di usia yang sudah 77 tahun, JK nampak gesit mengawasi pembangunan gudang darurat PMI yang terletak di samping markas PMI. Kerja dikebut pagi sampai malam. Gudang ini diisi logistik penanganan COVID-19 dan dijaga petugas dari TNI.

Wakil Presiden RI 2004-2009 dan 2014-2019 yang dikenal dengan semboyan “lebih cepat, lebih baik” itu bergerak cepat antisipasi penyebaran virus SARS-Cov2 atau dikenal dengan virus corona. Tanggal 5 Februari 2020 dia mengundang pimpinan redaksi sejumlah media massa untuk menjelaskan situasi global maupun respons PMI.

Awal Februari, PMI memberikan pelatihan kepada staf dan relawan untuk menangani wabah virus corona yang saat itu sudah menelan korban jiwa sebanyak 213 orang dan menjangkiti 1.527, mayoritas di  Wuhan, Provinsi Hubei, Tiongkok. PMI juga mengirimkan bantuan 10 ribu masker ke Hongkong, di mana banyak warga negara Indonesia ada di sana. Sebanyak 20 ribu masker juga dikirim ke Pulau Natuna, tempat isolasi WNI yang dievakuasi dari Wuhan.

Saat bertemu dengan pemimpin redaksi di minggu pertama Februari itu, JK sudah mengingatkan kualitas rumah sakit yang berbeda-beda, daerah di luar Jakarta, kondisi RS tidak sebagus di kota besar. “Padahal cakupan wilayah Indonesia sangat luas, terdiri dari pulau-pulau,” kata dia.

Dalam kapasitas sebagai Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia, awal Maret JK memerintahkan sanitasi dan penyemprotan disinfektan ke seluruh masjid dan musala di tanah air.

JK juga sejak awal menyerukan perlukan karantina wilayah, atau lockdown, dengan memperhatikan kesiapan ekonomi bagi rakyat terdampak. “Menangani pandemik tidak bisa step by step. Ini perang semesta istilahnya kalau zaman dulu,” ucap JK.

Berikut wawancara Suara Millennial by IDN Times bersama JK:

Baca Juga: JK Targetkan PMI Bangun 3 Gudang Logistik Bantu Tangani Virus Corona 

1. Tanggapan Pak JK soal kinerja pemerintah dalam menangani pandemik COVID-19?

Jusuf Kalla Bahas Virus Corona, dari Lockdown sampai Resesi EkonomiKetua Umum PMI Jusuf Kalla (IDN Times/Fiqih Damarjati)

Iya sebagaimana juga data yang tiap hari disampaikan oleh pemerintah tiap hari rata-rata terjadi perkembangan merebaknya wabah itu 20 persen, naik terus karena ini maka pada puncaknya nanti besoknya terus-menerus seperti ini artinya maka pada bulan depan atau akhir April bisa mencapai 5 ribuan.  

Terjadi peningkatan dan akan terus begitu. Itu pengalaman di banyak negara dan juga karena ini sepertinya selalu dikatakan bertambah secara deret ukur pertumbuhannya. Tentu pemerintah sudah berusaha membikin membuat gugus tugas dan sebagainya, ada suatu upaya tentu walaupun karena ini musibah besar atau bencana besar maka ini harus seluruh bangsa harus melawannya kita.

2. Apakah menurut Pak JK, pemerintah (sebagaimana yang dilakukan negara yang pernah alami pandemik) belajar dari pengalaman sebelumnya?

Jusuf Kalla Bahas Virus Corona, dari Lockdown sampai Resesi EkonomiKetua Umum PMI Jusuf Kalla (IDN Times/Fiqih Damarjati)

Tentu. Waktu SARS saat itu tahun 2002-2003 saya Menko Kesra.

Berbeda sekali dengan sekarang, kalau dulu penyebabnya kelihatan, ayam, burung sekarang nih tidak kelihatan ini siapa ini dalam bentuk apa dan bagaimana penyebarannya walaupun sama-sama virus tentunya. Jadi dulu solusinya saya keliling Indonesia dengan  Menteri Pertanian untuk melihat kalau ada kompleks di mana ayam ada banyak yang mati maka di daerah itu  seluruh ayam kita musnahkan dan kita bayar gitu. Sehingga cepat selesai pada waktu itu. Memang tiap kali, berapa di sini ayam? Tiga ribu oke, tiga ribu, berarti ini 33 juta, 30 juta kita bayar. Sekarang tidak kelihatan jadi jauh lebih sulit  dan kecepatan penularan virus corona itu lebih cepat dibanding SARS.

3. Publik menilai pemerintah saat ini terlambat menangani pandemik COVID-19. Apakah kita ini punya protokol krisis pandemik?

Jusuf Kalla Bahas Virus Corona, dari Lockdown sampai Resesi EkonomiKetua Umum PMI Jusuf Kalla dan pengurus bertemu dengan pemimpin redaksi media massa di Jakarta, 5 Februari 2020 (IDN Times/Umi Kalsum)

Ya, mungkin pemerintah khususnya bapak presiden mendapat informasi yang berbeda dari kenyataan. Kalau kita lihat pada awal-awalnya bulan Februari, Januari-Februari ada suasana memandang enteng ini masalah. Bisa sembuh sendiri apa dan sebagainya, baru kita menyadari itu baru satu bulan Maret, setelah diumumkan kasus positif. Baru bekerja dengan lebih baik lagi. Sebelumnya cenderung untuk berdebat aja. 

Kita kan ada undang-undang. Punya undang-undang kebencanaan ya. Walaupun itu undang-undang itu lebih banyak kepada bencana alam tapi intinya tetap ada suatu protokol kalau ada bencana. Bagaimana? Siapa yang bertanggung jawab? Apa solusinya Bagaimana caranya penanganannya? Timing-nya bagaimana itu sudah ada, tapi ini memang sesuatu yang tidak diperkirakan bukan hanya kita, seluruh dunia tidak perkirakan. Walaupun ada negara yang lebih tegas. Tiongkok pun juga, ingat dokter Lee malah mau ditangkap karena dia memberitahukan itu. Jadi Tiongkok pun agak kecolongan juga sebenarnya tapi setelah mereka sadari maka dia betul- betul mengambil tindakan yang sangat tegas kan.

4. Apakah Pak JK diajak bicara oleh pemerintah dalam penanganan COVID-19? Sebagai sosok yang berpengalaman, tentunya? Pernah bicara dengan Presiden?

Jusuf Kalla Bahas Virus Corona, dari Lockdown sampai Resesi EkonomiKetua Umum PMI Jusuf Kalla (IDN TImes/Fiqih Damarjati)

PMI selalu siap diminta atau tidak minta. Pemerintah tidak meminta PMI untuk tetapi karena itu tugas PMI dan tercantum dalam undang-undang kepalangmerahan jadi memang juga ada aturan hukumnya apabila ada bencana bencana alam, atau  bencana seperti ini, bencana kemanusiaan  ataupun konflik lainnya maka PMI itu akan berusaha sesuai dengan kemampuan dan serta kejadian yang bagaimana.

Ya, saya bicara dengan bapak presiden, dua kali bicara soal ini, saat rapat pertama dengan Gugus Tugas COVID-19  itukan saya memberikan pandangan dari pihak PMI. Kami, saya juga undang wartawan kan dan  pemimpin redaksi. Sejak awal Februari sudah saya perkirakan, cepat lambat akan terjadi, kita mengalami pandemik ini. Banyak yang mengatakan tidak akan terjadi. Tapi saya berpendapat, yakinlah kita harus bersiap. Masih ingat gak saya kasih Anda semua 1 boks masker dan saya katakan ini nanti akan penting untuk Anda. Waktu itu orang anggap gak penting, tapi melihat apa yang terjadi di Tiongkok, dan kita termasuk negara besar dengan begitu banyak  bandara yang bisa orang masuk,  maka kita dapat memperkirakan itu terjadi. Jadi kita (PMI) memang sudah waspada sejak awal dan sudah mempersiapkan kita mempersiapkan rencana operasinya bagaimana. 

PMI mengambil posisi pencegahan. Pencegahan dengan cara menyiapkan masker untuk banyak orang, untuk masyarakat jutaan masker kita siapkan kemudian dan semprotan disinfektan  dan penjelasan, pelajaran, kita siapkan. Kemudian bekerja sama dengan TNI Marinir, TNI Angkatan Darat. Kita  memahami  kalau kita tidak berusaha secara besar-besaran kita kebobolan dan banyak negara mengalaminya, seperti kebobolan di Italia, Spanyol dan Iran seperti itu.

5. Kalau Pak JK masih di pemerintahan, step-step apa yang diambil? Katakanlah misalnya sebulan yang lalu dan sekarang? Infrastruktur kita juga kewalahan ya?

Jusuf Kalla Bahas Virus Corona, dari Lockdown sampai Resesi EkonomiKetua Umum PMI Jusuf Kalla (IDN Times/Fiqih Damarjati)

Mengatasi bencana begini tidak pakai step, ini perang semesta kalau istilah zaman dulu. Maka semua lini harus bersamaan dijalankan, pengobatannya disiapkan, rumah sakit disiapkan, jalan bersama-sama dijalankan, pencegahannya dilakukan, pembersihan sterilisasi secara bersamaan, jadi semua harus serentak itu. Tidak pakai tahap  karena sudah masuk. lebih baik kita basmi atau mengurangi pada saat dia masih kecil. Kalau di tahap nanti, seperti dikatakan tadi, tiap hari naik 20 persen lihat aja angka-angka. Tiap hari naik 20  persen.

Mau infrastruktur baik, mau tidak baik itu, Italia merupakan negara yang mempunyai infrastruktur kesehatan yang terbaik di Eropa pada zaman 5 tahun lalu, tapi ekonominya krisis maka belanja untuk kesehatan dikurangi. Amerika yang kita tahu tentang segala hal dia banyak kelebihannya luar biasa tentang kesehatannya, anggarannya, dokternya, yang kena jauh lebih banyak dari kita. Eropa, Inggris. Jadi ada negara yang baik infrastruktur kesehatannya juga yang tidak baik, akan sama akibatnya apabila diterpa virus seperti ini. Namun tentunya kita menyadari persis bahwa kita memang tidak siap, sama dengan negara lain. Memang justru hal-hal prinsip yang artinya fundamental yang kita tidak siap. Apakah itu APD alat pelindung diri, masker, itu termasuk semua obat -obatan. Iya ruang isolasi terbatas, ventilator, ya semuanya lah.

Baca Juga: 26 Jam Pasca Tsunami di Aceh, Menyaksikan Kiamat Kecil Bareng Pak JK

6. Pak JK juga menyarankan lockdown atau menurut bahasa UU karantina wilayah. Publik juga debat soal pembatasan sosial berskala besar. Bahkan, Presiden meminta dikaji Perppu Darurat Sipil. Mana yang harus dilakukan?

Jusuf Kalla Bahas Virus Corona, dari Lockdown sampai Resesi EkonomiKetua Umum PMI Jusuf Kalla dan pengurus bertemu dengan pemimpin redaksi media massa di Jakarta, 5 Februari 2020 (IDN Times/Umi Kalsum)

Saya katakan bukan lagi waktu untuk berdebat, ini waktu untuk bekerja apapun namanya, mau lockdown, mau karantina wilayah atau apapun namanya, silakan saja. Kita realisasikan, mau karantina wilayah, mau larang orang di luar ya laksanakan. Jangan kita banyak debatnya, banyak yang kita lihat di TV dan di media daripada nanti kita berbuat tidak banyak, itu berbahaya sekali.

Soal darurat sipil? Sebenarnya apakah itu darurat sipil, biasanya darurat sipil itu dilakukan apabila ada konflik bersenjata sebenarnya, nah ini artinya pemerintahan diambil ahli oleh militer atau sipil begitu dengan kekuasaan penuh sebenarnya dalam hal ini tentu saya belum baca itu perppu itu, tapi kita ingin tekankan apa yang dibutuhkan ketegasan dan upaya yang jelas gitu.

Ya seperti tahu semua bahwa penyebaran virus dari orang ke orang ini dari droplets, jadi artinya kalau kena (muncratan atau bersin) baru (terinfeksi), bukan lewat airbone, bukan lewat udara. Jadinya masih ada peluang apabila kita disiplin. Disiplin itu di Indonesia, kita bisa menjalankan dengan kesadaran atau dengan pemaksaan? Ada orang sadar tinggal di rumah, ada juga yang tinggal di rumah kalau dipaksa dengan secara hukum, dihukum, didenda aturan untuk itu. Apapun namanya. Kalau di Singapura kan yang melanggar pembatasan kontak sosial didenda sekian dolar. Itu yang penting kita membuat sesuatu, seperti itu sebenarnya. karena setiap keterlambatan kita 1 hari berarti ada kenaikan  20 persen.  Saya selalu katakan begini. Hei, kalian harus kerja, kita harus kerja dasarnya di PMI ini, kita harus bekerja untuk masyarakat dan saya minta masyarakat juga membantu sendiri karena lebih baik sibuk sekarang daripada sibuk di rumah sakit atau sibuk di penguburan. Pilih mana? Cuma tiga pilihannya, mau sibuk sekarang sekarang, mau bekerja sekarang, mengurangi efeknya atau sibuk rumah sakit, atau sibuk di kuburan. Pilih mana? Tidak ada pilihan lain.

Untuk Jakarta dan sekitarnya?

Mau karantina wilayah terbatas, mau tolak silakan saja lah. Tapi perlu ada suatu, ketegasan yang dilandasi oleh aturan yang jelas, sanksi yang jelas dan tindakan yang jelas, yang tegas.

Kemungkinan intervensi militer jika dilakukan karantina wilayah, dan disekat-sekat?

Khawatir? Khawatir apa? Justru kita khawatir kalau tidak dilakukan Ini bukan bicara soal demokrasi atau tidak demokrasi, memang dalam pencegahan kesehatan itu tidak ada demokrasinya, kalau Anda dokter, eh Anda minum obat ini, boleh tidak saya pilih dokter dalam satu tablet buat sehari, ndak ada itu demokrasinya pokoknya tiga sehari. Kalau mau demokrasi ya kan, bukan di tempat ini demokrasinya.

7. Kalau dilakukan karantina wilayah ataupun pembatasan sosial berskala besar, apa yang harus diperhatikan dan dilakukan?

Jusuf Kalla Bahas Virus Corona, dari Lockdown sampai Resesi EkonomiKetua Umum PMI Jusuf Kalla (IDN Times/Fiqih Damarjati)

Kan ada tiga kerangkanya, Pertama, pengetahuan atau sosialisasi masyarakat apa ini, apa akibatnya apa yang harus dilakukan pembelajaran. Kedua,  pencegahannya,  upayanya, pembersihan, sterilisasi, kesehatan. Ketiga, kemudian pengobatan Nah itu harus dilakukan secara bersamaan sekali lagi, jangan nanti kita bicara dulu, pidato dulu kumpul orang dulu baru mengerti, baru kita bikin ini baru kita, ndak bisa tetap kebersamaan. Simultan. ini kan perang semesta, Anda perang tanpa mengetahui musuh Anda di mana kalau SARS masih ketahuan. Dulu itu asalnya dari kandang ayam. Ayo musnahkan ayam itu, ini biayanya setelah kita musnahkan kemudian kita batasi itu orang pakai masker macam mana selesai masalahnya, itu terjadi 

Pertama dulu, sesuatu tindakan harus diketahui tujuan dan manfaat. Tujuannya apa? Menyelamatkan orang. Caranya? Seperti yang dikatakan tadi. Nah, ongkosnya berapa, Jangan berpikir ongkos. Tapi berpikirnya, apapun caranya sudah laksanakan. Kita bisa defisitnya di naikkan, artinya bisa utang. Apa boleh buat? Karena apabila tidak dilakukan, makin besar ini. Makin tinggi nanti bebannya di belakang hari kerugian negara, kerugian bangsa makin banyak. Dunia sudah menghitung itu semua, dan semuanya, Amerika juga U$2 triliun dia biayain. Tapi Amerika bangsanya tinggal cetak duit aja. Singapura, kasih. Jadi jalan bersamaan juga, mengobati sekaligus memperbaiki ekonomi yang bisa diperbaiki. Ada juga yang tidak bisa diperbaiki. Katakanlah hotel, mau perbaiki gimana kalau hotel? Airlines, mau bagaimana? Tourism? Ataupun yang hal-hal lainnya. Tapi yang penting, rakyat, dia harus tetap bisa makan, tetap bisa memenuhi kebutuhan dasarnya. Ini Pemerintah punya tanggung jawab? Tentu. Nah, satu-satunya jalan adalah dengan utang. Gak papa, daripada banyak korban.

Ya tentu, karena itu kita harus menyetujui dulu bahwa ini keselamatan bangsa. Keselamatan masyarakat. Maka ya karena ini maka ekonomi tidak berjalan, pabrik tutup, atau kantor-kantor tutup, services berkurang, maka pasti banyak orang nganggur. Yang nganggur berarti kemiskinan. Kalau terjadi lagi seperti itu, ya bisa, mudah-mudahan ya tidak tentu, pengalaman tahun 1998. Pada ekonomi krisis, lebih besar ongkosnya lagi. Jauh lebih besar ongkosnya kalau chaos dibanding dengan kita berutang untuk membiayai kebutuhan masyarakat dalam waktu krisis ini.

Cash-transfer ini kan kita lakukan dulu untuk menjawab masalah-masalah yang membuat masyarakat sulit seperti kenaikan BBM, di situ lah mulainya BLT (Bantuan Langsung Tunai) sebenarnya kan. Atau zaman krisis 1998, Social Safety Net.

8. Dampak ekonomi dari pandemik COVID-19 ini bakal sampai kapan?

Jusuf Kalla Bahas Virus Corona, dari Lockdown sampai Resesi EkonomiKetua Umum PMI Jusuf Kalla (IDN TImes/Fiqih Damarjati)

Tidak ada yang bisa memperkirakan yang valid atau pasti. Tapi kalau yang kita lihat ya, soal virus corona ini, hanya bisa berhenti, apabila ada 2 hal. Diketemukannya obat, dan diketemukannya vaksinnya. Ketiga, adanya tindakan yang tegas dan cukup daripada Negara itu. Seperti yang dilakukan Tiongkok, contohnya, tegas. Tapi tentu ada syaratnya, dia mempunyai komponen ekonomi yang kuat. Kalo soal obat, vaksin, banyak yang mengklaim sudah ketemu. Tapi beredarnya itu menunggu waktu dan uji klinis. Tadi saya kebetulan lihat CNN, Presiden Trump bicara bahwa dalam beberapa minggu ke depan, 10 minggu atau 2 setengah bulan, akan bisa dirilis obat itu yang diketemukan oleh sebuah perusahaan farmasi di Amerika. Bermacam-macam sebenarnya perkiraan-perkiraan begitu. Tadi saya baru ketemu 2 dokter senior dan 1 industri yang mengatakan bahwa apa yang dibuatnya itu bisa mengobati virus itu. Nah itu juga hal-hal yang.. jadi cepat lambatnya itu bisa 6 bulan, bisa 1 tahun.

Itu isu kesehatannya, yang harus kita dahulukan.

Ekonominya? Ini butuh waktu yang lebih panjang lagi. Karena resesi, ini soal resesi. Resesi itu kalau pertumbuhannya negatif atau banyak negara yang negatif seperti Amerika atau pertumbuhannya 0, itu negara dan sejarah dan berlaku untuk berapa bulan. Resesi seperti itu berjalannya. Artinya, kita boleh mengatakan sekarang sudah resesi, inflasi sudah tinggi, harga atau kurs dolar juga sudah menembus 17 ribu. Itu indikator-indikator resesi di situ semua, produktivitas masyarakat juga menurun.

Seberapa kuat ekonomi kita?

Negara kan global, tidak ada satu negara bisa maju atau mundur sendiri, ada negara maju maka negara lain juga harus ikut maju, tapi ada suatu negara ini sama-sama turun maka turun semua, tidak mungkin ada suatu negara dengan  jalan sendiri, tentu ada juga industri yang punya orang hebat yang tiba-tiba naik contohnya, industri masker contohnya sudah tiba-tiba naik, 10 kali lipat harganya, tentu besar.

Hand sanitizer itu ada juga seperti itu, alat kesehatan semuanya, tapi di luar itu hampir semuanya masalah, jadi soal resesi itu tidak bukan lagi soal pertanyaan, sudah dirasakan.

Itu masalah pertumbuhan kita ya pasti menurun cepat kan, ya itu risiko terus terus terus, dan stabil beberapa bulan eh turun berbulan-bulan kan, bahkan terjadi kok seperti itu.

9. Sebentar lagi Ramadan, lalu Lebaran. Bom waktu mudik bisa membawa virus dari Jabodetabek ke daerah. Apa yang sebaiknya dilakukan?

Jusuf Kalla Bahas Virus Corona, dari Lockdown sampai Resesi EkonomiJusuf Kalla selaku Ketua Umum PMI Pusat memimpin rapat persiapan operasi kemanusiaan pencegahan COVID-19 yg akan dimulai rabu 25/03 di seluruh wilayah DKI Jakarta dan daerah penyangga Jakarta (Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi) (Dok. Humas PMI)

Kalau soal puasa, lebaran, yang wajibkan puasanya. Tarawih, Lebaran itu semua sunah saja, jadi dalam kondisi hari ini yang wajibnya saja dulu yang diutamakan dulu lah, yang lainnya, memang dunia ini sangat berubah dengan virus ini

Soal mudik, ya, tentu yang terbaik, itu daerah yang sudah merah memang itu istilahnya lockdown kan. Supaya dikunci sehingga tidak terjadi masyarakat daerah itu pergi ke daerah yang lain, atau mudik. Ini kan mudik terpaksa dan bukan mudik bergembira karena seperti yang dikatakan Uni tadi, ini karena mereka kehilangan pekerjaan tidak ada penghasilan lagi sehingga, lebih baik pulang kampung. Mungkin kehidupan di kampung lebih murah ya, ada sawah sedikit bisa makan sama-sama. Bisa sharing yang penting, tidak perlu kontrak rumah. Semua itu bukan lah arti kata. Mudik untuk senang–senang ya karena suasananya terpaksa seperti itu.

10. Sejumlah pakar membuat prediksi, skenario jumlah penduduk yang terinfeksi. Ada yang 8 ribu, bahkan 700 ribu. Juga kritik terhadap Rapid Test yang kurang akurat. Menurut Pak JK?

Jusuf Kalla Bahas Virus Corona, dari Lockdown sampai Resesi EkonomiJusuf Kalla selaku Ketua Umum PMI Pusat memimpin rapat persiapan operasi kemanusiaan pencegahan COVID-19 yg akan dimulai rabu 25/03 di seluruh wilayah DKI Jakarta dan daerah penyangga Jakarta (Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi) (Dok. Humas PMI)

Ya memang itukan screening aja. Kalau dia positif baru dia dibawa. Sulit untuk memperkirakan angka-angka, tapi kita ambil contoh saja negara-negara seperti Italia, itu tergantung kepada culture masing-masing, kenapa Italia dan Spanyol kok tinggi tiba- tiba. Karena kenapa Prancis atau Jerman berbeda karena kehidupan di Italia dan Spanyol hampir sama dengan kehidupan kita, selalu hidup dalam big family, sudah kawin pasti tinggal di rumah mertua, cucu pun masih tinggal di situ, jadi penularannya cepat. Orang Italia suka senang-senang diperingatkan masih minum-minum di bar tidak pakai masker. Spanyol juga begitu, Spanyol karena nonton bola di Italia. Amerika juga sama memandang enteng awalnya tidak siap sama sekali walaupun infrastrukturnya hebat tapi terpaksa baikan dengan minta tolong beli alat-alat kesehatan dari Tiongkok contohnya. Kapan bagaimana ini semua bukan seperti cuaca yang dapat diperkirakan.

Hanya yang nyata ialah dari deret ukur, kalau itu berjalan terus dari ukur itu, maka seperti yang ditunaikan, kita sebulan itu dari 2 naik ke 100, 1.500 lah ya sebulan. Tapi untuk mencapai 5.000 itu mungkin hanya butuh 2 minggu. Karena dari deret ukur itu, 1 menyebar ke 5, ke 5 menyebar ke 5 masing-masing 5. Sehingga di bawah sudah crowded itu kan terjadi. Jadi bisa diperkirakan secara matematis, tapi tetap dengan asumsi tidak ada tindakan. Ini akan begini apabila tidak di intervensi.akan berkurang kalau ada intervensi, intervensi dalam pengobatannya, sistem disiplin masyarakatnya

JK mengatakan, pandemik COVID -19 mengubah dunia. Kehidupan kekeluargaan akan berubah semoga jadi lebih dekat karena menjalani karantina di rumah bersama-sama, kedua juga politik akan berubah juga yang konflik,  sampai hubungan antar bangsa.

“Kita akan melihat lebih banyak solidaritas, kedua ekonomi pasti berubah sangat besar, jadi nanti berikutnya berubah lagi teori supply chain, yang selama ini sifatnya itu global maka satu terputus, Tiongkok misalnya,  semua industri bukan semua hampir industri macet. Karena ada supply chain terputus. Setelah ini mungkin akan terjadi penyebaran sistem. Orang tidak akan lagi menumpukkan semua  kebutuhan industrinya di Tiongkok, pasti akan berubah itu. Takut akan risiko tunggal."

Baca Juga: [LINIMASA] Perkembangan Terkini Wabah Virus Corona di Indonesia

https://www.youtube.com/embed/I55Baqx-FwA

Topik:

  • Dwifantya Aquina
  • Jumawan Syahrudin

Berita Terkini Lainnya