Gawat! Sumbangan Kasus Omicron DKI-Jabar Lebih Tinggi dari Delta 

DKI sumbang 28,23 persen dari kasus nasional

Jakarta, IDN Times - Ketua Tim Pakar Penanganan COVID-19, Wiku Adisasmito mengatakan sumbangan kasus COVID-19 varian Omicron dari DKI Jakarta, Jawa Barat, hingga Banten sudah melebihi sumbangan kasus pada saat lonjakan varian Delta tahun lalu.

Berdasarkan catatannya, kasus Omicron dalam sepekan terakhir di DKI Jakarta tembus 82.238 kasus, menyumbang 28,23 persen dari total kasus nasional. Sementara itu, pada puncak penyebaran varian Delta tahun lalu, sumbangan kasus mingguan dari DKI Jakarta sebanyak 83.870 kasus, namun secara persentase lebih rendah, yakni hanya 23,94 persen dari kasus nasional.

Baca Juga: Menteri PPPA: Risiko Anak saat Pandemik COVID-19 Jadi Yatim Piatu

1. Sumbangan kasus Omicron dari Jabar hingga Banten

Gawat! Sumbangan Kasus Omicron DKI-Jabar Lebih Tinggi dari Delta ilustrasi varian baru COVID-19, Omicron (IDN Times/Aditya Pratama)

Adapun kasus Omicron di Jawa Barat sepekan terakhir mencapai 67.794 kasus, atau mencapai 23,27 persen dari kasus nasional. Sementara, pada puncak penyebaran Delta, Jawa Barat hanya menyumbang 64.584 kasus, atau 18,44 persend dari total kasus nasional.

Kemudian, Banten melaporkan 32.482 kasus Omicron dalam sepekan terakhir, atau 12,87 persen dari total kasus nasional. Sedangkan, pada puncak penyebaran Delta tahun lalu, Banten hanya menyumbang 24.781 kasus atau 7,07 persen dari total kasus nasional.

Baca Juga: Sepekan 200 Anak di Jateng Positif Omicron, Bayi 2 Bulan Meninggal

2. Peningkatan kasus baru kerek jumlah kasus kematian

Gawat! Sumbangan Kasus Omicron DKI-Jabar Lebih Tinggi dari Delta ilustrasi COVID-19 varian Omicron (IDN Times/Aditya Pratama)

Wiku mengingatkan, peningkatan kasus baru COVID-19 ini perlu dikendalikan. Sebab, kasus Omicron bisa meningkatkan risiko kematian, terutama bagi kelompok rentan.

"Di minggu lalu, terdapat 505 orang meninggal. Sementara di lonjakan Delta, ada lebih dari 12 ribu orang meninggal. Walaupun demikian, nyawa tetaplah nyawa, tidak dapat tergantikan. Untuk itu, penambahan kasus positif harus terus ditekan. Terutama demi menghindarkan kelompok rentan dari paparan virus yang selama ini banyak menyumbang angka kematian," kata Wiku.

Baca Juga: [BREAKING] Kasus COVID-19 di Indonesia Meroket Lagi, Tembus 57 Ribu Hari Ini

3. Lonjakan kasus Omicron hampir mendekati puncak penyebaran Delta

Gawat! Sumbangan Kasus Omicron DKI-Jabar Lebih Tinggi dari Delta Ilustrasi COVID-19 (Dok. IDN Times)

Dalam sepekan terakhir, terdapat 291.298 kasus Omicron di Indonesia. Menurut Wiku, lonjakan ini perlu diwaspadai, karena angkanya hampir mendekati puncak penyebaran varian Delta tahun lalu.

"Kasus positif nasional pada gelombang ketiga ini melonjak tajam, lebih cepat dibandingkan gelombang kedua. Bahkan jumlah kenaikan mingguan di minggu lalu hampir mencapai jumlah saat puncak kedua di masa varian Delta. Minggu lalu terdpt penambahan kasus positif sebesar 291 ribu. Sementara penambahan kasus tertinggi di puncak kedua adalah 350 ribu," tutur Wiku.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya