Kearifan Lokal, Jurus yang Diyakini Ampuh Tangani COVID-19 di Daerah
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Kearifan lokal bisa membantu meningkatkan efektivitas dalam segala upaya penanganan pandemik COVID-19, terutama di daerah. Hal ini diungkapkan dua guru besar dari dua universitas yang tergabung dalam Forum Solidaritas Kemanusiaan.
Guru Besar Universitas Gadjah Mada (UGM) sekaligus Dewan Pengarah Forum Solidaritas Kemanusiaan, Profesor M. Baiquni, mengatakan penanganan COVID-19 kerap kali menemui hambatan, yakni problem sosial. Dia mengatakan salah satu cara mengatasinya adalah dengan memanfaatkan kearifan lokal.
Baca Juga: Data Lengkap Kasus COVID-19 di Indonesia per Rabu 4 Agustus 2021
1. Contoh kearifan lokal dalam penanganan pandemik
Misalnya, kearifan lokal untuk membangun kemandirian masyarakat dalam menangani COVID-19 di suatu wilayah bisa dilakukan dengan cara gotong royong, saling memberi dan mengambil bahan makanan atau sedekah gotong-royong (Segoro).
“Jadi model kearifan lokal dari masing-masing daerah caranya beda-beda dan model mandiri seperti ini bisa dibuat di komunitas di berbagai tempat. Mari bergerak bersama Forum Solidaritas kemanusiaan,” ujar Baiquni dalam keterangan resminya, Rabu (4/8/2021).
2. Leluhur bangsa terapkan kearifan lokal dalam menghadapi wabah
Editor’s picks
Hal yang sama juga disampaikan Guru Besar Universitas Sam Ratulangi (Unsrat) Profesor Winda Mercedes Mingkid, yang juga memprakarsai terbentuknya Forum Solidaritas Kemanusiaan.
Winda berpendapat bangsa Indonesia butuh kearifan lokal yang telah dilakukan leluhur secara turun-temurun, yaitu gotong-royong, mapalus, balale, alak tau, nugal untuk bersama-sama, bahu membahu melawan virus ini sesuai peran masing-masing.
Winda mengatakan masyarakat juga harus berusaha bersama-sama menaati kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). Jika tidak, menurutnya penularan virus corona akan sulit ditangani, dan pada akhirnya mengambil lebih banyak nyawa, merugikan ekonomi, dan mempersulit kehidupan normal masyarakat.
“Kebijakan ini apabila ditaati dan diikuti dengan baik, maka diyakini pada triwulan IV-2021 kita sudah bisa memiliki herd immunity,” tutur Winda.
Baca Juga: Dirugikan gegara Korupsi, Warga Jabodetabek Gugat Juliari Batubara
3. Forum SK mendesak pemerintah tangani COVID-19 lebih serius
Selain itu, Forum Solidaritas Kemanusiaan juga mendesak pemerintah lebih serius dalam menangani pandemik COVID-19. Dalam hal ini, forum meminta pemerintah mengontrol dan mengevaluasi setiap bantuan kepada masyarakat agar tepat sasaran, tidak terjadi kebocoran dan tepat waktu, serta sesuai pada peruntukannya. Hal ini diperlukan untuk mencegah aksi-aksi oknum yang mencari keuntungan di tengah pandemik.
"Di tengah berbagai upaya penanganan yang dilakukan pemerintah, masih ada orang-orang lakukan pemalsuan surat keterangan vaksin sampai pada berbagai berita hoaks dan black campaign tentang penanganan COVID-19. Di sisi lain, ada juga oknum pemerintah yang menggunakan kesempatan ini untuk mencari keuntungan bagi diri sendiri,” tutur Winda.