Sampah dari DKI 8 Ribu Ton per Hari, Melebihi Kapasitas Bantar Gebang!

Kapasitas Bantar Gebang cuma 2 ribu ton per hari

Jakarta, IDN Times - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan membeberkan volume sampah dari DKI Jakarta mencapai 8 ribu ton per hari.

Volume itu melebihi kapasitas Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Bantar Gebang, Bekasi yang hanya 2 ribu ton per hari.

"Bantar Gebang itu kira-kira 18 km dari sini. Dan di sana ada satu RDF (refuse derived fuel) oleh DKI, itu 2 ribu ton per hari. Tapi sampah DKI ini itu hampir 8 ribu ton per hari. Jadi angkanya besar sekali," kata Luhut dalam acara Peresmian Pabrik Daur Ulang Botol Plastik PT Amandina Bumi Nusantara dan Yayasan Mahija Parahita Nusantara, Rabu (8/2/2023).

Baca Juga: 5 Fakta Limbah Medis di Pembuangan Bantar Gebang

1. Luhut minta kapasitas pabrik daur ulang plastik ditingkatkan

Sampah dari DKI 8 Ribu Ton per Hari, Melebihi Kapasitas Bantar Gebang!Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan dalam acara Peresmian Pabrik Daur Ulang Botol Plastik PT Amandina Bumi Nusantara dan Yayasan Mahija Parahita Nusantara, Rabu (8/2/2023). (dok. Kemenko Marves)

Luhut mengatakan, untuk mengurangi volume sampah, terutama sampah plastik yang mencemari lingkungan, diperlukan lebih banyak pabrik daur ulang plastik, untuk meningkatkan kapasitas daur ulang plastik setiap tahunnya.

"Keberadaan ini (pabrik daur ulang plastik) saya kira bagus sekali. Tapi kapasitasnya menurut hemat saya perlu kita tingkatkan. Sekarang ini masih 25 ribu ton per tahun. Kalau bisa dalam 2 tahun ke depan kita double," ujar Luhut.

Baca Juga: Beri Bansos, Istri Mensos Menangis Lihat Kondisi Warga Bantar Gebang

2. Keberadaan sampah plastik berbahaya bagi manusia

Sampah dari DKI 8 Ribu Ton per Hari, Melebihi Kapasitas Bantar Gebang!Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan dalam acara Peresmian Pabrik Daur Ulang Botol Plastik PT Amandina Bumi Nusantara dan Yayasan Mahija Parahita Nusantara, Rabu (8/2/2023). (dok. Kemenko Marves)

Luhut mengatakan, penanganan sampah plastik harus terus ditingkatkan, karena berbahaya bagi manusia. Apalagi saat ini, masih banyak sampah plastik yang tenggelam di laut.

"Menurut hemat saya, plastik ini berbahaya, tapi juga dibutuhkan. Karena dia masuk ke laut, dia bisa cair, dimakan ikan, ikan itu dikonsumsi kita. Terutama yang paling berbahaya pada ibu-ibu yang masih bisa hamil. Karena anaknya itu bisa cacat," tutur Luhut.

Baca Juga: Dituding Nikmati Subsidi Motor Listrik, Luhut: Saya Punya Nurani!

3. Botol plastik harus bisa dibuat mengambang agar mudah dikumpulkan

Sampah dari DKI 8 Ribu Ton per Hari, Melebihi Kapasitas Bantar Gebang!Pabrik Daur Ulang Botol Plastik PT Amandina Bumi Nusantara dan Yayasan Mahija Parahita Nusantara. (dok. Kemenko Marves)

Luhut mengatakan, saat ini banyak sampah plastik yang bisa tenggelam di air. Dikarenakan plastik juga penting bagi kehidupan masyarakat Indonesia, diperlukan inovasi pada produksi plastik agar bisa mengambang. Sehingga, sampah plastik di laut bisa lebih mudah dikumpulkan untuk didaur ulang.

"Sekarang kita pengin plastik itu dibuat supaya dia bisa mengambang. Jadi botol-botol plastik mengambang, sehingga tidak turun ke bawah laut, sehingga lebih mudah di-collect. Teknologi ini lagi kita studi dan kita berharap itu bisa segera kita produksi. Dan kita berharap pabrik botol plastik akan menggunakan teknologi ini dan juga semua," ucap Luhut.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya