Tingkat Kematian Akibat COVID-19 di RI Lebih Rendah dari Negara Maju

Kematian tertinggi di wilayah padat penduduk

Jakarta, IDN Times - Eijkman-Oxford Clinical Research Unit (EOCRU) Henry Surendra membeberkan hasil penelitian terkait tingkat kematian atau mortalitas akibat COVID-19 di Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan tingkat kematian akibat COVID-19 di Indonesia lebih rendah dibandingkan negara-negara maju.

"Kematian di Indonesia, terutama di Jakarta secara overall itu sebenarnya lebih rendah dibandingkan negara-negara maju," kata Henry dalam webinar 'Indonesian Congress Symposium on Combating COVID-19 Pandemic without Boundaries', Minggu (16/1/2022).

Faktor utamanya, kata dia, di Indonesia jumlah pasien yang harus mendapatkan perawatan di rumah sakit (RS) mayoritas pasien berusia muda.

"Kami menemukan mayoritas kasus COVID-19 yang dirawat inap adalah orang-orang yang relartif lebih muda dibandingkan karakteristik pasien-pasien di negara lain," ucap Henry.

Baca Juga: Adu Vaksin Booster Sinovac dan Moderna, Mana yang Paling Ampuh?

1. Kasus kematian COVID-19 lebih tinggi di kawasan padat penduduk

Tingkat Kematian Akibat COVID-19 di RI Lebih Rendah dari Negara MajuIlustrasi. Pemakaman korban COVID-19. (ANTARA FOTO/Ampelsa)

Selain itu, dalam penelitian tersebut, Henry mengatakan pihaknya meneliti faktor-faktor yang memicu kematian akibat COVID-19. Selain faktor usia dan komorbid, faktor lingkungan juga berpengaruh.

"Kami juga menemukan bahwa tingkat kematian cenderung lebih tinggi pada populasi yang tinggal di wilayah kepadatan penduduknya lebih tinggi, angka kemiskinan yang tinggi, dan cakupan vaksin COVID-19 yang lebih rendah," ujar Henry.

2. Keterbatasan layanan faskes atas pasien COVID-19 juga bikin tingkat kematian naik

Tingkat Kematian Akibat COVID-19 di RI Lebih Rendah dari Negara MajuRumah Sakit Darurat COVID-19 (RSDC) Wisma Atlet, Kemayoran, Jakarta Pusat (IDN Times/Besse Fadhilah)

Tak hanya itu, hasil penelitian menunjukkan akses ke fasilitas kesehatan (faskes) juga berperan besar dalam perkembangan kasus kematian akibat COVID-19 di Indonesia.

"Akses ke pelayanan kesehatan yang berkualitas merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kematian COVID-19 di awal-awal pandemik. Karena kita tahu banyak orang yang datang di rawat inap agak telat sejak dia terinfeksi," ucap dia.

Baca Juga: Penerima Vaksin Pfizer dan Moderna Belum Bisa Vaksinasi Booster

3. Pemerintah harus prioritaskan sumber daya ke wilayah padat penduduk

Tingkat Kematian Akibat COVID-19 di RI Lebih Rendah dari Negara MajuIlustrasi pandemik COVID-19. (ANTARA FOTO/M. Risyal Hidayat)

Untuk menekan angka kematian akibat COVID-19, terutama dengan merebaknya varian Omicron, Henry mengatakan pemerintah harus membuat prioritas penyaluran sumber daya kesehatan.

"Salah satu kesimpulan dari penelitian ini adalah kita perlu melakukan di tengah kekurangan SDM dan sumber daya lainnya dengan Indonesia sangat besar ini, kita perlu melakukan prioritas dalam mengalokasikan sumber daya. Dengan cara menyasar area-area dengan kepadatan penduduk yang tinggi, kemiskinan yang tinggi, dan juga yang belum memiliki cakupan vaksinasi yang baik," tuturnya.

Selain itu, dengan banyaknya pasien tanpa gejala, pemerintah juga harus terus menerapkan proses pemakaman seluruh jenazah dengan prosedur tetap (protap) COVID-19. Ia mengatakan protap diterapkan pada jenazah pasien probable, suspect, atau pun terkonfirmasi positif COVID-19.

"Ini untuk bisa melihat lebih jelas seperti apa tren pandemik di Indonesia. Karena kita tahu dengan masuknya Omicron, kasus-kasus itu jadi semakin tidak bergejala, sehingga sulit bagi kita untuk memahami dinamika penularan yang terjadi di populasi kalau hanya berdasarkan data-data kasus konfirmasi dan bergejala," kata Henry.

Topik:

  • Jihad Akbar

Berita Terkini Lainnya