5 Provinsi dengan Inovasi Terendah versi Kemendagri
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Dalam Negeri (Balitbang Kemendagri) merilis hasil penilaian Indeks Inovasi Daerah Tahun 2020. Kepala Balitbang Kemendagri, Agus Fatoni, mengatakan terdapat lima provinsi memiliki nilai indeks inovasi terendah dalam laporan tersebut.
"Di antaranya Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Barat, Maluku, Kalimantan Timur, dan Gorontalo. Kelima provinsi tersebut masuk dalam kategori kurang inovatif hasil penilaian Indeks Inovasi Daerah tahun 2020," ujar Fatoni melalui keterangan resminya Rabu (16/6/2021).
Fatoni berharap, hasil penilaian Indeks Inovasi Daerah dapat menjadi masukan bagi Kemendagri untuk melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap daerah. Di sisi lain, dia berharap indeks ini dapat memotivasi daerah agar meningkatkan inovasinya dalam penyelenggaraan pemerintahan.
1. Daftar wilayah yang tidak dapat dinilai
Meski demikian tidak semua daerah dapat diikutsertakan dalam penilaian indeks tersebut. Fatony menambahkan, terdapat 55 kabupaten dan tiga kota yang tidak dapat dinilai inovasinya (disclaimer). Adapun daftar pemerintah daerah dengan kategori disclaimer hasil penialaian Indeks Inovasi Daerah Tahun 2020 berikut ini:
Kabupaten dengan kategori tidak dapat dinilai (disclaimer)
- Kabupaten Boalemo
- Kabupaten Boven Digoel
- Kabupaten Buru
- Kabupaten Buton Tengah
- Kabupaten Buton Utara
- Kabupaten Deiyai
- Kabupaten Dogiyai
- Kabupaten Fakfak
- Kabupaten Halmahera Barat
- Kabupaten Halmahera Tengah
- Kabupaten Halmahera Timur
- Kabupaten Intan Jaya
- Kabupaten Kaimana
- Kabupaten Kapuas Hulu
- Kabupaten Kepulauan Aru
- Kabupaten Kepulauan Yapen
- Kabupaten Lanny Jaya
- Kabupaten Mahakam Ulu
- Kabupaten Malaka
- Kabupaten Mamberamo Raya
- Kabupaten Manggarai
- Kabupaten Manggarai Barat
- Kabupaten Manggarai Timur
- Kabupaten Manokwari Selatan
- Kabupaten Mappi
- Kabupaten Maybrat
- Kabupaten Memberamo Tengah
- Kabupaten Morowali
- Kabupaten Nduga
- Kabupaten Ngada
- Kabupaten Nias Utara
- Kabupaten Paniai
- Kabupaten Pasangkayu
- Kabupaten Pegunungan Arfak
- Kabupaten Polewali Mandar
- Kabupaten Pulau Taliabu
- Kabupaten Puncak
- Kabupaten Puncak Jaya
- Kabupaten Raja Ampat
- Kabupaten Rokan Hilir
- Kabupaten Sabu Raijua
- Kabupaten Sarmi
- Kabupaten Seram Bagian Timur
- Kabupaten Sorong
- Kabupaten Sorong Selatan
- Kabupaten Supiori
- Kabupaten Tambrauw
- Kabupaten Tana Toraja
- Kabupaten Teluk Bintuni
- Kabupaten Teluk Wondama
- Kabupaten Timor Tengah Utara
- Kabupaten Tolikara
- Kabupaten Waropen
- Kabupaten Yahukimo
- Kabupaten Yalimo
Kota dengan kategori Tidak Dapat Dinilai (Disclaimer)
- Kota Sorong
- Kota Gunungsitoli
- Kota Subulussalam.
2. Pemda kurang maksimal dalam pelaporan inovasi
Editor’s picks
Skor indeks yang rendah, kata Fatoni, dipengaruhi oleh berbagai faktor, salah satunya karena pemerintah daerah (pemda) yang kurang maksimal dalam melakukan pelaporan inovasi. Walaupun daerah memiliki berbagai terobosan kebijakan, tetapi banyak pemda yang tidak memenuhi persyaratan yang diberikan.
“Bisa jadi pemerintah daerah memiliki inovasi yang cukup banyak, tapi tidak dilaporkan atau bisa saja dilaporkan tapi tidak evidence based dan ditunjang data-data pendukung yang ada,” terang Fatoni.
Baca Juga: Status Mitra bagi Pekerja Gig Aplikasi, Inovasi atau Bom Waktu?
3. Perlunya kolaborasi dengan aktor inovasi
Tetapi tak cukup sampai di situ, menurutnya peran dan fungsi litbang daerah juga harus diperkuat. Litbang berperan penting untuk mendukung terobosan kebijakan melalui pengkajian dan penelitian.
"Kolaborasi dengan para aktor inovasi juga wajib dilakukan. Selain itu tiap perangkat daerah harus menumbuhkan budaya inovasi," ujar Fatoni.
Agar sistem penilaian Indeks Inovasi Daerah juga terukur, transparan serta dapat dipertanggungjawabkan, Kemendagri juga selalu melakukan evaluasi.
"Tahun ini tahap penginputan data inovasi dalam indeks akan dimulai pada Mei hingga 13 Agustus 2021. Diharapkan semua pemda berpartisipasi," kata Fatoni.
Baca Juga: Tiga Pakar ITS Rancang Inovasi Alat Deteksi Dini Tsunami