Bila Es Abadi Puncak Jayawijaya Papua Punah, Ini yang Akan Terjadi 

Masyarakat diimbau pantau peringatan dini dari BMKG

Jakarta, IDN Times - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi, es abadi yang terdapat di pegunungan Jayawijaya, Papua akan punah pada 2025. Punahnya es abadi tersebut, kata Kepala Pusat Informasi perubahan Iklim BMKG Dodo Gunawan, akan membuat cuaca menjadi lebih panas.

"Karena pemanasan global, akan terjadi kenaikan suhu global yang termasuk lebih panas. Frekuensi ekstrem lebih sering terjadi seperti cuaca esktrem dan gelombang tinggi," ujar Dodo kepada IDN Times, Senin (9/8/2021).

Baca Juga: Duh! BMKG Prediksi Es Abadi di Puncak Jayawijaya Hilang pada 2025 

1. Tahun 2020 menjadi tahun dengan suhu terpanas

Bila Es Abadi Puncak Jayawijaya Papua Punah, Ini yang Akan Terjadi IDN Times/Isidorus Rio

Sebelumnya Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan, berdasarkan World Meteorological Organization (WMO), dalam tiga tahun terakhir, tahun 2020 menjadi tahun dengan suhu terpanas. Tercatat saat ini temperatur rata-rata global permukaan bumi mencapai 1,2 derajat celcius lebih tinggi dari tahun 1850-an.

Tak hanya itu, suhu di Indonesia pada 2020 juga jadi tahun terpanas kedua dalam catatan BMKG dengan permukaan lebih tinggi 0,7 derajat celcius, dari rata-rata periode tahun 1981-2010.

"Saya berharap fakta-fakta ini dapat perhatian kita bersama guna mencegah pemanasan global semakin parah," ujarnya.

2. Perubahan iklim tidak hanya menimbulkan bencana tapi juga bisa menghilangkan es abadi

Bila Es Abadi Puncak Jayawijaya Papua Punah, Ini yang Akan Terjadi ANTARA FOTO/Yusran Uccang

Tak hanya menyebabkan bencana alam seperti badai tropis, banjir, banjir bandang, longsor, angin kencang, dan kekeringan panjang, perubahan iklim juga diprediksi bisa membuat es abadi di pegunungan Jayawijaya Papua punah. 

Maka dari itu, Dwikorita mengingatkan agar semua pihak memiliki persepsi bahwa perubahan iklim merupakan ancaman yang harus dimitigasi secara bersama.

"Kita harus membangun persepsi bersama bahwa perubahan iklim ini adalah sebuah kerisauan dan ancaman bersama yang juga harus dimitigasi bersama-sama, karena dampaknya tidak mengenal batas administrasi. Masyarakat juga harus dilibatkan, tidak hanya pemerintah,” jelas Dwikorita.

3. Masyarakat diimbau memantau prakiraan dan peringatan dini dari BMKG

Bila Es Abadi Puncak Jayawijaya Papua Punah, Ini yang Akan Terjadi Beberapa peralatan mitigasi bencana disiagakan selama periode tanggap darurat. IDN Times/ Alfi Ramadana

Oleh karena itu, tak hanya pemerintah saja yang harus selalu siap dengan ancaman bencana, BMKG juga mengimbau masyarakat untuk memperhatikan warning yang dikeluarkan oleh BMKG, termasuk informasi cuaca, iklim maupun kegempaan.

Dodo juga mengatakan, BMKG telah menyiapkan informasi prakiraan dan peringatan dini sebagai bentuk mitigasi.

Baca Juga: BMKG Launching Sistem Peringatan Dini Multibencana Geohidrometeorologi

Topik:

  • Sunariyah

Berita Terkini Lainnya