Cerita Millennial Perantau Positif COVID-19 Jalani Isoman di Indekos

Terkonfirmasi positif dengan OTG

Jakarta, IDN Times - Virus COVID-19 tak pandang bulu. Seorang millennial perantau berusia 23 tahun yang bekerja sebagai karyawan swasta, Icha, memilih untuk menjalani isolasi mandiri sendiri di indekos saat terjangkit COVID-19.

"Ini aku di Surabaya baru, jadi aku gak ada sanak keluarga yang bisa antar, kalau ke Puskesmas aku harus naik kendaraan umum, jadi risiko nularin orang dan belum tentu dapat kamar, karena waktu itu lagi marak segala fasilitas rumah sakit (RS) dan isolasi penuh," ujar Icha kepada IDN Times, Selasa (20/7/2021).

Awalnya, Icha tidak merasa panik saat tahu terjangkit COVID-19. Namun, kepanikan tersebut mulai datang saat banyak orang menanyakan kondisinya.

"Paling males kalau orang sekitar udah panikan, orang semua nelponin tiap lima menit. Beberapa nanya perlu apa, beberapa yah karena takut ketularan. Malesin aja sih, jadi stres, bukan tenang," jelas Icha.

Icha melakukan isolasi mandiri di indekos selama 10 hari, mulai 10 Juli 2021 saat dirinya melakukan tes antigen dengan hasil positif COVID-19. Ia termasuk dalam kategori orang tanpa gejala (OTG).

1. Konsultasi dengan dokter yang merupakan temannya

Cerita Millennial Perantau Positif COVID-19 Jalani Isoman di IndekosIlustrasi tenaga medis COVID-19 saat mengenakan APD, termasuk masker. ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi

Saat mengetahui dirinya terkonfirmasi positif COVID-19, Icha langsung menghubungi pihak perusahaan tempat bekerja sebagai tindakan preventif jika ada karyawan lainnya yang terpapar. Karena, sebelumnya ia masih bekerja dari kantor.

"Karena kerjanya masih ke kantor, jadi yang pertama dihubungi itu orang kantor untuk tindakan preventif kalau yang lain ada yang kena lagi," ujar Icha.

Selain itu, Icha juga menghubungi orang tua agar tidak membuat orang tuanya khawatir. Meskipun berada di perantauan dan tak memiliki sanak keluarga di kota tersebut, Icha merasa beruntung karena memiliki teman yang berprofesi sebagai dokter.

"Kebetulan teman aku sebagian kan dokter nih, jadi konsultasi ke mereka, nanya-nanya keperluan yang harus dibeli. Karena teman mungkin jadi lebih blak-blakan aja soal situasinya di mana, ke depan risiko, dan efek sampingnya apa," jelas Icha.

Baca Juga: Ini Isi Paket Obat Gratis untuk Pasien Isoman yang Diresmikan Jokowi

2. Isolasi mandiri di indekos

Cerita Millennial Perantau Positif COVID-19 Jalani Isoman di IndekosIlustrasi Ruang Isolasi Mandiri COVID-19. ANTARA FOTO/Zabur Karuru

Selama melakukan isolasi mandiri di indekos, Icha tetap bekerja dari rumah. Ia hanya mengonsumsi vitamin untuk pencegahan gejala yang lebih parah. Selain itu, Icha menyediakan ximeter untuk memantau tingkat saturasi oksigen dalam darah.

"Karena OTG dan masih muda juga, jadi sebenarnya gak perlu minum obat antivirus sih, cuma beli vitamin D, C, sama B complex aja karena disarankannya itu sama dokter," kata Icha.

Kemudian, Icha juga menerapkan contactless delivery saat memesan makanan. Karena, dirinya mengaku tidak masak sendiri di indekos dengan kondisi positif COVID-19 melihat dapur indekosnya merupakan tempat umum.

"Order makan juga minta tolong si abang-abang meletakkannya di depan pagar, di lorong indekos juga pakai masker, nyuci di kamar sendiri. Di kota orang gak bisa banyak kegiatan, tahu sendiri kamar kos sekecil apa. Terlebih lagi saat PPKM, delivery makanan juga susah didapat di atas jam 18.00 sore," jelas Icha.

3. Melakukan swab setelah isoman secara mandiri

Cerita Millennial Perantau Positif COVID-19 Jalani Isoman di IndekosIlustrasi Swab Test (ANTARA FOTO/Moch Asim)

Setelah delapan hari melakukan isolasi mandiri di indekos, Icha memutuskan untuk melakukan swab antigen di indekos secara mandiri yang alatnya dibeli melalui platform belanja online. Hal itu dilakukannya karena mengetahui lab untuk melakukan swab antigen sedang penuh antrean.

"Alasan milih tes sendiri karena tadi, takut nularin orang, terus lab juga pada antre banget dan gak semua orang antre atau pakai masker sesuai standar, ada aja yang maskernya nutup mulut doang udah double juga," kata Icha.

Ia tidak meragukan hasil tes swab antigen yang dilakukannya sendiri, karena menurutnya hasil swab antigen ditunjukkan dengan cara dan alat yang sama. Terlebih, sebelum melakukan swab, ia menanyakan kepada dokter bagaimana cara melakukan swab antigen mandiri.

"Nanya ke dokter, harus sampai mana cotton swabnya. Harus pelan-pelan dan gak asal colok sih ini, karena takutnya mimisan kalau kekencangan masukin swabnya," kata Icha.

Icha mengungkapkan hasil swab antigen mandiri itu menunjukkan dirinya sudah negatif COVID-19. Namun, ia berencana melakukan tes PCR lebih lanjut untuk hasil yang lebih akurat besok, Rabu (21/7/2021).

Baca Juga: Duh! Pria Penumpang Pesawat Ini Palsukan Data PCR dengan Pakai Cadar

Topik:

  • Jihad Akbar

Berita Terkini Lainnya