Haru, Anggota TNI Asuh 3 Anak yang Orang Tuanya Meninggal karena COVID

Anggota TNI yang mengasuh sempat bantu orang tuanya

Jakarta, IDN Times - Kepala Divisi Pengawasan, Monitoring dan Evaluasi Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Jasra Putra mengapresiasi anggota TNI Batalyon Bekang 5/Perbekud, Sertu Edu Marung yang bersedia mengasuh tiga anak asal Flores yang telah ditinggal orang tuanya meninggal karena COVID-19.

"Perkumpulan masyarakat Flores mendorong Edu untuk memberanikan diri mengasuh mereka, ia bilang kepada istrinya 'kita memang akan lapar tapi tidak akan kelaparan' ketika menguatkan diri mengambil anak-anak ini," ujar Jasra dalam keterangan tertulis yang diterima IDN Times, Sabtu (14/8/2021). 

"Bersama istrinya Maria Cahaya yang sudah memiliki anak satu, Edu mengasuh ketiga anak tersebut," lanjutnya.

Diketahui, ketiga anak tersebut merupakan kakak beradik dengan usia 4 tahun, 11 tahun dan paling besar 13 tahun, yang telah sebulan tinggal di bilangan kontrakan Rawa Lumbu, Bekasi tanpa orang tua. 

1. Sertu Edu Marung sempat membantu orang tua ketiga anak saat terkena COVID-19

Haru, Anggota TNI Asuh 3 Anak yang Orang Tuanya Meninggal karena COVIDIlustrasi pasien virus corona. ANTARA FOTO/Abriawan Abhe

Jasra mengatakan sebelumnya ada pemberitahuan bahwa ada orang tua yang terkena COVID-19 dalam grup perkumpulan masyarakat Flores, mereka saling membantu termasuk keluarga dari anak-anak tersebut. Namun, ia mengatakan ayah dari anak-anak tersebut juga meninggal.

"Kisah ibunya mencari ambulans dan tidak dapat, hingga meninggal di tempat, dilanjutkan berselang seminggu ayahnya juga ikut meninggal di rumah sakit, sangat meninggalkan duka mendalam untuk anak-anak," jelas Jasra.

Walaupun kondisi di awal yang berat karena kehilangan orang tua, Jasra mengatakan bahwa mereka mengalihkannya dengan berdoa serta meyakini orang tua ketiga anak tersebut sudah bahagia di surga dan juga mengajak anak-anak mengingat kisah-kisah bahagia bersama orang tua ketiga anak tersebut sehingga anak tersebut menjadi kuat.

"Bila anak melamun dan ingat orang tuanya, saya selalu bilang jangan melamun, ayok ingat ayah ibu kalian yang konyol-konyol," ujar Maria. 

Baca Juga: Sedih, 11.045 Anak di Indonesia Jadi Yatim Piatu karena COVID-19

2. Bersyukur mendapatkan banyak bantuan

Haru, Anggota TNI Asuh 3 Anak yang Orang Tuanya Meninggal karena COVIDIlustrasi Perlindungan Anak (IDN Times/Sukma Shakti)

Sertu Edu sempat meminta tolong agar anak-anak yang diasuhnya mendapatkan perhatian utamanya pendidikan dan kesehatan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan Kementerian Kesehatan.

"Kalau untuk makan kami bisa, tapi untuk jaminan masa depan pendidikan dan kesehatan kami mohon bantuan," ujar Edu.

Beruntung, Edu memiliki grup perkumpulan masyarakat Flores yang tidak meninggalkannya dengan membantu mencari akses tersebut yang hingga akhirnya mendatangkan Kementerian Sosial (Kemensos), berkomunikasi melalui telepon dengan KPAI serta Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA).

"Sesudah sebulan mengasuh anak-anak ini, kami sangat bersyukur, ada bantuan beras 15 liter, minyak goreng, sarden kaleng, beberapa baju buat ketiga anak, sepatu buat anak yang besar, buku, peralatan sekolah dan peralatan mandi dari Kemensos," kata Jasra.

3. KPAI dorong keluarga yang ingin mengasuh anak

Haru, Anggota TNI Asuh 3 Anak yang Orang Tuanya Meninggal karena COVIDIlustrasi Keluarga (IDN Times/Mardya Shakti)

KPAI sedang menyerap informasi untuk menjangkau dan berkomunikasi dengan para orang tua yang mau mengasuh anak. Menurut Jasra, pandemik yang masih belum berakhir, akan membuat anak-anak terlantar akan bertambah.

"Karena dari 100 ribu kematian karena COVID-19, tentu akan banyak anak yang kehilangan figur atau aktor pengasuh utamanya, tidak hanya orang tua yang meninggal, bisa juga yang mengasuh single parent, paman atau bibi, kakek atau nenek, atau keluarga tidak sedarah, bisa juga kakak dan adik, atau sesama keluarga perantauan seperti ketiga anak ini," ucap Jasra.

Oleh karena itu, Jasra mengatakan Negara memanggil keluarga-keluarga yang mau jadi relawan pengasuhan, karena Negara belum memiliki daftar calon orang tua asuh sebagaimana yang diwajibkan dalam Peraturan Pemerintah (PP) 44 tahun 2017.

"Kami mendukung dan mendorong lebih banyak lagi orang tua yang mau mengasuh anak anak. Kita perlu bergandengan tangan secara cepat menyelamatkan anak-anak ini," ujar Jasra.

Baca Juga: Ada Anak Yatim Piatu Akibat COVID-19, Lapor KemenPPPA di No Kontak Ini

Topik:

  • Dwifantya Aquina

Berita Terkini Lainnya