Hujan Meteor di Puncak Merapi Berdampak Cuaca? Begini Kata BMKG

Hujan meteor merupakan fenomena biasa

Jakarta, IDN Times - Fenomena kilatan cahaya hijau yang muncul di kawah Gunung Merapi baru-baru ini, menurut Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) merupakan aktivitas hujan meteor.

Hal ini pun dibenarkan Kepala Pusat Informasi Perubahan Iklim Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Dodo Gunawan, yang menurut dia hujan meteor memang sesekali terjadi di Indonesia.

"Sesekali ada, walaupun kejadian waktu dan tempatnya sangat acak, tidak ada pola dari sisi waktu dan lokasi," ujar Dodo kepada IDN Times, Senin (31/5/2021).

Fenomena ini ramai menjadi perbincangan publik setelah muncul foto kilatan cahaya di puncak Merapi, yang diunggah akun Instagram @Gunarto_Song. Fenomena itu juga dikonfirmasi melalui pantauan CCTV Merapi dan Pos Kalitengah Kidul.

Baca Juga: Heboh Foto Meteor Jatuh di Puncak Gunung Merapi

1. Tidak berdampak pada cuaca

Hujan Meteor di Puncak Merapi Berdampak Cuaca? Begini Kata BMKGIlustrasi meteorit jatuh. (IDN Times/Sukma Shakti)

Cahaya hijau yang diduga hujan meteor tersebut, menurut Dodo, tidak akan memengaruhi cuaca. Lain halnya jika sampai batu meteor tersebut jatuh, akan berdampak kerusakan.

"Kecuali ada sampai batu meteor yang jatuh, berdampak pada kerusakan, tidak ada dampak terhadap proses cuaca," ujar dia.

2. Fenomena ini terjadi karena banyak benda angkasa masuk ke bumi

Hujan Meteor di Puncak Merapi Berdampak Cuaca? Begini Kata BMKGIlustrasi meteorit jatuh. (IDN Times/Sukma Shakti)

Dodo mengatakan hujan meteor terjadi karena adanya benda ruang angkasa, yaitu meteor yang memasuki atmosfer bumi.

Meteor yang jatuh ini melewati permukaan bumi dalam jumlah banyak, sehingga dapat dilihat manusia seperti turun hujan.

3. Merupakan fenomena astronomi yang biasa terjadi

Hujan Meteor di Puncak Merapi Berdampak Cuaca? Begini Kata BMKGBatu meteor yang jatuh di salah satu rumah warga di Lampung Tengah (IDN Times/Istimewa)

Jatuhnya meteor ke bumi adalah peristiwa astronomi yang biasa terjadi. Peneliti LAPAN Andi Pangerang menyebutkan fenomena kilatan cahaya kehijauan di Merapi juga tidak ada hubungannya dengan gerhana bulan total maupun aktivitas Merapi.

Andi menjelaskan, berdasarkan data International Meteor Organization (IMO) pada Mei 2021, setidaknya terdapat dua hujan meteor yang sedang aktif ketika cahaya tersebut diabadikan kamera pada Kamis, 27 Mei 2021, yaitu hujan meteor Eta Aquarid yang aktif pada 19 April sampai 28 Mei 2021, dan hujan meteor Arietid pada 14 Mei sampai 24 Juni 2021.

Baca Juga: Viral Kilatan Cahaya Hijau di Dekat Merapi, LAPAN: Hujan Meteor 

Topik:

  • Rochmanudin

Berita Terkini Lainnya