Isoman Anak Positif COVID-19, Epidemiolog: Perlu Pendampingan 

Tidak boleh sendiri

Jakarta, IDN Times - Epidemiolog Griffith University, Dicky Budiman, tidak menganjurkan anak-anak utamanya usia di bawah 17 tahun melakukan isolasi mandiri (Isoman) sendiri pada tempat yang disediakan pemerintah. Hal itu karena menurutnya akan berdampak pada psikologis anak.

"Saya tidak menganjurkan adanya sentralisasi isolasi anak-anak di bawah 17 tahun. Meskipun didukung dengan anak-anak yang lain, itu bukan ide yang bagus dan cenderung akan menimbulkan masalah psikologi dan lainnya pada anak," ujar Dicky kepada IDN Times, Senin (19/7/2021).

Baca Juga: COVID-19 Bikin Orang Enggan Kerja Lagi dari Kantor

1. Pemerintah perlu sediakan tempat untuk anak dengan pendamping

Isoman Anak Positif COVID-19, Epidemiolog: Perlu Pendampingan Ilustrasi anak-anak (IDN Times/Besse Fadhilah)

Dicky mengatakan perlu ada tempat yang disediakan pemerintah untuk anak yang perlu melakukan isoman jika tidak memungkinkan menjalankan isoman di rumah dengan catatan ada yang mendampingi.

"Mungkin di rumahnya ada kakek, nenek. Dalam konteksi itu bisa ada yang tersentral tapi gak boleh anak sendiri. Gak boleh," ujar Dicky.

2. Dampingan orang dengan risiko kecil

Isoman Anak Positif COVID-19, Epidemiolog: Perlu Pendampingan Ilustrasi anak-anak (IDN Times/Ayu Afria)

Anak-anak yang terkonfirmasi positif COVID-19 dan membutuhkan isoman menurut Dicky harus didampingi oleh orang tua atau orang dengan risiko kecil terpapar COVID-19, dan sebagai bentuk literasi Dicky juga menyampaikan agar pemerintah dan pihak lainnya tak menyarankan orang tua dengan risiko tinggi untuk menemani anaknya.

"Kalau orang tua masuk ke dalam kategori risiko tinggi ya jangan menemani anaknya. Mungkin kakaknya atau orang dewasa dari keluarga terdekat yang memiliki kemampuan menemani dengan risiko kecil," kata Dicky.

3. Mencukupi nutrisi dan cairan anak

Isoman Anak Positif COVID-19, Epidemiolog: Perlu Pendampingan ilustrasi minum vitamin dan cairan ion (IDN Times/Mardya Shakti)

Perawatan anak dengan positif COVID-19 menurut Dicky secara mayoritas tidak memerlukan obat khusus, karena umumnya anak-anak bergejalan ringan atau bahkan tidak bergejala.

"Harusnya 90 persen pasien anak itu bisa kita tangani secara isolasi karantina dengan nutrisi, cairan cukup dan obat suportif saja yang aman dan sesuai untuk anak itu. Itu yang bisa dan harus kita lakukan untuk mendukung mereka," kata Dicky. 

Baca Juga: Lindungi Diri dan Keluarga dari COVID-19, Terapkan 6 Hal Penting Ini

Topik:

  • Dwi Agustiar

Berita Terkini Lainnya