[UPDATE] Kasus COVID-19 Bertambah 13.668, Jabar Lampaui DKI Jakarta

Total kasus di Indonesia capai 2 juta orang

Jakarta, IDN Times - Satgas Penanganan COVID-19 melaporkan penambahan kasus baru yang terkonfirmasi positif terpapar virus corona sebanyak 13.668 orang per hari ini, Selasa (22/6/2021). Dengan penambahan ini, total jumlah orang yang terpapar COVID-19 di Tanah Air mencapai 2.018.113 kasus.

Penambahan kasus COVID-19 di Jawa Barat hari ini menjadi yang teratas melampaui DKI Jakarta dengan 3.432 kasus kemudian disusul DKI Jakarta 3.221 kasus, Jawa Tengah 2.439 kasus, Jawa Timur 746 kasus dan DI Yogyakarta 675 kasus.

Baca Juga: [LINIMASA-7] Perkembangan Terkini Pandemik COVID-19 di Indonesia

1. Sebanyak 335 orang meninggal akibat COVID-19

[UPDATE] Kasus COVID-19 Bertambah 13.668, Jabar Lampaui DKI JakartaIlustrasi vaksinasi (IDN Times/Herka Yanis).

Satgas COVID-19 juga melaporkan, sebanyak 335 orang meninggal dunia akibat virus corona dalam satu hari terakhir. Total jumlah orang yang meninggal dunia karena corona menjadi 55.291 kasus.

Provinsi yang memiliki kasus kematian terbanyak hari ini yaitu Jawa Tengah 71 kasus disusul Jawa Barat 69 kasus, DKI Jakarta 59 kasus, Jawa Timur 41 kasus dan Kalimantan Barat 16 kasus. 

2. Tercatat 8.375 orang berhasil sembuh dari COVID-19 hari ini

[UPDATE] Kasus COVID-19 Bertambah 13.668, Jabar Lampaui DKI JakartaPasien yang sembuh dari virus corona (ANTARA FOTO/Humas Kementerian Kesehatan)

Kendati jumlah positif bertambah, Satgas COVID-19 melaporkan jumlah pasien yang berhasil sembuh juga bertambah 8.375 orang dalam 24 jam terakhir. Maka, total kesembuhan sudah 1.810.136 orang.

DKI Jakarta mencatat kasus kesembuhan paling banyak hari ini yaitu 3.802 kasus. Selanjutnya disusul Jawa Tengah 1.670 kasus, Jawa Barat 994 kasus, Jawa Timur 383 kasus, dan Riau 360 kasus. 

Baca Juga: Epidemiolog: Penyebab Utama Lonjakan Kasus COVID-19 Bukan Varian Baru

3. Terbukti, COVID-19 bisa menyebar melalui udara

[UPDATE] Kasus COVID-19 Bertambah 13.668, Jabar Lampaui DKI JakartaSeorang warga yang tidak mengenakan masker melintas, di depan mural yang berisi pesan waspada penyebaran virus corona (ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat)

Kepala Lembaga Biologi Molekuler Eijkman Prof Amin Soebandrio mengungkapkan, virus COVID-19 dapat menyebar melalui udara dan hal ini bukan suatu temuan baru. Bahkan, Amin sudah mencurigai hal ini sejak awal kemunculan COVID-19.

"Jika ada droplet kemudian ada aliran udara yang cukup kuat (virus COVID-19), bisa terbawa angin dan terbang karena volumenya jadi lebih kecil, relatif ringan karena kadar airnya berkurang," ujarnya saat dihubungi IDN Times, Selasa 7 Juli 2020.

Amin menerangkan, virus COVID-19 bisa keluar bersama droplet (cairan) yang dihasilkan ketika bersin atau batuk. Droplet yang menempel pada benda-benda yang tersentuh orang lain bisa menularkan virus-virus tersebut.

Namun, sebagian virus menyebar lewat udara (airborne) saat droplet berubah menjadi partikel yang lebih kecil dan mudah menyebar di udara.

"Sebagian besar memang menular melalui droplet, tapi dalam situasi tertentu bisa. Seperti di rumah sakit saat dilakukan prosedur pemasangan ventilator, pengisapan lendir, atau terapi nebulizer," jelasnya.

Bahkan menurut Amin, sudah ada bukti dari pengamatan bahwa virus COVID-19 menular melalui airborne. Dia mencontohkan kasus di suatu restoran yang tertutup, misal pengunjung di meja yang bersin maka virus bisa saja satu ruangan kena.

"Ini juga bisa terjadi di ruang kerja, di perkantoran dengan AC split serta tertutup maka droplet bisa terembus udara dan hanya berputar satu ruangan," imbuhnya.

Baca Juga: Oded: Bandung Tak akan Terapkan Lockdown Meski Kasus COVID Tinggi 

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya