Virus Corona Melanda, Jastip Barang Singapura di Batam Masih Bertahan

Harus ada partner di Singapura

Batam, IDN Times - Penemuan virus corona varian baru B1525 di Kota Batam, Kepulauan Riau (Kepri), ternyata tidak menghalangi para pelaku usaha jasa titip (jastip) barang-barang dari Singapura untuk tetap membuka jasanya. 

Namun, salah satu pemilik jasa titip pribadi barang-barang Singapura di Batam, Indah Grasella, mengaku sempat menutup bisnis jastipnya saat virus COVID-19 melanda.

"Sebelum COVID-19 emang buka jastip, pas ada COVID-19 berhenti. Tapi baru-baru ini buka lagi jastipnya," ujar Indah kepada IDN Times, Selasa (20/4/2021).

Lantas, bagaimana para pelaku usaha jasa titip tetap membuka jasanya, padahal  Singapura masih belum bisa dikunjungi secara normal?

Baca Juga: Jastip Jajanan, Penggerak Roda Ekonomi saat PSBB di Jakarta

1. Mengirim barang menggunakan kargo, tapi harus ada partner di Singapura

Virus Corona Melanda, Jastip Barang Singapura di Batam Masih BertahanIlustrasi Kapal Kargo (IDN Times/Sukma Shakti)

Pemilik jastip barang-barang dari Singapura, @titipamoi di Instagram, Anggia Silfia mengatakan, ia tetap menjalankan usaha jastip di era pandemik dengan cara mengirim barang menggunakan kargo. Namun untuk berbelanja pesanan pelanggan, kata dia, harus memiliki partner di Singapura.

"Harus ada partner di Singapura untuk settle orderan dan kirimin ke gudang kargo Singapura. Dia yang beli, packing, delivery. Sampai di Batam, aku yang pick-up di gudang kargo Batam," jelas Anggia.

Sama halnya dengan jasa titip milik Indah, ia juga memiliki partner di Singapura untuk jasa titipnya, yang merupakan saudaranya sendiri.

2. Pengeluaran lebih besar dibandingkan belanja langsung ke Singapura

Virus Corona Melanda, Jastip Barang Singapura di Batam Masih BertahanIlustrasi koper traveling (IDN Times/Dwi Agustiar)

Dibandingkan dengan langsung datang ke Singapura untuk berbelanja, jasa titip menggunakan kargo menurut Anggia mengeluarkan biaya yang lebih banyak.

"Kalau pakai kargo pengeluaran lebih banyak untuk di grab delivery sama kargonya. Sedangkan handcarry, belanja sendiri koper full 20 kg, pengeluaran cuma tiket pulang pergi (PP) sama makan satu kali," ujar Anggia.

Ia menjelaskan, biaya yang dikeluarkan untuk 1 kg kargo sebesar Rp60.000 - Rp80.000 dan harus merogoh kocek untuk biaya kargo sebanyak 20 kg, belum lagi ditambah dengan biaya pengantaran barang ke gudang kargo Singapura sebesar 20 dolar Singapura.

3. Selama pandemik pelanggan jastip berkurang

Virus Corona Melanda, Jastip Barang Singapura di Batam Masih BertahanIlustrasi Belanja E-commerce (IDN Times/Arief Rahmat)

Karena mahalnya biaya kargo, ujar Anggia, pelanggan jastipnya lebih sepi dibandingkan saat berbelanja langsung ke Singapura sebelum COVID-19.

Namun, masih ada beberapa pelanggan yang sering memilih belanja menggunakan jastip seperti Elli Ferayanti.

"Masih sering belanja lewat jastip dari sebelum COVID-19 juga, soalnya gak ada waktu karena gak sempat. Kebetulan juga karena diskon," ujar Elli.

Tidak jauh berbeda dengan Elli, pelanggan jastip lainnya, Ellyza Aurelia, juga masih menggunakan jastip Singapura, karena menurutnya harga barangnya lebih murah.

"Aku nyari jastip biar lebih mudah terus minta tolong buat beliin. Walaupun beberapa sih ada di sini, cuma harganya lebih murah di sana," kata Ellyza.

Baca Juga: 6 Produk Impor yang Dulu Harus Jastip, Kini Sudah Ada di Jakarta

Topik:

  • Sunariyah

Berita Terkini Lainnya