IMS 2020: Berawal dari Teori, Andrey  Sukses Buat Tempat Bercakap

Di #IMS2020, Andre berkisah tentang sejarah Tempat Bercakap

Jakarta, IDN Times - Setiap orang punya alasan tersendiri dalam membuat karya, ada yang hanya sekedar untuk memuaskan diri, ada juga yang menjadikan karyanya sebagai mata pencaharian.

Founder Tempat Bercakap, Andrey Banyudoyo, yang berlatar belakang asisten profesor di Universitas Indonesia mengungkapkan, mendapatkan ide membuat karya berawal dari teori, dengan hanya sekedar mencari cara bagaimana menyampaikan teori yang asyik dan tidak membosankan, yaitu melalui open voice over. Tak disangka, konten yang dibuat Andre ternyata menarik para netizen, sehingga membuat kontennya melonjak naik.

"Berawal dari bisa gak ya saya bawa teori ini dalam pengajaran yang asyik, misalnya teori korupsi dan teori perselingkuhan, ternyata bisa dan saya open voice over hingga mendapat 1.000 email, dan itu menjadi tugas saya untuk menjelaskan," ujar Andre saat menjadi pembicara di Indonesia Milennial Summit 2020 by IDN Times, Sabtu (17/01) di Tribrata, Darmawangsa, Jakarta Selatan.

Tempat bercakap pada awalnya tidak menerapkan iklan pada kontennya, yang merupakan salah satu sumber penghasilan kebanyakan konten digital, namun dikarenakan sempat diterpa masalah, Andre khawatir Tempat Bercakap akan mati.

"Saya punya idealis, saya janji tidak akan memiliki iklan sama sekali. Namun, saya mengalami keterpurukan di mana saya harus menjual laptop, handphone, dan drone saya pada saat itu. Saya juga berpikir bahwa karya ini akan mati jika saya tidak menghasilkan sesuatu dari sini," ujar Andre.

Oleh karena itu, Tempat Bercakap mencoba untuk melakukan iklan soft selling, yang membuat perubahan dari niatan awal tidak mencari penghasilan dari karyanya sekarang menjadi sumber pencaharian.

"Mau gak mau saya bergabung dengan satu perusahaan dan saya baru mengerti bahwa harus perlu mencari uang dalam sebuah karya ini, melihat peluang sekecil apa pun, menggunakan iklan soft selling, tetapi saya tetap membatasi iklan ini mau sejauh mana," ujar Andre.

IDN Times menggelar Indonesia Millennial Summit 2020. Acara dengan tema "Shaping Indonesia's Future" ini berlangsung pada 17-18 Januari 2020 di The Tribrata, Dharmawangsa, Jakarta.

IMS 2020 menghadirkan lebih dari 60 pembicara kompeten di berbagai bidang, dari politik, ekonomi, bisnis, olahraga, budaya, lintas agama, sosial, lingkungan sampai kepemimpinan millennial.

Ajang millennial terbesar di Tanah Air ini dihadiri oleh lebih dari 5.000 pemimpin millennial. Dalam IMS 2020, IDN Times  juga meluncurkan Indonesia Millennial Report 2020 yang melibatkan 5.500 responden di 11 kota di Indonesia. Survei yang dilakukan oleh IDN Research Institute bersama Nielsen bertujuan untuk memahami perilaku sekaligus menepis mitos stereotip di kalangan millennial.

Simak hasilnya di IMS 2020 dan ikuti perkembangannya di IDN Times.

https://www.youtube.com/embed/H0RkJDNJasA

Baca Juga: IMS 2020: Ini Alasan Muklay Setia Menggeluti Bidang Seni

Topik:

  • Sunariyah

Berita Terkini Lainnya