5 Fakta Film Sang Pemula: Mengisahkan Bapak Pers Nasional Tirto Adhi 

Tirto Adhi Soerjo merupakan pahlawan Indonesia

Jakarta, IDN Times – Dalam rangka memperingati Hari Pahlawan 10 November 2022, Yayasan Priatman Untuk Negeri merilis film pendek berjudul Sang Pemula. Film ini mengisahkan tentang pahlawan Indonesia bernama Tirto Adhi Soerjo, yang juga merupakan Bapak Pers Nasional.

Pada era penjajahan, Tirto memperjuangkan suara-suara rakyat kecil dan berkorban agar seluruh masyarakat Indonesia bisa bebas mengeluarkan aspirasinya. Semasa hidupnya, Tirto terus berupaya menyuarakan hak-hak rakyat yang pada saat itu terus ditekan oleh penjajah.

“Saya merasa terpanggil untuk membuat apresiasi kepada Tirto dari segi visual, karena bukunya sudah ada tapi visualnya belum ada," kata Ketua Pembina Yayasan Priatman Untuk Negeri, Mirza Whibowo Soenarto, di Ecology Kemang, Jakarta Selatan, Rabu (9/11/2022).

Berikut kami sajikan 5 fakta seputar film Sang Pemula.

1. Pemain dan sutradara film

5 Fakta Film Sang Pemula: Mengisahkan Bapak Pers Nasional Tirto Adhi Tangkapan layar film pendek Sang Pemula (YouTube/Priatman Untuk Negeri)

Film pendek berdurasi 12 menit ini digarap oleh dua sineas muda, yaitu Surya Penny dan Senry Alvin yang tergabung dalam grup Juyama.

Film ini dibintangi oleh aktor Muhammad Abe yang memerankan tokoh Tirto, serta aktris Ardina Rasti yang berperan sebagai Rana. Adapun Rana merupakan seorang dosen jurnalistik yang tertarik dengan isu-isu sejarah di masa lalu.

“Film ini sangat menarik dan wajib disaksikan oleh seluruh masyarakat Indonesia. Di samping kisah inspiratif dari Tirto Adhi Soerjo, film ini juga memiliki pesan moral yang mendalam, di mana ada perjuangan dan pengorbanan sosok pahlawan yang membuat dunia jurnalistik dan pers bisa seperti sekarang ini,” kata Juyama, Sutradara film pendek Sang Pemula.

Baca Juga: Mengenang Ghafur Akbar Dharmaputra: Pahlawan Indonesia di Ukraina

2. Sinopsis singkat seputar film Sang Pemula

5 Fakta Film Sang Pemula: Mengisahkan Bapak Pers Nasional Tirto Adhi Tangkapan layar film Sang Pemula (YouTube/Priatman Untuk Negeri)

Film ini mengambil dua latar waktu yang berbeda. Semuanya dimulai dari Rana yang sibuk dengan tumpukan kertasnya pada era sekarang. Setelah itu, Rana seolah kembali ke masa lampau dan melihat bagaimana Tirto berjuang melawan penjajah Belanda dengan fakta yang tersaji di atas kertas.

Perjuangan Tirto mendapat perlawanan. Dia pun akhirnya diciduk dan diasingkan. Dalam pengasingan, terlihat Rana dan Tirto yang seolah berdialog. Mereka saling berdebat apakah pengasingan yang diterima Tirto setara dengan perjuangannya.

Ada satu penggalan kalimat menarik yang diucapkan Tirto dalam film ini, yaitu “walaupun jasad mati, tapi tulisan abadi.”

3. Tantangan membuat film

5 Fakta Film Sang Pemula: Mengisahkan Bapak Pers Nasional Tirto Adhi Konferensi pers film Sang Pemula (IDN Times/Vanny El Rahman)

Tantangan utama dalam membuat film ini adalah literasi yang terbatas. Satu-satunya sumber utama untuk mengenali karakter Tirto adalah buku Pramoedya Ananta Toer yang berjudul Sang Pemula.

“Jujur tantangannya adalah keterbatasan bahan, karena sumbernya sangat terbatas,” kata Mirzha, yang juga cicit dari Tirto.

Muhammad Abe juga memiliki kesan serupa. Untuk mendapati karakter Tirto, dia harus mengobrak-abrik berbagai literatur sejarah.

“Saya baca-baca literatur, kemudian saya membayangkan gagasan Tirto lewat film ini. Jadi Tirto ini merupakan sosok yang mengubah perlawanan bukan lagi dengan senjata, tapi pena. Itulah gagasan yang ingin disampaikan kepada penonton,” kata Muhammad Abe.

4. Pesan yang ingin disampaikan

5 Fakta Film Sang Pemula: Mengisahkan Bapak Pers Nasional Tirto Adhi Konferensi pers film Sang Pemula (IDN Times/Vanny El Rahman)

Lebih lanjut, kata Mirzha, pesan yang ingin disampaikan melalui film ini adalah memperjuangkan kebenaran bukan sesuatu yang mudah. Jurnalisme telah terbukti sebagai senjata yang sangat ampuh dalam melahirkan perubahan, tapi sering kali pada era modern tidak digunakan sebagaimana mestinya.

Mirza juga ingin agar setiap orang yang hidup di zaman ini menekuni nilai-nilai yang dianut oleh Tirto.

“Tirto ini anak bupati. Seharusnya dia gak memperjuangkan hak-hak rakyat, karena secara materi sudah cukup. Tapi karena dia sekolah dan memilih memperjuangkan hak rakyat, inilah nilai yang mahal dan dia memilih jurnalisme. Itulah kenapa ada istilah pena yang tajam,” ungkap dia.

Melalui Sang Pemula, Juyama ingin masyarakat Indonesia sadar bahwa kebebasan berpendapat yang dinikmati hari ini bukan sesuatu yang ujug-ujug ada dari sananya. 

“Film ini juga memberikan wawasan baru kepada penonton bahwa kebebasan dalam menyuarakan pendapat tidak serta merta terjadi begitu saja, tapi karena ada tokoh yang mengorbankan nyawa di dalamnya,” papar dia.

Baca Juga: Sekolah yang Didirikan oleh Pahlawan Nasional, Ada yang Masih Berdiri

5. Makin ramai dengan single yang dinyanyikan oleh Once Mekel

https://www.youtube.com/embed/4IHS_3OVKM4

Selain peluncuran film pendek, Mirza Whibowo Soenarto juga meluncurkan single yang berjudul Sang Pemula. Lagu ini dinyanyikan oleh musisi Once Mekel.

“Sebuah kehormatan dan kebanggaan bagi saya pribadi atas kesempatan untuk mengerjakan proyek single Sang Pemula bersama Andre Dinuth. Lagu ciptaan Mas Mirza ini sangat unik, memiliki makna yang dalam menafsirkan pengorbanan Tirto Adhi Soerjo,” tutur Once Mekel.

Film pendek Sang Pemula dirilis perdana secara serentak pada 10 November di channel YouTube Priatman Untuk Negeri. Sementara, single Sang Pemula dapat dinikmati di Digital Streaming Platform MW Records Indonesia (Joox, Spotify, Resso dan platform lainnya).

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya