5 Makna Jihad Menurut Santri, Gak Ada Satupun Diartikan Perang

#SantriZamanNow harus berani menyebarkan makna jihad sebenarnya

Jakarta, IDN Times - Makna jihad kerap disalahpahami berjuang hanya di medan perang, bahkan menggunakan kekerasan atau bom bunuh diri. Fenomena tersebut menyusul serangkaian aksi teror yang menggunakan embel-embel agama Islam yang dibalut teriakan takbir. Sehingga, makna jihad menjadi tabu dan seolah tidak bisa disampaikan di ruang publik.

Padahal, kata jihad berasal dari bahasa Arab, yang artinya usaha atau mengeluarkan segala kekuatan dengan sungguh-sungguh. Sedangkan, Ibnu Taimiyah mengartikan jihad sebagai usaha untuk menghasilkan sesuatu yang diridai Allah SWT. Karenanya, makna jihad tidak bisa diartikan sebatas perang, apalagi berbuat kekerasan.

IDN Times mencoba menggali pemahaman jihad dari para santri melalui wawancara hari ini, Kamis (24/5). Alhasil, tidak ada satu pun dari lima santri yang diwawancarai memaknai jihad sebagai perang atau berbuat kerusakan. Ingin tahukan bagaimana santri memaknai jihad? Yuk baca selengkapnya di sini.

1. Jihad adalah usaha menampilkan wajah Islam yang rahmatan lil ‘alamin

5 Makna Jihad Menurut Santri, Gak Ada Satupun Diartikan PerangInstagram.com/@Surabaya

Iqbal Firdaus, santriwan di Pondok Pesantren Luhur Sabilussalam Tangerang Selatan, Banten, memaknai jihad sebagai usaha yang harus dilakukan oleh setiap umat Muslim, untuk menunjukkan bahwa Islam adalah agama yang damai.

“Jihad itu bukan bermakna perang kepada selain Muslim. Jihad sekarang lebih kepada usaha Muslim agar bagaimana menampilkan Islam yang rahmat lil alamin (petunjuk bagi alam semesta),” kata Iqbal.

2. Jihad adalah memerangi sisi negatif dalam diri masing-masing

5 Makna Jihad Menurut Santri, Gak Ada Satupun Diartikan Perangislamicboard.com

Menurut Khairunnisa Fahmiyanti, santriwati Pondok Pesantren Luhur Sabilussalam, jihad merupakan keinginan diri sendiri untuk melawan sisi negatif yang terpendam dalam diri masing-masing.

“Menurut saya, jihad itu memerangi sisi segi negatif kita untuk bagaimana caranya semaksimal mungkin ikhtiar dan doa ke arah yang lebih baik lagi,” kata dia.

Baca juga: Menristekdikti: 23 Persen Mahasiswa dan Pelajar Siap Berjihad

3. Belajar adalah bagian dari jihad

5 Makna Jihad Menurut Santri, Gak Ada Satupun Diartikan Perangbaikaja.com

Sebagai santri yang tengah menimba ilmu agama, Abdul Hayyi Al Ghifari juga memahami jihad sebagai belajar untuk mengharumkan nama bangsa.

“Jihad itu kan artinya berjuang. Itu gak selamanya berperang. Jihad ada macam-macamnya, kalau saya sebagai pelajar, jihad saya ya belajar dengan benar, supaya bisa membawa nama bangsa dan membahagiakan orangtua,” tutur Hayyi, yang merupakan santriwan Pondok Pesantren Ummul Quro Tangerang, Banten.

​4. Segala kegiatan untuk mencari rida Allah SWT adalah jihad

5 Makna Jihad Menurut Santri, Gak Ada Satupun Diartikan Perangaboutislam.net

Sementara menurut santriwati Mutiara Hanan Khairunnisa, segala pekerjaan yang dilakukan dengan sungguh-sungguh dan semata-semata mencari rida Allah SWT adalah jihad.

“Jihad itu suatu perjuangan usaha kerja keras untuk mencapai sesuatu yang kita inginkan, termasuk rida Allah SWT. Jadi belajar juga termasuk jihad, dong,” ujar santriwati Pondok Pesantren Ummul Quro Bogor itu.

5. Jihad harus kontekstual, perang hanya jihad di zaman Rasul

5 Makna Jihad Menurut Santri, Gak Ada Satupun Diartikan Perangmessage4muslims.org.uk

Hal sama juga disampaikan santriwan Ahmad Dzulkifli Rif’at. Menurut dia jihad harus dipahami secara kontekstual. Jihad dipahami sebagai perang, karena pada zaman Rasulullah peperangan adalah keharusan untuk membela harga diri dan tidak lepas dari watak keras masyarakat Arab.

“Islam itu agama yang menebar kasih sayang kepada semua umat manusia. Tapi mungkin dulu jihad di zaman Rasulullah itu menggunakan kekerasan dengan cara perang. Nah, ketika di Indonesia yang notabene terkesan ramah tamah, dan kasih sayang sesama, sangat tidak beralasan Islam itu mengajarkan jihad terorisme, zamannya sudah beda. Tempat kita hidup juga menentukan berjihad dengan cara apa. Di Indonesia, menurut saya pribadi jihad itu dengan cara pendidikan,” kata santriwan Pondok Pesantren Nur Medina Tangerang Selatan, Banten.

Baca juga: Pengacara: Aman Abdurrahman Minta Pengikutnya Berjihad di Suriah Bukan di Indonesia

 

Topik:

Berita Terkini Lainnya