7 Ilmuwan Muslim yang Lahir Saat Masjid Jadi Pusat Kegiatan Masyarakat

"Masjid harus jadi pusat peradaban," kata Azyumardi Azra

Jakarta, IDN Times - Guru Besar Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Azyumardi Azra, menyerukan agar umat Islam di berbagai daerah menghidupkan kembali kegiatan di masjid-masjid. Menurut dia, masjid jangan sekadar dijadikan sebagai tempat ibadah, tapi masjid juga harus menjadi pusat peradaban.

“Gerakan filantropi misalnya, harus lebih diarahkan untuk membangun masjid-masjid besar di berbagai kota. Tidak usah banyak membangun, tapi satu dua masjid di suatu kota agar ada masjid terpadu yang diarahkan bagi tumbuh kembang peradaban,” kata mantan Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta itu, sebagaimana dikutip dari ANTARA, Rabu 8 Juli 2020.

Azra turut mencontohkan kisah sukses sejumlah masjid dalam memberikan nilai tambah bagi inovasi teknologi. Misalnya, YPM Masjid Salman di Institut Teknologi Bandung (ITB) yang ikut terlibat menciptakan ventilator untuk penderita COVID-19, bekerja sama dengan Universitas Padjadjaran. Ada juga Masjid Jakarta Islamic Center (JIC) yang hadir dengan berbagai fasilitas terpadu. 

Seruan Azra untuk menghidupkan kembali masjid bukannya tidak berdasar. Sejarah panjang peradaban Islam membuktikan bahwa ilmuwan muslim, yang berhasil mengubah dunia, adalah mereka yang sering menghabiskan waktu di masjid.

Nah, bagi kalian yang penasaran, berikut IDN Times sajikan tujuh ilmuwan muslim yang inovasinya berhasil mengubah peradaban sebagaimana dilansir dari berbagai sumber. Siapa saja sih?

Baca Juga: Jusuf Kalla: Masjid Bukan Hanya Tempat Ibadah, Tapi Juga Pusat Ekonomi

1. Ibnu Sina

7 Ilmuwan Muslim yang Lahir Saat Masjid Jadi Pusat Kegiatan MasyarakatPinterst.com/huffpostmaghreb

Ibnu Sina adalah seorang filsuf yang terkenal di dunia medis. Ia bahkan dijuluki sebagai Bapak Kedokteran Modern. Ilmuwan yang lahir pada 980 Masehi ini juga dikenal dengan nama Avicenna di Eropa.

Dua karyanya yang paling berpengaruh adalah ensiklopedia filsafat Kitab al-Shifa’ (The Book of Healing) dan The Canon of Medicine. Keduanya kini dipakai sebagai standar ilmu medis di seluruh dunia. Di antara kontribusinya adalah penemu teori penularan virus TBC, serta sosok yang menaruh landasan bahwa sugesti atau kekuatan pikiran mampu mempengaruhi daya tahan tubuh.

2. Al-Zahrawi

7 Ilmuwan Muslim yang Lahir Saat Masjid Jadi Pusat Kegiatan Masyarakatilustrasi tenaga medis (IDN Times/Candra Irawan)

Seperti Ibnu Sina, Al-Zahrawi juga berkutat di bidang medis. Lelaki yang lahir pada 936 Masehi ini disebut sebagai Bapak Ilmu Bedah Modern. Ia berhasil mengenalkan catgut (benang) sebagai alat untuk menutup luka.

Selain itu, ia juga menyusun buku At-Tasrif liman Ajiza an at-Ta'lif yang menjadi rujukan dokter hingga sekarang. Di dalamnya, Al Zahrawi menuliskan hal-hal terkait dengan bedah, penyakit, dan temuan-temuannya berupa alat kedokteran.

3. Al-Khawarizmi

7 Ilmuwan Muslim yang Lahir Saat Masjid Jadi Pusat Kegiatan MasyarakatDok. IDN Media

Muhammad bin Musa Al-Khawarizmi adalah ahli matematika Islam yang dikenal sebagai penemu aljabar. Salah satu temuannya yang mengubah peradaban dunia adalah algoritma. Selain itu, ilmuwan asal Persia ini juga menemukan sistem penomoran. Al-Khawarizmi juga dikenal ahli di berbagai bidang, seperti astrologi dan astronomi.

Di antara karya tulisnya yang menjadi rujukan banyak ilmuwan dan sudah diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa adalah Al-kitab al-mukhtasar fi hisab al-jabr wa-l-muqabala berisi tentang definisi aljabar, kitab surat al-ard yang berisi tentang ilmu geografi dan planetarium, al-jam'a wa-l-tafriq bi-hisab al-hind yang berisikan mengenai aritmetika atau disebut pula dixit algorizmi, zij al-sindhind yang membahas mengenai astronomi dan beberapa karya lainnya.

4. Abbas Ibn Firnas

7 Ilmuwan Muslim yang Lahir Saat Masjid Jadi Pusat Kegiatan Masyarakatmuslimobsession.com

Selama ini kita mengenal Wright bersaudara sebagai penemu pesawat terbang sekaligus manusia pertama yang berhasil terbang. Padahal pada 9 Masehi, lelaki kelahiran 810 Masehi ini berhasil mendesain alat yang memiliki sayap, mirip seperti kostum burung.

Alat tersebut dibuat dengan perhitungan dan penelitian yang rumit. Pada waktu percobaannya, ia berhasil terbang cukup jauh hingga kemudian jatuh dan mematahkan tulang belakangnya. Ia kemudian menginspirasi ilmuwan barat untuk mengembangkan pesawat.

5. Ibn Al-Haytham

7 Ilmuwan Muslim yang Lahir Saat Masjid Jadi Pusat Kegiatan MasyarakatIlustrasi, seorang siswi di Aceh sedang menggunakan teleskop (Dok. Humas Kemenag Prrovinsi Aceh)

Al-Haytam lahir di Basrah, Irak pada 965 Masehi. Alumni Universitas Al-Azhar Mesir ini dikenal sebagai Bapak Optik Modern. Karyanya yang terkenal adalah Kitab al-Manazir (Book of Optics) yang hingga kini diakui sebagai rujukan ilmu optik.

Al-Haytham berhasil menjelaskan bagaimana cara kerja optik mata manusia dalam menangkap gambar secara detail. Ia juga memberikan kontribusi dengan melakukan penelitian terhadap lensa, cermin, dan dispersi cahaya. Pemikirannya inilah yang menjadi dasar bagi para sarjana Barat untuk menemukan teleskop.

6. Jabir Ibn Hayyan

7 Ilmuwan Muslim yang Lahir Saat Masjid Jadi Pusat Kegiatan Masyarakatilustrasi laboratorium (unair.ac.id)

Jabir Ibn Hayyan adalah seorang ahli kimia yang berasal dari Iran. lelaki yang lahir pada 721 Masehi ini dikenal karena berhasil melarutkan emas, dan menemukan asam kuat seperti asam sulfat, hidroklorik dan nitrat.

Untuk menetralisir “monster” yang ia ciptakan, yaitu asam, ia kemudian memproduksi alkali. Karya-karyanya yang berupa buku adalah Kitab Al-Kimya, Kitab Al-Sab’een, Kitab Al-Rahmah, dan lain-lain.

Sebagai lelaki berjuluk Bapak Kimia Modern, Ibn Hayyan berhasil mengubah persepsi bahwa kejadian alam yang sebelumnya bersifat acak, menjadi peristiwa yang bisa diprediksi dan dipelajari.

7. Ahmad Ibn Tulun

7 Ilmuwan Muslim yang Lahir Saat Masjid Jadi Pusat Kegiatan MasyarakatIDN Times/Debbie Sutrisno

Ia adalah orang pertama yang mencetuskan perawatan medis modern dan perawatan bagi mereka yang sakit jiwa, berupa Rumah Sakit Al-Fustat di Kairo, Mesir. Tulun yang saat itu menjabat sebagai Gubernur Mesir periode 868-905, menyediakan layanan kesehatan gratis untuk semua orang yang membutuhkannya.

Selain sebagai ilmuwan, dia juga dikenal sebagai pemimpin yang mengayomi masyarakatnya. Salah satu temuannya yang bermanfaat hingga hari ini adalah pemisahan ruangan bagi pasien dengan penyakit umum dan khusus. Lebih hebat lagi, rumah sakitnya memiliki perpustakaan dengan ratusan ribu buku.

Baca Juga: Cendikiawan Muslim: Merasa Tahu Agama adalah Permulaan Sifat Ekstrem

Topik:

  • Vanny El Rahman
  • Sunariyah

Berita Terkini Lainnya