8.840 Kematian Sepekan akibat COVID-19 di Indonesia, Terburuk di Dunia

Ironisnya, pemerintah justru mempertimbangkan relaksasi PPKM

Jakarta, IDN Times - Pandemik COVID-19 masih menjadi momok yang mengerikan bagi Indonesia. Dikutip dari laman Worldometer, negara kepulauan ini mencatat 8.840 kematian akibat virus corona dalam sepekan terakhir, menjadikannya sebagai negara dengan penambahan kasus kematian tertinggi di dunia.

Pada Jumat (23/7/2021), angka kematian bertambah 1.566 kasus, tercatat sebagai rekor kematian tertinggi selama pandemik COVID-19. Dengan demikian, virus corona telah merenggut 80.598 nyawa warga Indonesia.

Baca Juga: [BREAKING] Rekor Lagi! Kematian Akibat COVID-19 di RI Tembus 1.566 Kasus Hari Ini

1. AS masih peringkat pertama sebagai negara dengan akumulasi kematian COVID-19 tertinggi

8.840 Kematian Sepekan akibat COVID-19 di Indonesia, Terburuk di DuniaFoto hanya ilustrasi. (IDN Times/Aldila Muharma-Fiqih Damarjati)

Setelah Indonesia, Brasil menempati peringkat kedua sebagai negara dengan kasus kematian tertinggi dalam sepekan terakhir, yaitu 8.084 kasus. Disusul oleh Russia dengan 5.432 kasus, India dengan 3.430 kasus, dan Kolumbia 3.003 kasus.

Data secara umum menunjukkan bahwa Amerika Serikat (AS) masih menjadi negara dengan akumulasi angka mortalitas tertinggi sepanjang pandemik, yaitu 626.627 kasus.

2. Indonesia peringkat tiga sebagai negara dengan penambahan kasus pekanan terbanyak di dunia

8.840 Kematian Sepekan akibat COVID-19 di Indonesia, Terburuk di DuniaIlustrasi pandemik COVID-19. (ANTARA FOTO/M. Risyal Hidayat)

Indonesia juga tercatat sebagai tiga besar negara dengan penambahan kasus positif COVID-19 terbanyak dalam sepekan terakhir. Adapun rinciannya adalah sebagai berikut:

1.     Amerika Serikat: 323.547 kasus.
2.     Inggris Raya: 321.742 kasus.
3.     Indonesia: 305.536 kasus.
4.     India: 265.829 kasus.
5.     Brasil: 261.574 kasus.

Sejauh ini, total infeksi COVID-19 di Indonesia mencapai 3.082.410 kasus.

Baca Juga: Selain Indonesia, Ini 3 Negara dengan Kasus Harian COVID-19 Tertinggi

3. Testing dan tracing harus dioptimalkan sebagai konsekuensi relaksasi PPKM

8.840 Kematian Sepekan akibat COVID-19 di Indonesia, Terburuk di DuniaIlustrasi tenaga medis melakukan tes usap (swab test) terhadap warga saat tes usap massal di Kecamatan Mamajang, Makassar, Sulawesi Selatan, Sabtu (26/9/2020). ANTARA FOTO/Arnas Padda

Kendati tren penularan dan kematian masih tinggi, Presiden Republik Indonesia Joko “Jokowi” Widodo mengatakan bahwa pemerintah akan mempertimbangkan relaksasi PPKM pada 26 Juli 2021, sebuah keputusan yang dinilai terlalu dini dan berpotensi menjadikan PPKM selama dua pekan terakhir sia-sia.

Di sisi lain, Indonesia juga bermasalah dengan testing dan tracing. Oleh sebab itu, DPR mengimbau agar pemerintah meningkatkan angka testing sebagai konsekuensi relaksasi PPKM.  

"Ketika kita sedang menghadapi kondisi darurat seperti ini, jumlah testing dan tracing justru harus ditingkatkan berkali-kali lipat, bahkan kalau perlu hingga 1 juta testing per hari,” Wakil Ketua Komisi IX DPR dari Fraksi PDI Perjuangan, Charles Honoris.

"Penurunan jumlah testing dan tracing ini seharusnya tidak boleh terjadi dengan alasan apapun. Semakin banyak jumlah testing dan tracing, semakin riil juga data penularan dengan kondisi penularan sebenarnya di lapangan," tutup dia.

Baca Juga: [UPDATE] COVID Renggut 4,1 Juta Nyawa di Dunia, Penambahan RI Terparah

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya